PKB Jatim Santai Tanggapi Hasil Survei Elektoral, Optimisi di Pemilu 2025 Raih Hasil Optimal

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan, terus optimistis Pemilu 2029 mendatang tetap akan meraih hasil optimal di Jawa Timur (Jatim). 

Dalam pandangan PKB, masih banyak waktu untuk mempersiapkan berbagai upaya guna pertarungan politik mendatang. 

Penegasan ini disampaikan Bendahara DPW PKB Jatim, Fauzan Fuadi, menanggapi hasil survei terbaru yang dirilis oleh The Republic Institute belum lama ini.

Dalam hasil survei itu, elektabilitas PKB didapati turun dan disalip oleh Partai Gerindra. 

Fauzan menyatakan, pertarungan ke depan masih panjang. 

"Hasil survei itu tentu menjadi cambuk bagi kader PKB di semua level, di Jatim, untuk tidak lengah dan santai-santai," kata Fauzan yang juga Ketua Fraksi PKB DPRD Jatim saat dikonfirmasi dari Surabaya, Selasa (29/7/2025). 

Meskipun demikian, Fauzan tak ambil pusing dengan temuan tersebut. Meski PKB yang kini berstatus jawara hasil Pemilu 2024 di DPRD Jawa Timur, didapati turun ke posisi kedua dalam survei The Republic Institute. Posisi kedua tersebut berada di atas PDIP, namun di bawah Gerindra. 

Politisi muda ini menegaskan, PKB saat ini tetap fokus untuk menunjukkan kinerja nyata di lapangan. 

Soal hasil survei, Fauzan menilai, hal tersebut hanya potret sesaat dan bukan murni penentu kemenangan. 

Fauzan mengaku percaya, bahwa kinerja yang baik akan turut mengerek partai. 

Sehingga, meskipun dalam hasil survei itu tertinggal, PKB menyatakan waktu masih panjang untuk pertarungan Pemilu mendatang. 

"Ya nanti kita kejar lagi, dan kita buktikan di lapangan. Waktunya masih panjang, semua masih bisa berbalik. Politik hari ini sulit ditebak," jelas Fauzan. 

Potret persaingan elektabilitas partai politik (parpol) di Jatim, menunjukkan tren dinamis. 

Meskipun Pemilu 2029 masih kurang 4 tahun lagi, namun pergerakan persaingan elektoral parpol di Jatim cukup menunjukkan persaingan yang ketat. 

Potret ini, sebelumnya tergambar dari hasil survei terbaru yang dirilis oleh lembaga The Republic Institute.