SURYA Kampus

Unusa Undang Peneliti Asing Ikuti Program Postdoctoral

Program ini merupakan riset penuh waktu yang ditujukan untuk bidang-bidang keilmuan unggulan

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa Unusa
KOLABORASI RISET - Riset yang dilakukan mahasiswa dan dosen di Unusa. Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) membuka peluang bagi peneliti internasional bergelar doktor (Ph.D.) untuk mengikuti Unusa Postdoctoral Fellowship Scheme 

SURYA.CO.ID, SURABAYAUniversitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) membuka peluang bagi peneliti internasional bergelar doktor (Ph.D.) untuk mengikuti Unusa Postdoctoral Fellowship Scheme.

Program ini merupakan riset penuh waktu yang ditujukan untuk bidang-bidang keilmuan unggulan untuk mendorong keunggulan riset dan inovasi, serta menghasilkan publikasi ilmiah bereputasi tinggi melalui kolaborasi strategis antara peneliti luar negeri dan akademisi Unusa.

Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., menjelaskan bahwa program ini menjadi langkah strategis Unusa dalam membangun ekosistem riset yang solid sekaligus mendukung pengembangan pusat-pusat riset yang telah dimiliki kampus. 

“Program Postdoctoral untuk peneliti asing ini kami rancang agar dapat membangun ekosistem penelitian di kampus, sekaligus memaksimalkan program kerja pusat riset yang sudah berjalan di Unusa,” ujarnya, Senin (10/6/2025).

Saat ini, Unusa telah memiliki empat pusat riset, yakni Research Center Tuberculosis di bawah Fakultas Kedokteran, Research Center for Environmental Health of Pesantren di Fakultas Kesehatan, Research Center for Continuing Care Research di Fakultas Keperawatan dan Kebidanan serta Research Center for Pedagogical Excellence di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Prof. Jazidie menambahkan bahwa program ini juga ditujukan sebagai ruang kolaboratif bagi peneliti asing yang ingin mengembangkan riset unggulan bersama akademisi di Indonesia, khususnya di Unusa. 

“Kami ingin menjadikan kampus ini sebagai pusat kolaborasi akademik internasional yang produktif dan strategis,” ujarnya.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa, Achmad Syafiuddin, S.Si., M.Phil., Ph.D., mengungkapkan, saat ini sudah ada tiga peneliti dari India dan Filipina yang mengajukan diri untuk bergabung dalam program ini. 

“Beberapa topik riset yang siap dikolaborasikan antara lain Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Tropis, Teknologi dan Inovasi Digital, Pendidikan dan Kebudayaan, Lingkungan, serta Ketahanan Pangan dan Gizi, juga Keperawatan dan Kebidanan Terapan,” jelasnya.

Menurut Syafiuddin, program ini menetapkan sejumlah persyaratan, di antaranya peserta harus memiliki gelar Ph.D. dari institusi terakreditasi, publikasi ilmiah bereputasi internasional, dan kesediaan tinggal serta bekerja penuh waktu di Indonesia selama minimal satu tahun. 

Selain itu, penguasaan bahasa Inggris secara aktif menjadi keharusan, sementara kemampuan berbahasa Indonesia akan menjadi nilai tambah. 

“Kami juga mencari peneliti yang bersedia terlibat dalam pengajaran, publikasi bersama, dan pengembangan kapasitas institusi,” tegasnya.

Dalam program ini, Unusa juga tunjangan hidup bulanan yang kompetitif, akomodasi atau subsidi tempat tinggal, fasilitas riset dan akses laboratorium, dukungan administratif dan visa, serta peluang kolaborasi dan publikasi internasional bersama.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved