Jelang Musim Kemarau, Ini Persiapan yang Dilakukan BPBD Trenggalek

BPBD Trenggalek berkoordinasi lintas instansi untuk mengantisipasi adanya potensi kekeringan di Bumi Menak Sopal

Tribun Jatim/Sofyan Arif
AIR BERSIH - Puluhan tandon air bersih bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur disimpan di Kantor BPBD Trenggalek, Jalan Kanjeng Jimat, Desa Rejowinangun, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). Tandon kapasitas 1.200 liter itu akan didistribusikan ke daerah terdampak kekeringan. 

SURYA.CO.ID, TRENGGALEK - Jelang musim kemarau yang diprediksi mencapai puncaknya Agustus 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek melakukan sejumlah persiapan.

BPBD Trenggalek berkoordinasi lintas instansi untuk mengantisipasi adanya potensi kekeringan di Bumi Menak Sopal.

Hingga saat ini, kondisi mata air di Kabupaten Trenggalek masih terjaga berkat adanya fenomena kemarau basah.

"Sebagaimana prakiraan BMKG memang sampai saat ini masih terjadi musim kemarau basah. Namun demikian pemerintah Kabupaten Trenggalek selalu koordinasi guna menganalisis ketersediaan air," ujar Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Triadi Atmono, Selasa (5/8/2025).

Baca juga: Cek Kesehatan Gratis Pelajar Bojonegoro, Sejumlah Siswa Terungkap Alami Gangguan Kesehatan Ini

BPBD Trenggalek sendiri secara intensif berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur dalam rangka mengantisipasi bencana kekeringan.

Hasil dari koordinasi tersebut BPBD Jawa Timur telah mengirimkan logistik 500 tandon air berkapasitas 1.200 liter yang akan didistribusikan ke desa-desa terdampak kekeringan.

Di samping itu, BPBD Trenggalek juga mengimbau dinas teknis terkait agar mengoptimalkan fungsi irigasi, khususnya yang menunjang kebutuhan para petani.

Pemkab Trenggalek sendiri juga telah membangun 60 sumur bor di sejumlah titik berdasarkan pemetaan daerah terdampak kekeringan tahun sebelumnya.

"Berdasarkan data tahun lalu, sekitar 72 desa di 14 kecamatan masuk kategori terdampak kekeringan, dengan wilayah Kecamatan Panggul tercatat paling parah karena jumlah desanya paling banyak," lanjutnya.

BPBD Trenggalek telah menyiagakan satu truk tangki air di wilayah Kecamatan Panggul mana kala sewaktu-waktu terdapat desa yang mengirimkan permintaan air bersih.

"Karena jaraknya yang cukup jauh, sekitar 2 jam perjalanan maka satu tangki kita siagakan di Kecamatan Panggul," jelasnya.

Meski begitu, Triadi berharap tidak ada permintaan distribusi air bersih, mengingat prakiraan BMKG juga menunjukkan musim kemarau tahun ini lebih pendek.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved