Surabaya Hebat
10 Fakta Menarik Kota Surabaya yang Jarang Diketahui : Lebih dari Sekadar Kota Pahlawan
Kota Surabaya dikenal luas sebagai Kota Pahlawan, namun di balik julukan itu, kota ini menyimpan segudang fakta unik yang jarang diketahui publik.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kota Surabaya dikenal luas sebagai Kota Pahlawan, namun di balik julukan itu, kota ini menyimpan segudang fakta unik yang jarang diketahui publik.
Dari sejarah trem listrik hingga museum santet, berikut adalah fakta-fakta menarik yang bisa memperkaya wawasanmu tentang ibu kota Jawa Timur.
1. Surabaya Pernah Punya Trem Listrik Sejak 1889
Jauh sebelum kota lain di Indonesia memiliki transportasi modern, Surabaya sudah mengoperasikan trem listrik yang melintasi pusat kota. Sayangnya, trem ini berhenti beroperasi pada tahun 1970-an.
Gambar tempo dulu menampilkan pengoperasian trem listrik masih terpajang di Museum Sepuluh November (Tugu Pahlawan Surabaya).
“Trem ini adalah membantu mobilisasi, tujuannya orang yang bekerja di utara bisa berplesir ke Tunjungan, baru pulang,” ujar Staff Pengelolaan Museum dan Gedung Seni Budaya Deka Yudhiawantiarsa kepada Tribun Jatim Network, Rabu (16/7/2025).
Dalam konteks sejarah, lanjut Deka, Kota Surabaya terbagi menjadi dua yakni "downtown" dan "uptown" yang mengacu pada pembagian wilayah berdasarkan orientasi sosial dan ekonomi pada masa lalu.
“Downtown” atau pusat kota merujuk pada kawasan kota lama (Stad van Soerabaja) yang dulunya dihuni oleh orang Eropa dan menjadi pusat kegiatan bisnis dan pemerintahan.
Sementara itu, "uptown" merujuk pada wilayah yang lebih baru dan berkembang di luar pusat kota, dan menjadi pusat kegiatan komersial yang lebih modern.
“Pemukiman elit para petinggi mulai mengarah ke selatan, jadi kerjanya di Surabaya kawasan kota lama, pulangnya ke selatan, belanjanya di Tunjungan. Karena (Tunjungan) itu adalah distrik belanjanya dan lebih proper untuk plesir karena di utara sudah jadi wilayah bisnis,” ucapnya.
2. Hotel Majapahit: Saksi Sejarah dan Hotel Tertua di Asia Tenggara
Dibangun pada tahun 1910, Hotel Majapahit dulunya bernama Oranje Hotel. Di sinilah peristiwa heroik terjadi saat pemuda Surabaya merobek bendera Belanda pada 10 November 1945.
Berada di Jalan Tunjungan, bangunan ini merupakan bentuk kemewahan hidup para kaum kolonial pada zamannya.
Tidak hanya menyimpan sejarah peristiwa heroik, hotel paling ikonik di Surabaya ini juga menarik perhatian tokoh dan selebriti dunia pada masa itu.
Salah satu tamu terkenal yakni seniman komik dunia Charlie Chaplin yang singgah di Hotel Majapahit, Kota Surabaya, sekitar tahun 1936. Kedatangan Charlie Chaplin kala itu disebut dalam rangka perjalanannya menyusuri beberapa kota di Hindia Belanda.
“Historinya dia menginap di kamar legendary suit nomor 47. Saat dia kemari, sempat ikut meresmikan extension hotel ini," ujar General Manager Hotel Majapahit Kahar Salamun.

Nama Charlie Chapline lantas diabadikan sebagai nama kamar no 47 pada gedung hotel bergaya art deco tersebut. Total terdapat sembilan kamar legendary suit yang masing-masing memiliki nama.
Pantauan di lokasi, terdapat tulisan Charlie Chaplin di pintu kamar sebagai tanda persinggahan sang tokoh dunia.
Kamar tersebut memiliki dua area yang terdiri ruang tidur dan ruang tamu. Ruang tamu dilengkapi dengan satu set sofa berwarna abu-abu dan meja kayu. Dinding ruangan kamar ini juga dihiasi dengan sejumlah foto Charlie Chaplin.
“Kami selalu menyeimbangkan fungsi dari sisi bisnis dan menularkan semangat sejarah. Mereka kadang baca buku sejarah saja, tapi di sini bisa sekaligus melihat sejarah Surabaya. Komitmen kami melestarikan cagar budaya ini dan menghargai sejarah,” ucap Kahar.
3. Surabaya Punya Museum Santet
Unik dan kontroversial, Museum Santet di Surabaya menyimpan koleksi benda-benda mistis dan cerita tentang praktik santet di Indonesia.
4. Kebun Binatang Surabaya: Terbesar di Asia Tenggara
Dibuka pada tahun 1916, Kebun Binatang Surabaya pernah menjadi kebun binatang dalam kota terbesar di Asia Tenggara. Meski sempat mengalami kontroversi, tempat ini tetap menjadi ikon wisata edukatif.
5. Taman Bungkul: Taman Kota Terbaik se-Asia
Pada tahun 2013, Taman Bungkul meraih penghargaan dari PBB sebagai taman kota terbaik di Asia. Fasilitasnya lengkap, mulai dari Wi-Fi gratis hingga area ramah disabilitas.
6. Surabaya Pernah Punya Sinagog Yahudi
Di Jalan Kayon No. 4–5, pernah berdiri satu-satunya sinagog Yahudi di Indonesia. Bangunan ini kini telah dirobohkan, namun jejak sejarahnya tetap menarik untuk ditelusuri.
7. Film Animasi “Battle of Surabaya” Mendunia
Karya anak muda Indonesia ini mengangkat kisah perjuangan 10 November dan sempat diulas oleh stasiun TV ABC Australia. Film ini menjadi bukti kreativitas warga Surabaya di kancah internasional.
8. Monumen Kapal Selam : Museum di Dalam Kapal Asli
Monkasel adalah kapal selam KRI Pasopati 410 yang kini dijadikan museum. Pengunjung bisa menjelajahi bagian dalam kapal dan merasakan atmosfer dunia militer laut.
9. Suramadu : Jembatan Terpanjang di Asia Tenggara
Jembatan Suramadu menghubungkan Surabaya dan Madura dengan panjang 5.438 meter. Jembatan ini menjadi simbol konektivitas dan kemajuan infrastruktur Indonesia.
10. Zangrandi : Es Krim Legendaris Sejak 1930
Didirikan oleh warga Italia, Zangrandi Ice Cream adalah tempat makan es krim tempo dulu yang masih eksis hingga kini. Rasanya klasik, suasananya nostalgik.
Kuliner es krim legendaris di Surabaya itu menghadirkan pilihan menu legendaris pula yakni Tutty Fruity.
Lokasinya berada di Jalan Yos Sudarso No 15 Embong Kaliasin, Kota Surabaya.
6 Tempat Oleh-Oleh Khas Surabaya Wajib Dikunjungi Wisatawan, Camilan Tradisional hingga Kue Kekinian |
![]() |
---|
Heritage Day 2025, Hotel Majapahit Surabaya Tawarkan Tur Sejarah hingga Spot Estetik Kota Pahlawan |
![]() |
---|
Sejarah Hotel Yamato di Surabaya: Dari Simbol Kolonialisme ke Monumen Nasionalisme |
![]() |
---|
Panduan Parkir di Jalan Tunjungan Surabaya: Lokasi, Biaya, dan Tips Hemat |
![]() |
---|
Tips dan Panduan Parkir di Jalan Tunjungan Surabaya, Lengkap Lokasi, Biaya, dan Tips Hemat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.