Amalan Islam
Pahala Puasa Asyura di Bulan Muharram Menghapus Dosa Satu Tahun, Ini Jadwalnya 2025
Pahala Puasa Asyura di Bulan Muharram Menghapus Dosa Satu Tahun, Ini Jadwalnya 2025
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT."
Niat Puasa Asyura (10 Muharram)
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”
Makna Puasa Asyura Menurut Ustadz Adi Hidayat
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan asal usul amalan ibadah Puasa Asyura.
Suatu ketika, kata Ustadz Adi Hidayat, Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau menyaksikan kaum Yahudi melakukan puasa pada tanggal 10 Muharram.
Tradisi ini menarik perhatian Nabi SAW karena sesuai dengan hari Asyura yang dikenal dalam Islam.
"Kebiasaan puasa kaum Yahudi itu sesuai dengan tanggal puasa Asyura yang ditunaikan di hari ke-10 di bulan Muharram. Nabi bertanya kepada para sahabat dan kaum Yahudi saat itu, kaum Yahudi menjawab mereka melakukan puasa untuk mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada Musa As dan pengikut beliau dari kekejaman Fir'aun laknatullah," terang Ustadz Adi Hidayat dikutip dari kanal YouTube Adi Hidayat Official.
Bagi kaum Yahudi, 10 Muharram merupakan hari penting karena pada hari itu Allah menyelamatkan Nabi Musa AS dan Bani Israil dari kezaliman Fir’aun.
Rasulullah SAW tidak hanya membenarkan puasa tersebut, namun juga menunjukkan bahwa beliau lebih berhak melestarikan ajaran Nabi Musa AS.
Sebagai bentuk kesyukuran, Rasulullah menganjurkan umat Islam untuk berpuasa di hari tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.