Tekan Angka Penyakit Jantung, IDI Ponorogo Gelar Kegiatan Edukatif dan Skrining Kesehatan Jantung

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Ponorogo menggelar rangkaian kegiatan edukatif dan skrining kesehatan jantung.

Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: irwan sy
IDI Ponorogo
SKRINING JANTUNG - Balita di Ponorogo saat diskrining awal jantung pada acara kegiatan edukatif dan skrining kesehatan jantung di RSUD dr Harjono Ponorogo, Jalan Raya Ponorogo-Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Jatim, Sabtu (21/6/2025) pagi. Tekan angka penyakit jantung, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Ponorogo menggelar rangkaian kegiatan edukatif dan skrining kesehatan jantung, Sabtu (21/6/2025). 

SURYA.co.id, PONOROGO - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Ponorogo menggelar rangkaian kegiatan edukatif dan skrining kesehatan jantung, Sabtu (21/6/2025).

Rangkaian kegiatan edukatif dan skrining kesehatan jantung ini dalam Rangka memperingati Hari Bakti Dokter Indonesia dan Hari Hipertensi Sedunia.

IDI Ponorogo menggandeng Ikatan Alumni Kardiologi Airlangga Surabaya (IAKAS) serta Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Surabaya dan Malang.

Acara dilangsungkan di RSUD dr Harjono Ponorogo dan Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor Ponorogo.

“Acaranya mulai skrining penyakit jantung bawaan, ceramah kesehatan untuk masyarakat umum,” ungkap Ketua IDI Cabang Ponorogo, dr Abraham Reza Kautsar.

Pun pelatihan bantuan hidup juga digelar.

Lalu ada seminar ilmiah untuk kalangan dokter, Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat.

“Edukasi tentang penanganan awal serangan jantung itu penting. Kami berharap masyarakat bisa memberikan pertolongan pertama sebelum pasien dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.

Ketua TP PKK Ponorogo, Susilowati Sugiri Sancoko, menyampaikan apresiasi atas terpilihnya Ponorogo sebagai lokasi kegiatan.

“Semoga anggota PKK yang hadir dapat menularkan ilmu yang diperoleh ke lingkungan masing-masing,” kata istri orang nomor satu di Kabupaten Ponorogo ini.

Perwakilan PERKI, dr Saskia Dyah Handari m menyebut gaya hidup tak sehat, termasuk konsumsi makanan sembarangan dan merokok, menjadi pemicu meningkatnya penyakit jantung koroner, termasuk di kalangan anak muda.

“Semua seminimal mungkin dihindari. Dan sebisa mungkin melakukan skrining bayi baru lahir sebagai langkah deteksi dini penyakit jantung bawaan,” pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved