Kerahkan Semua Pompa Untuk Akhiri Banjir di Sidoarjo, PUBMSDA Juga Berencana Bangun Rumah Pompa

Kepala Dinas PUBMSDA Sidoarjo, Dwi Eko Saptono mengatakan, pihaknya telah mengoperasikan pompa air berkapasitas 400 liter per detik

Penulis: M Taufik | Editor: Deddy Humana
surya/M Taufik (M Taufik)
LUAPAN SUNGAI - Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana melihat langsung kondisi banjir di Desa Ngaban, Kecamatan Tanggulangin, Rabu (18/6/2025). Banjir terjadi akibat sungai tidak mampu menampung debit air setelah hujan deras. 

SURYA.CO.ID, SIDOARJO – Banjir akibat luapan sungai yang melanda bagian Selatan Kabupaten Sidoarjo, Senin (16/6/2025) lalu, belum surut sepenuhnya.

Termasuk di kawasan Desa Ngaban, Kecamatan Tanggulangin di mana ketinggian air di permukiman penduduk masih sekitar 10-20 centimeter, Rabu (18/6/2025).

Kejadian ini semakin memperkuat Pemkab Sidoarjo untuk menempuh langkah lanjutan, di antaranya dengan mengerahkan pompa untuk menyedot air yang menggenang di perkampungan, sebelum dialirkan ke sungai.

Langkah itu ditegaskan Wakil Bupati (Wabup) Sidoarjo, Mimik Idayana saat melihat langsung banjir di Desa Ngaban, Rabu (18/6/2025). 

Mimik datang ke sana bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBMSDA) Sidoarjo, Dwi Eko Saptono, dan Plt Kalaksa BPBD Sidoarjo sekaligus Camat Tanggulangin, Sabino Mariano.

Menurut Mimik, Pemkab Sidoarjo terus berupaya mengendalikan banjir. Saat ini pompa-pompa air portable sudah dikerahkan di beberapa desa terdampak banjir

Penempatan pompa air portable di wilayah terdampak banjir dilakukan secara bergilir. Alasannya karena wilayah terdampak banjir di Sidoarjo cukup luas, sehingga jumlah pompa yang dimiliki tidak mampu mencakup semua desa.

“Di Desa Ngaban ini ada 130 KK yang terdampak banjir. Kami juga mendatangi ke Desa Kalitengah dan kondisinya hampir sama, mudah-mudah segera ada solusi karena kami juga kehabisan pompa,” ujar Wabup Mimik.

Pihaknya menyarankan Dinas PUBMSDA untuk menambah pompa. Karena mendesak, mungkin disarankan untuk sewa atau sebagainya asalkan banjir bisa segera diakhiri. 

Di sisi lain, Mimik  juga menyebut bahwa normalisasi sungai akan terus dilakukan. Ke depan, normalisasi sungai akan dilakukan setiap tiga bulan sebagai antisipasi banjir saat curah hujan tinggi. 

Kepala Dinas PUBMSDA Sidoarjo, Dwi Eko Saptono mengatakan, pihaknya telah mengoperasikan pompa air berkapasitas 400 liter per detik. Saat ini Satgas Air Dinas PUBMSDA juga sudah menyebar untuk melakukan penyedotan genangan air. 

Ada tiga Satgas Air yang saat ini berpencar untuk mengendalikan banjir. Salah satunya satgas tiga yang akan ditugaskan di jembatan Desa Ngaban yang menjadi sumber genangan. Di tempat tersebut juga akan dibangun kisdam darurat untuk menahan air masuk kembali ke permukiman. 

“Sumber genangan itu dari jembatan karena sungai Mbah Gepuk overtopping, di sana nanti kami akan lakukan pembuatan semacam kisdam darurat yang terbuat dari gedhek dan sandbag. Nanti kalau sudah terbentuk, pompa akan kami tarik ke sini,” ungkap Dwi.

Dwi mengatakan bahwa genangan air di Desa Ngaban disebabkan melubernya Sungai Mbah Gepuk yang mengalir ke Desa Ngaban. Sungai tersebut tidak mampu menampung air hujan yang terjadi awal pekan ini. 

Disebutnya juga bahwa sungai tersebut  hanya mampu menampung curah hujan dengan intesitas tidak lebih dari 75 mm. Di atas itu dipastikan sungai Mbah Gepuk akan overtopping. Apalagi ditambah dengan pasang air laut yang cukup tinggi.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved