Berita Viral

Kedubes Jepang Kena Imbas Tudingan Ijazah Rismon Sianipar Palsu, Dicatut Video Hoaks Viral di X

Tudingan ijazah Rismon Sianipar palsu yang mencuat baru-baru ini berimbas pada Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi.

Kolase Tribun Solo dan Medsos X
IJAZAH RISMON SIANIPAR - (kiri) Rismon Sianipar dan (kanan) Video hoaks yang mencatut Dubes Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi. 

SURYA.co.id - Tudingan ijazah Rismon Sianipar palsu yang mencuat baru-baru ini berimbas pada Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi.

Masaki dicatut video hoaks dan viral di media sosial X.

Sebuah unggahan di X menarasikan bahwa Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi menyatakan ijazah milik ahli digital forensik Rismon Sianipar adalah palsu.

Rismon dikenal sebagai ahli digital forensik, akademisi dan peneliti asal Indonesia.

Rismon disebut-sebut sebagai lulusan dari Universitas Yamaguchi, Jepang.

Baca juga: Belum Puas Datangi Lokasi KKN Jokowi, Rismon Sianipar Juga Kunjungi Kasmudjo, Ditolak Mentah-mentah

Dalam unggahan tersebut juga mengklaim bahwa Kedutaan Besar Jepang di Jakarta akan melaporkan kasus ini ke Mabes Polri. Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

“Duta Besar Jepang resmi menyampaikan bahwa ijazah resmon Sianipar palsu dan bukan lulusan Yamaguchi jepang. Kedutaan besar jepang di Jakarta akan melaporkan pemalsuan ijazah resmon sianipar ke mabes polri FIX IJASAH Rismon Palsu.... Duta besar jepang memastikan Ijasah Rismon Palsu dan bukan lulusan Yamaguchi Jepang. Kedutaan Jepang juga akan melaporkan Rismon ke Polisi... Nah kan. Kena Batunya lu Riskon!"

Lantas, seperti apa faktanya?

Berdasarkan hasil penelusuran menggunakan fitur Google Image Reverse, foto dalam unggahan tersebut identik dengan cuplikan dari video yang diunggah oleh akun resmi Instagram Japan Embassy Indonesia pada 17 Agustus 2024.

Video tersebut berisi ucapan selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 dari Duta Besar Jepang.

Diketahui, Rismon menjadi sorotan karena dianggap memperkuat narasi bahwa ijazah Presiden Jokowi palsu dengan pendekatan forensik digital berbasis font dan detail skripsi.

Pada 26 Mei lalu, Rismon juga memenuhi undangan klarifikasi oleh Polda Metro Jaya sebagai terundang atau saksi terkait kasus tuduhan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

Dalam pernyataan yang diunggah melalui akun resmi Instagram @jpnambsindonesia, Kedubes Jepang menegaskan bahwa kabar mengenai respons Dubes Masaki terkait isu ijazah palsu itu hoaks.

Dalam pernyataan itu, Dubes Masaki tidak pernah memberikan klarifikasi maupun respons serta pendapat mengenai isu yang sedang beredar dalam bentuk apa pun, di platform mana pun.

Dengan demikian, unggahan video Kedubes Jepang yang menyebutkan ijazah Rismon Sianipar palsu adalah hoaks.

Ijazah Rismon Sianipar Dituding Palsu

Di tengah manuver Rismon yang terus-terusan menyerang Jokowi, Rony Teguh muncul menguliti karya ilmiah dan ijazah Rismon dari Universitas Yamaguchi, Jepang. 

Rony Teguh yang seorang Peneliti Sistem Informasi dari Hokaido Jepang, langsung mengecek ijazah Rismon di Yamaguchi University. 

Baca juga: Pengakuan Lengkap Kades dan Sekdes Ketoyan Lokasi KKN Jokowi, Pantas Rismon Sianipar Kecele

Diterangkan Rony, biasanya mahasiswa yang mendapat beasiswa di Jepang mengajukan program study B1, Master dan Doctoral.

Nantinya, kata dia pihak universitas di Jepang akan menguji mahasiswa tersebut, apakah mampu atau tidak dalam menempuh pendidikan.

"Biasanya kalau ada ketidakmampuan, maka grade kita diturunkan, kita masuk dulu ke riset student," kata Rony di Crispy Channel.

Menurut Rony Teguh, ia mendapat temuan terkait prosiding milik Rismon Sianipar yang ditulis tahun 2006.

Prosiding merupakan kumpulan makalah atau artikel dari seminar, konferensi, atau pertemuan ilmiah lainnya.

"Orang ini atau penuduh ini memiliki hanya satu prosiding. Prodising itu tingkat kasta terendah dalam sebuah penelitian karena dia hanya menampilkan data baru yang belum bisa dijadikan paper utama," jelasnya.

Selain itu Rismon Sianipar juga menjadi penulis nomor empat dalam paper.

"Biasanya penulis ke 4 itu penulis pembantu. Hanya bantu, kadang ngedit, yang menjadi penulis utama The First Outers itu penulis utamanya. dia bekerja dari analisis, menulis, memverifikasi sampai disodorkan ke profesornya," katanya.

Rony Teguh mengaku telah mengecek tesis milik Rismon Sianipar.

Dan hasilnya, tidak ditemukan di Yamaguchi University.

"Saya juga melihat ini ada kecurigaan, bukan hanya curiga tapi sudah dipastikan 100 persen. Saya cek ke Yamadai, Yamaguchi Daigaku universitas di Yamaguchi. Saya tulis dalam bahasa Jepang bahwa yang bersangkutan tesis dengan master yang tertulis di CV itu tidak ada," katanya.

Menurutnya sistem di Jepang akan memeriksa ke semua jaringan.

"Di Jepang itu sewaktu dia menerima informasi dia mengevaluasinya bertingkat. Dia cek ke fakultas bahkan departemen jurusannya, dan itu tidak ditemukan sama sekali," kata Rony Teguh.

Ia bahkan tertawa ketika membahas ijazah Rismon yang diklaim berasal dari Yamaguchi Jepang.

"Ijazahnya ini," kata Rony sambil tertawa.

Dia menerangkan ijazah Jepang dikeluarkan dalam dua bahasa, Kanji dan Bahasa Inggris.

"Jadi kalau ngedit yang Bahasa Inggrisnya aja yang nipu-nipu lah. Tapi kalau kanjinya punya presisi dan otentikasi sangat sulit dilakukan modifikasi dan mereka punya standar untuk pengecekan," katanya.

Rismon Sianipar memang sudah menunjukan ijazah Jepang lewat live di kanal Youtube Balige Academy.

Saat itu dia mengklaim ijazah miliknya asli karena dicap basah.

"Dicap basah katanya kemarin, cuma kertasnya warna putih. Kertas di Yamaguchi itu warna kuning," katanya.

Rismon juga sempat menunjukan transkrip nilai yang ia peroleh.

 "Transkrip yang asli untuk seluruh unversitas itu biasanya ada kolomnya. Ada nama, tempat tanggal lahir, nomor mahasiswanya, ada sabujek kornya yang diambil. Sebelahnya tahun yang diambil, di sebelahnya ada nilainya. Baru dicap di bawah," katanya.

Sedangkan milik Rismon, Rony merasa aneh.

"Nah yang kemarin itu agak aneh sedikit saya melihat karena tidak sama dengan transkrip nilai biasa kami gunakan. Nah itu yang tahun dulu juga sama formatnya," katanya.

Pakar Digital Forensik Ungkap Kejanggalan

Pakar digital forensik Josua Sinambela ikut mengurai kejanggalan-kejanggalan dari ijazah Rismon Sianipar

Ditegaskan Josua, ijazah yang ditunjukkan Rismon Sianipar sangat berbeda jauh dengan banyak ijazah dari alumnus  Yamaguchi University yang dia teliti, bahkan dari fakultas yang sama. 

Josua bahkan menyebut tidak perlu pakar digital forensik untuk bisa mencari kejanggalan ijazah Rismon.

"Anak SD pun bisa membandingkan," ujar Josua dikutip dari tayangan youtube Analis Forensik Digital - DFTalk pada Rabu (4/6/2025).

Josua membandingkan ijazah S2 yang ditunjukkan Rismon di media dengan ijazah asli alumnus Yamaguchi.

Terlihat ijazah RIsmon kertasnya berwarna putih, sementara ijazah asli Yamaguchi warna kertasnya kuning. 

"Apakah ini (ijazah Rismon) copyan yang diprint. Silakan saja. Tapi warnanya terlihat berbeda," terang Josua. 

Dikatakan Josua, ijazah yang ditunjukkan Rismon menggunakan huruf kanji dengan hanya ada satu stempel di sebelah kanan. 

Sementara ijazah asli, ada dua stempel di atas kanan dan di bawah. 

"IJazah di Yamaguchi yang Bachelor ada 3 stempel, untuk master dan doktor 2 stempel," katanya. 

Dikatakan Josua ijazah dengan huruf kanji tidak ada tanda tangan, sementara punya RIsmon ada tanda tangannya. 

"Saya pastikan semuanya pakai stamp dan menggunakan kata kanji," katanya.

Dikatakan Josua, ijazah dari Yamaguchi University selalu mencantumkan bidang ilmunya di bagian atas.

Sementara ijazah Rismon tidak ada, diganti dengan nomor.

Josua menyebut, ijazah dari Yamaguchi huruf-hurufnya rapi dengan penulisan rata kanan dan kiri. 

Sementara punya RIsmon hurufnya melenceng dan tidak rata kanan dan kiri.

"Saya gak tahu bagaimana ada ijazah seperti itu," kata Josua sambil tertawa.

Josua menyebut kejanggalan yang paling parah dari ijazah ini adalah nama rektornya.

Dikatakan, ijazah Rismon tertulis tanggal 16 Maret 2006, namun diduga dia hanya mengganti tanggal dari ijazah asli. 

"Dia gak tahu tahun henzi. Dibuat sama, tapi yang diganti tanggalnya. Yang pasti ini tahun 2006 dan ini tahun 2006. Dan tahun 2006 bulan Mei Hiroshikato sudah gak jadi rektor, sudah ganti nama rektornya. 

"Ini kesalahakesalahan fatal. KIta gak perlu analisa fisiknya lagi sebenaranya. Ini sesuatu yang ganjil," tegasnya. 

"Saya gak bilang palsu, tapi berbeda banget. Setelah kita konfirmasi memang tidak dikeluarkan. 

"Jadi anda bisa menilai snediri ijazah siapa sbeneranya yang palsu, ijazah sang penuduh atau yang dituduh," pungkasnya. 

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved