Persaingan Membuat Sejumlah SMPN di Mojokerto Belum Penuhi Pagu, Kasek Didesak Inovatif dan Kreatif

Prestasi sekolah juga menjadi  pertimbangan siswa maupun wali murid, untuk memilih sekolah tersebut.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Deddy Humana
surya/Mohammad Romadoni (Romadoni)
TANTANGAN PENDIDIKAN DASAR - Bupati Mojokerto, Muhammad Albaraa (Gus Barra) didampingi Kadispendik Ludfi Ariyono, dalam kegiatan bersama ratusan guru GTT/PTT di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. 

SURYA.CO.ID, MOJOKERTO - Kekurangan siswa baru dalam masa Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026 menjadi masalah di sekolah-sekolah negeri di Jatim.

Ini juga dialami sejumlah SMP Negeri di Kabupaten Mojokerto yang sampai sekarang masih bekerja keras memenuhi pagu murid baru.

Mayoritas SMP Negeri yang belum memenuhi pagu maksimal 32 siswa per Rombel (Rombongan belajar), adalah sekolah di daerah pinggiran/pelosok seperti di Pacet dan Gondang.

"Sekolah yang belum memenuhi pagu (SPMB) adalah SMPN 3 Gondang kurang 9 siswa, dari total tiga rombel di sekolahan tersebut," ucap Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto, Ludfi Ariyono, Minggu (6/7/2025).

Ludfi mengatakan, banyak faktor yang menjadi penyebab tidak adanya siswa sehingga mengakibatkan SMPN tidak memenuhi pagu. Di antaranya letak sekolah yang berada di daerah pinggiran seperti SMPN 3 Gondang maupun SMPN 3 Pacet.

Kemudian ada tiga sekolah negeri yang berada di satu kecamatan atau berdekatan, sehingga otomatis mereka bersaing sengit untuk mendapatkan peserta didik baru.

Kemudian, banyaknya sekolah swasta juga turut mempengaruhi tidak terpenuhinya pagu di sekolah negeri. "Kebanyakan yang belum memenuhi pagu, (SMP) di daerah pinggiran karena letak geografis dari sekolahnya," bebernya.

Menurutnya, diperlukan kreativitas dan inovasi dari kepala sekolah yang bersangkutan untuk dapat memenuhi jumlah siswa setiap tahun ajaran baru. "Maka ini tantangan buat sekolah, terutama untuk Kepsek agar kreatif dan inovatif," pungkas Ludfi.

Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dispendik Kabupaten Mojokerto, Mujiati menjelaskan, setiap SMPN memiliki kharakteristik yang berbeda dalam SPMB 2025 ini.

Prestasi sekolah juga menjadi  pertimbangan siswa maupun wali murid, untuk memilih sekolah tersebut.

Dalam SPMB 2025 ini diterapkan Penguncian Dabodik tahun kedua, yang bertujuan untuk pemerataan dan agar sekolah negeri memenuhi pagu peserta didik baru.

"Sekolah pilihan siswa tergantung wilayah masing-masing sesuai kharakteristik dari daerah itu. Seperti Dawarblandong yang menonjolkan kesenian, wayang, karawitan, tari dll. SMP yang menonjolkan akademik di Sooko, Jetis, Dlanggu, sampai Ngoro dan SMP Trawas menonjolkan prestasi non akademik (prestasi olahraga)," tandasnya. *****

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved