Perkedel Aneh Bikin Petugas Rutan Nganjuk Pusing, Ternyata Dibuat Dari Adonan 100 Butir Pil Koplo

Terbukti, seorang petugas yang mencicipi secuil perkedel mengalami mual dan pusing. Petugas itu tidak sengaja menelannya. 

Lapas Kelas IIB Nganjuk
PERKEDEL RASA KOPLO - Barang bukti perkedel bercampur pil koplo yang disita petugas Rutan Nganjuk. 

SURYA.CO.ID, NGANJUK - Rutan Kelas IIB Nganjuk jelas bukan tujuan wisata kuliner, namun saat  seorang pengunjung membawa 5 buah perkedel ukuran tidak biasa maka petugas pun mulai curiga.

Dan benar saja, ketika perkedel kiriman untuk salah satu warga binaan diteliti, petugas melongo. Ternyata perkedel aneh itu terbuat dari adonan yang dicampur 100 butir pil koplo.

Kepala Rutan Kelas IIB Nganjuk, Arief Budi Prasetya mengatakan, sebelumnya petugas telah mengendus hal tidak beres mengenai telur dadar yang dititipkan oleh keluarga binaan. 

Usai diterima warga binaan, telur dadar itu dijual kembali dengan harga mahal, Rp 50.000. Personel intelijen menengarai makanan itu telah disusupi benda terlarang. 

"Kami kerahkan personel untuk menelusurinya lebih lanjut. Namun tak berhasil. Tak ada pengunjung yang menitipkan makanan telur dadar," kata Arief kepada SURYA, Selasa (15/7/2025). 

Barulah Rabu (9/7/2025), ada seorang perempuan yang menitipkan sebungkus perkedel ke petugas. Anehnya, wanita itu langsung terburu-buru beranjak meninggalkan rutan. 

Ia hanya berpesan ke petugas bahwa 5 perkedel itu titipan suaminya yang berada di sel rutan.  "Gelagatnya mencurigakan. Petugas pemeriksaan lantas mencicipi perkedel itu. Rasanya jauh berbeda dari perkedel pada umumnya. Dominan pahit," ucapnya. 

Kemudian, lanjut Arief, petugas menyerahkan makanan itu kepada Kepala Staff Pengamanan Rutan.  Petugas pengamanan pun memanggil warga binaan yang dimaksud guna diinterogasi. 

Tetapi ia berkelit kalau perkedel yang dititipkan sang istri mengandung obat keras.  "Kami berkoordinasi dengan Satresnarkoba Polres Nganjuk. Polisi datang dan meminta keterangan yang bersangkutan. Ia akhirnya mengaku kalau perkedel itu mengandung pil double L," ucapnya. 

Ada 100 butir pil dobel L yang menyatu pada olahan perkedel.  Karena banyaknya jumlah pil, meski digoreng, efeknya masih terasa jika dikonsumsi dan jelas tidak sehat kalau dikonsumsi. 

Terbukti, seorang petugas yang mencicipi secuil perkedel mengalami mual dan pusing. Petugas itu tidak sengaja menelannya. 

Bahkan petugas sampai dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Untungnya ia lekas pulih. "Satresnarkoba membawa barang bukti perkedel dan akan dilakukan pengembangan," ungkapnya. 

Ia menyatakan, guna mengantisipasi kejadian serupa, pihaknya akan meniadakan penitipan barang makanan dari pengunjung. 

Di dalam rutan, ia memastikan seluruh warga binaan mendapat fasilitas makanan, mulai pagi sampai sore.  Tentu, makanan yang diberikan, kadar gizi dan kelayakannya sudah sesuai aturan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas). 

"Saat ini masih sosialisasi mengenai kebijakan itu. Peniadaan penitipan makanan akan dilangsungkan  Senin depan sampai waktu yang belum ditentukan," urainya.  Warga binaan yang mendapat perkedel itu pun masuk sel isolasi.  

Rutan Nganjuk berkomitmen penuh mendukung program pemerintah dalam upaya pemberantasan narkoba dan obat-obatan terlarang di masyarakat, khususnya di kawasan Rutan. 

"Selain itu, di sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) nanti kita rekomendasikan pencabutan hak bagi warga binaan itu. Seperti, pencabutan untuk dikunjungi dan berimbas pada remisinya di 17 Agustus nanti," tutupnya. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved