Berita Viral

Rekam Jejak Choirul Anam, Komisioner Kompolnas yang Pantau Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ikut memantau proses gelar perkara khusus terkait dengan dugaan ijazah palsu Joko Widodo.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Kompas.com Shela Octavia/istimewa
IJAZAH - (kiri) Komisioner Kompolnas Choirul Anam saat ditemui di Lobi Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (9/7/2025) (kanan) ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo 

SURYA.CO.ID - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ikut memantau proses gelar perkara khusus terkait dengan dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Rabu (9/7/2025).

Dia adalah Mohammad Choirul Anam.

Choirul Anam menyebut, dirinya dan Komisioner Kompolnas lainnya, Guhfron, tak hanya memantau, tetapi juga aktif bertanya mengenai proses penyelidikan yang telah berlangsung itu.

“Jadi, kalau mereka mengambil barang dari UGM misalnya, mengambil bukti dari UGM, (kami bertanya) mana berita acaranya, mana dokumentasinya dan sebagainya, termasuk juga mekanisme kerja di labfornya,” ujar Choirul Anam, saat ditemui di Lobi Bareskrim Polri, Jakarta, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com. 

Tak hanya itu, baik Kompolnas maupun lembaga pengawas lainnya juga sempat bertanya terkait dengan standar operasi prosedur (SOP) yang digunakan penyelidik.

Termasuk, soal perbedaan tata letak huruf dalam ijazah yang sempat dipermasalahkan oleh Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) selaku pelapor.

“Ada yang agak mepet dengan simbol UGM-nya, ada yang agak jauh gitu ya A-nya."

"Oh, itu ada penjelasannya. Dan dijelaskan dengan cukup baik, dijelaskan dengan bukti cukup baik, dan menurut kami penjelasan itu masuk akal,” kata Anam.

IJAZAH JOKOWI - Mantan Menseneg yang kini menjadi Menteri PMK Pratikno hampir membuat ijazah Jokowi ditunjukkan ke publik saat polemik tahun 2022.
IJAZAH JOKOWI - Mantan Menseneg yang kini menjadi Menteri PMK Pratikno hampir membuat ijazah Jokowi ditunjukkan ke publik saat polemik tahun 2022. (kolase tribunnews/istimewa)

Baca juga: Kebaikan Arya Daru Diplomat Muda yang Tewas Terlilit Lakban di Kos Terungkap, Ini Amalan Lain

Selain mendapatkan penjelasan dari para penyelidik, Anam mengatakan, sejumlah dokumentasi proses penyelidikan juga ditampilkan dalam gelar perkara khusus.

“Kami tidak hanya diberikan penjelasan informatif, tapi kami ditunjukkan buktinya, kami ditunjukkan bukti prosesnya, dokumentasi prosesnya, kami juga ditunjukkan alat yang digunakan, juga itu bisa kami terima,” lanjut dia.

Ia mengatakan, untuk saat ini, proses pendalaman dan permintaan keterangan dari para pihak sudah selesai.

Artinya, gelar perkara khusus ini akan segera ditarik kesimpulan oleh Biro Pengawas Penyidikan (Wassidik) Bareskrim Polri.

“Sebagai satu proses gelar, tadi sampai pendalaman sudah selesai, masing-masing peserta gelar juga memberikan pandangannya, tinggal memang saat ini ditarik kesimpulan, apa kesimpulannya,” kata Anam.

Berhubung proses pendalaman telah selesai, Kompolnas mewanti-wanti agar Wassidik tidak memakan waktu terlalu lama untuk mengumpulkan kesimpulan dari gelar perkara khusus ini.

Dalam gelar perkara khusus ini, sejumlah pihak dihadirkan untuk memberikan keterangan.

Mulai dari TPUA selaku pelapor, lalu pihak Jokowi selaku terlapor.

Jokowi tidak hadir langsung tapi diwakilkan oleh pengacaranya, salah satunya Yakup Hasibuan.

Sementara, dari TPUA ikut menghadiri sejumlah ahli digital forensik, yaitu Roy Suryo, Rismon Sianipar, Eggy Sudjana, dan Tifauzia Tyassuma.

Gelar perkara khusus ini juga dihadiri oleh perwakilan Komisi III DPR RI, Kompolnas, Ombudsman, dan pengawas internal Polri seperti Itwasum dan Propam Polri.

Siapa sosok Muhammad Choirul Anam?

NASIB KAPOLRES NGADA - Komisioner Kompolnas Muhammad Choirul Anam di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Jumat (7/2/2025). Kompolnas mendorong kasus yang menjerat Kapolres Ngada AKBP Fajar berlanjut ke ranah pidana.
NASIB KAPOLRES NGADA - Komisioner Kompolnas Muhammad Choirul Anam di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Jumat (7/2/2025). Kompolnas mendorong kasus yang menjerat Kapolres Ngada AKBP Fajar berlanjut ke ranah pidana. (kolase kompas.com/baharudin al farisi/dok.pos kupang)

Mohammad Choirul Anam lahir di Malang, 25 April 1977.

Sebelum menjabat sebagai Kompolnas, Choirul pernah menjabat sebagai Komisioner Penyelidikan atau Pemantauan Komnas HAM pada 2020-2024.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (UB) ini mengawali karier sebagai Volunteer Divisi Buruh, LBH Surabaya Pos Malang – YLBHI, pada 1999-2001.

Dia kemudian menjadi Koordinator Divisi Buruh Region Jawa-Bali, pada 2000-2001.

Dia pernah menjabat sebagai Kepala/Direktur Divisi Buruh YLBHI, pada 2001-2002, lalu Kepala Litbang HAM, VHR, pada 2002-2003.

Jabatannya berlanjut sebagai Staf HRWG,Tahun 2003-2004, kemudian Deputi Direktur Eksekutif HRWG, pada 2004-2016.

Mohammad Choirul Anam juga pernah menjadi Plt Direktur Eksekutif HRWG, Tahun 2011-2012, lanjut  TIM LEGAL, KASUM, pada 2004-2010.

Pada 2010, dia menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif KASUM.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved