Kisah Pak Seger Asal Banyuwangi : Modal Pinjaman Rp 3 Juta, dulu Sopir Kini Jadi Juragan Buah

Pasangan suami-istri itu harus memastikan bahwa jeruk siam yang akan dikirim berkualitas terbaik: ukurannya sesuai

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id/Aflahul Abidin
SORTIR JERUK - Seger Riyanto (54) dan Lilik Ekowijayanti (50) sibuk menyortir puluhan boks buah jeruk yang baru saja didapat dari para petani di rumahnya di Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Kamis (12/6/2025). Kisah Seger menunjukkan kenaikan taraf ekonomi dari sopir menjadi juragan buah. 

"Istri saya awalnya dapat pinjaman tanpa anggunan Rp 3 juta dari BTPN Syariah melalui program pemberdayaan," lanjut dia.

Oleh Seger dan istri, sebagian uang itu ia pakai untuk membeli buah-buah dari petani. Sebagian lainnya untuk biaya transportasi.

Meski sama-sama di Jawa Timur, jarak Banyuwangi dan Ponorogo tidaklah dekat.

Sekitar 450 kilometer (km). Banyuwangi berada di ujung timur, sementara Ponorogo di sisi barat.

"Kebetulan sebelum jadi begini, saya bekerja sebagai sopir. Mengirim buah milik juragan ke luar kota, termasuk ke Ponorogo. Jadi sudah punya jaringan," tuturnya.

Ketika awal menjadi penyuplai buah secara mandiri, Seger memakai kendaraan yang ia sewa dari orang lain. Namun sekitar dua tahun terakhir -- dari hasil untung usahanya -- ayah dua anak itu bisa membeli pikap sendiri.

"Alhamdulillah," ucapnya, bersyukur.

Meski usahanya sudah berjalan cukup baik, Seger masih mengandalkan pinjaman untuk tambahan modal.

Dalam program yang ia ikuti dari bank, limit pinjaman yang diterima terus naik dari tahun ke tahun. Pada 2024, pinjaman istri Seger mencapai Rp 13 juta.

"Lumayan buat tambahan modal. Dari program pinjaman tersebut, juga ada pelatihan-pelatihan yang membantu bagi saya," kata Lilik.

Dalam program itu, Lilik tergabung dengan ibu-ibu lain dalam sebuah sentra.

Sentra ini berisi nasabah-nasabah program program pemberdayaan ultra mikro BTPN Syariah.

Seorang bankir pemberdaya dari perbankan menjadi mentor di sentra tersebut.

"Ada pertemuan rutin setiap dua minggu. Salah satu kegiatannya sharing untuk menambah dan berbagi ilmu," lanjutnya.

Corporate and Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin menjelaskan, program pemberdayaan seperti yang diikuti oleh Lilik merupakan program khusus menyasar ibu-ibu dengan tingkat usaha ultra mikro.

"Di Banyuwangi kami punya 32 ribu nasabah seperti Bu Lilik, mereka tergabung di dalam 3.011 sentra," kata dia.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved