Perang Iran Israel
Perang Iran dan Israel Ternyata Bisa Pecah Lagi, Presiden Masoud Pezeshkian Siap Segala Kemungkinan
Perang antara Iran dan Israel yang kini mereda, ternyata ada kemungkinan pecah lagi. Presiden Iran Masoud Pezeshkian sudah siap.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Perang antara Iran dan Israel yang kini mereda, ternyata ada kemungkinan pecah lagi.
Untungnya, Presiden Iran Masoud Pezeshkian sudah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
Ia menegaskan bahwa negaranya siap menghadapi segala kemungkinan serangan baru dari Israel, termasuk kemungkinan pecahnya kembali perang.
Dalam wawancara eksklusif dengan Al Jazeera, Rabu (23/7/2025), Pezeshkian juga menyatakan bahwa Iran akan tetap melanjutkan program pengayaan uranium meskipun mendapat tekanan internasional.
Pernyataan keras ini disampaikan hanya beberapa pekan setelah berakhirnya konflik 12 hari antara Iran dan Israel, yang juga melibatkan serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran.
Baca juga: Perang Iran dan Israel Mereda, AS Kini Mau Cawe-cawe di Konflik Rusia-Ukraina: Kirim Banyak Senjata
Meski telah tercapai gencatan senjata pada 24 Juni lalu, Pezeshkian menegaskan, Iran tidak menaruh banyak harapan pada perdamaian yang langgeng.
"Kami tidak terlalu optimistis terhadap gencatan senjata ini. Karena itu, kami telah mempersiapkan diri untuk berbagai skenario, termasuk kemungkinan balasan. Israel telah menyakiti kami, dan kami juga telah membalas. Mereka menyerang dalam-dalam, tapi kami pun menghantam balik dengan keras," ujar Pezeshkian.
Ia juga mengungkap bahwa serangan Israel yang menewaskan tokoh-tokoh militer dan ilmuwan nuklir Iran bertujuan melumpuhkan struktur kepemimpinan negara.
“Namun mereka gagal total,” katanya.
Meski dihujani kritik dari Barat, Iran tetap berkomitmen melanjutkan program nuklirnya, yang diklaim hanya untuk tujuan damai.
“Kemampuan nuklir kami ada di pikiran para ilmuwan, bukan semata pada fasilitas. Jadi menghancurkan bangunan tidak menghilangkan ilmu itu,” tutur Pezeshkian.
Menanggapi pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mendesak Iran menghentikan pengembangan nuklir, Pezeshkian menegaskan bahwa Iran memang menolak senjata nuklir.
“Kami tolak senjata nuklir dari sudut pandang politik, agama, dan kemanusiaan. Kami tetap menjunjung diplomasi, dan setiap perundingan harus berdasarkan logika saling menguntungkan.
Kami tidak akan tunduk pada ancaman,” tegasnya.
Sikap ini juga ditegaskan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dalam wawancara dengan Fox News.
Menurutnya, Iran siap berdialog asal sanksi dicabut dan dunia mengakui bahwa program nuklir Teheran murni untuk tujuan damai.
Baca juga: Usai Reda Perang Rudal dengan Iran, Israel Kini Panik Digoyang Serangan Siber, Data Ini Bocor
AS Kini Mau Cawe-cawe di Konflik Rusia-Ukraina
Sementara itu, setelah perang Iran dan Israel mereda, Amerika Serikat kini sudah siap-siap untuk cawe-cawe di konflik Rusia dan Ukraina.
AS bahkan berencana mengirimkan banyak senjata untuk Ukraina.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa negaranya akan kembali mengirimkan bantuan senjata ke Ukraina.
Langkah ini diumumkan hanya beberapa hari setelah Washington sempat menghentikan sebagian pengiriman persenjataan ke negara tersebut.
"Kita perlu mengirim lebih banyak senjata, terutama yang bersifat pertahanan," ujar Trump saat memberikan keterangan kepada wartawan di Gedung Putih pada Senin (7/7/2025), seperti dikutip dari Kompas.com.
Trump menilai Ukraina tengah menghadapi situasi yang sangat sulit, terutama akibat serangan intensif dari militer Rusia.
“Mereka benar-benar dalam tekanan hebat,” tambahnya, seperti dilaporkan AFP pada Selasa (8/7/2025).
Ia juga menyatakan ketidaksenangannya terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Diketahui, Rusia telah melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina sejak tahun 2022.
Hingga saat ini, Presiden Putin belum menunjukkan itikad untuk mengakhiri konflik tersebut, meskipun tekanan dari berbagai pihak, termasuk dari Trump sendiri, terus menguat.
Ukraina saat ini berada dalam kondisi genting setelah mengalami serangan udara besar-besaran berupa rudal dan drone, yang disebut-sebut sebagai salah satu yang paling dahsyat sejak awal perang tiga tahun lalu.
Di tengah gempuran itu, keputusan Amerika Serikat untuk menangguhkan pengiriman amunisi sempat menimbulkan kekhawatiran tersendiri di Kyiv.
Tanpa dukungan logistik militer dari sekutu utamanya, posisi Ukraina bisa semakin terjepit.
Sejak awal konflik, terutama di masa pemerintahan Presiden Joe Biden, Amerika Serikat telah mengucurkan bantuan militer lebih dari 65 miliar dolar AS kepada Ukraina.
Namun sejak Trump kembali menjabat pada Januari 2025, belum ada paket bantuan baru yang diumumkan secara resmi.
Trump sendiri selama ini dikenal cukup skeptis terhadap bantuan luar negeri, termasuk dukungan untuk Ukraina.
Namun, pernyataan terbarunya dinilai sebagai sinyal perubahan sikap, yang membuka peluang adanya dukungan militer lebih lanjut dari Washington ke Kyiv.
Gencatan Senjata Iran dan Israel
Gencatan senjata antara Iran dan Israel yang diumumkan oleh Amerika Serikat (AS) sempat jadi sorotan dunia.
Ada beberapa skenario yang diprediksi bakal terjadi menyusul gencatan senjata ini.
Salah satunya keputusan ini bakal berimbas ke Rusia.
Khususnya invasi Rusia ke Ukraina, yang beberapa saat teralihkan gara-gara perang Israel-Iran.
Diketahui, Gencatan senjata Israel-Iran diumumkan langsung oleh Presiden AS Donald Trump pada Senin (23/6/2025).
Kesepakatan itu pun memunculkan sederet pertanyaan baru, ke mana arah krisis ini bergerak selanjutnya.
Gencatan senjata Iran-Israel datang setelah serangkaian serangan udara yang dilancarkan Israel ke fasilitas nuklir Iran, serta serangan bom bunker-buster dari Amerika Serikat ke tiga lokasi utama, yakni Fordo, Natanz, dan Isfahan.
Namun, yang paling mengejutkan bukan hanya gencatan senjata itu sendiri, melainkan perubahan sikap AS yang tiba-tiba terhadap Iran.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Iran Siap Perang Lagi dengan Israel, Ogah Setop Program Nuklir".
| Usai Reda Perang Rudal dengan Iran, Israel Kini Panik 'Digoyang' Serangan Siber, Data Ini Bocor |
|
|---|
| Perang Iran dan Israel Mereda, AS Kini Mau Cawe-cawe di Konflik Rusia-Ukraina: Kirim Banyak Senjata |
|
|---|
| Berani Serang Israel Pakai Rudal di Tengah Perang dengan Iran, Inilah Profil Houthi di Yaman |
|
|---|
| Belum Kelar Perang dengan Iran, Israel Malah Kena Serangan Rudal Houthi, Balas Dendam Perang Gaza |
|
|---|
| AS Terlanjur Gembar-gembor Gencatan Senjata Iran-Israel, Apa Kabar Perang di Gaza? Ini Kata Hamas |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Perang-Iran-dan-Israel-Ternyata-Bisa-Pecah-Lagi-Presiden-Masoud-Pezeshkian-Siap-Segala-Kemungkinan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.