2 Kasus Bunuh Diri di Jombang , Aktivis Desak Edukasi Kesehatan Mental dan Buka Ruang Konseling
Melihat gejala sosial yang kian mengkhawatirkan ini, aktivis perempuan muda Jombang, Yesi Aprillia, menyampaikan kegelisahannya.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, JOMBANG - Rentetan kasus percobaan bunuh diri di Kabupaten Jombang kembali mengguncang publik. Dua insiden tragis yang terjadi di hari yang sama, Jumat (4/7/2025), mengangkat kembali urgensi penanganan isu kesehatan mental di kalangan masyarakat.
Insiden pertama melibatkan seorang pemuda berusia 20 tahun asal Mojoagung berinisial MA, yang nekat menceburkan diri ke dalam sumur akibat cintanya tidak direstui.
Di hari yang sama, seorang pria lanjut usia di Kecamatan Megaluh, Giman (83) mencoba mengakhiri hidupnya dengan menusuk dadanya sendiri karena putus asa dengan penyakit kronis yang dideritanya.
Melihat gejala sosial yang kian mengkhawatirkan ini, aktivis perempuan muda Jombang, Yesi Aprillia, menyampaikan kegelisahannya.
Mantan Ketua Umum Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK-M) Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang itu mengingatkan bahwa tekanan batin, baik pada anak muda maupun lansia, tidak boleh lagi dipandang sebelah mata.
“Kesehatan mental harus menjadi perhatian bersama. Ini bukan hanya persoalan pribadi, tetapi persoalan sosial. Kalau masyarakat dan keluarga tidak peka, kita akan terus melihat kejadian seperti ini berulang,” ucap Yesi yang kini juga aktif di Komunitas Ruma Dara dan Genre Jombang, Selasa (8/7/2025).
Yesi menjelaskan, latar belakang bunuh diri bisa sangat kompleks seperti masalah asmara, beban ekonomi, masalah keluarga, hingga rasa frustrasi karena sakit menahun.
Ia menekankan bahwa beban mental bisa menghantam siapa saja tanpa memandang usia. “Orang muda sering tak punya ruang aman untuk bercerita, sementara lansia cenderung merasa terasing dan tak berdaya. Ini kondisi psikologis yang serius,” jelasnya.
Menurutnya dalam kasus MA, luka akibat cinta yang tidak direstui mungkin terlihat sepele di mata orang dewasa. Namun bagi yang mengalaminya, hal itu bisa menjadi tekanan besar jika tidak ada pendampingan emosional.
Sementara penderitaan Giman menunjukkan sisi gelap kehidupan lansia yang kerap diabaikan. “Lansia yang hidup dengan penyakit kronis butuh dukungan emosional, bukan hanya pengobatan medis. Kesepian dan penderitaan bisa menumpuk jadi keputusasaan,” tambah Yesi.
Ia mendorong keluarga dan lingkungan terdekat untuk lebih peduli dan terbuka dalam menyikapi perubahan perilaku anggota keluarga.
“Jangan tunggu sampai terlambat. Ajak bicara, dengarkan tanpa menghakimi, dan bantu mereka mendapat akses bantuan profesional,” sarannya.
Lebih jauh, Yesi mendorong pemda, sekolah, serta komunitas agar memperluas edukasi kesehatan mental. Ia menekankan pentingnya penyediaan layanan konseling yang mudah dijangkau oleh masyarakat umum, khususnya kelompok rentan.
“Pengetahuan soal kesehatan mental harus ditanamkan sejak dini. Jangan hanya menunggu orang sakit, tetapi cegah dari sekarang,” pungkas Yesi. *****
bunuh diri
2 kasus bunuh diri di Jombang
penyebab bunuh diri
edukasi kesehatan mental
dukungan masyarakat cegah bunuh diri
Universitas Darul Ulum (Undar)
Komunitas Ruma Dara dan Genre Jombang
Jombang
bunuh diri masalah sosial
| Pemotor Tewas Tabrak Bak Truk dari Arah Berlawanan di Jombang, Melaju Kencang dan Tak Pakai Helm |
|
|---|
| Asosiasi Pariwisata Desak Pemkab dan DPRD Jombang Tunda Pengesahan Ripparkab, Ini Alasannya |
|
|---|
| KRONOLOGI Dua Warga Jombang Meninggal Usai Laka dengan Bus Harapan Jaya di Tulungagung |
|
|---|
| 2 Truk Tabrakan di Mojoagung Jombang, Juga Hantam Warung dan Tambal Ban |
|
|---|
| Sarapan Londo Dapur Ayu, Lapak Sehat Kekinian di Taman Kebonrojo Jombang |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.