Perajin Pisau di Gedog Kota Blitar Saat Momen Idul Adha, Pesanan Tak Seramai Dulu

Perajin pisau di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jatim, selalu ramai pesanan pisau di momen Hari Raya Idul Adha.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Samsul Hadi
PERAJIN PISAU - Rama bersama pekerjanya sedang memproduksi pisau di rumahnya, Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, Kamis (5/6/2025). Meski tak seramai dulu, pesanan pisau di tempat Rama meningkat tiap momen Hari Raya Idul Adha. 

SURYA.CO.ID, KOTA BLITAR - Rama Abhitah Siswinarto Putra (25) perajin pisau di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur (Jatim), selalu ramai pesanan pisau untuk pemotongan hewan kurban di momen Hari Raya Idul Adha

Tak hanya pesanan pisau baru, Rama juga ramai menerima jasa servis pisau yang akan digunakan untuk pemotongan hewan kurban saat Idul Adha

Rama bersama 5 pekerjanya terlihat sibuk memproduksi pisau di halaman depan rumahnya, Kamis (5/6/2025). 

Rama tampak mengecek beberapa pisau yang sudah selesai diproduksi, untuk memastikan kualitasnya tetap terjaga. 

Sedang para pekerjanyaada yang menempa potongan besi sebagai bahan pisau, dan ada yang menghaluskan pisau setengah jadi menggunakan mesin gerinda. 

Rama mengatakan, tiap momen Hari Raya Idul Adha, pesanan pisau untuk pemotongan hewan kurban memang ada peningkatan. 

Namun, peningkatan pesanan pisau pemotongan hewan kurban tidak seramai dulu, sebelum terjadi pandemi Covid-19. 

"Dulu, sebelum Covid-19, pesanan pisau selalu ramai tiap momen Hari Raya Idul Adha. Sekarang pesanan memang meningkat, tapi tidak seperti dulu," kata Rama. 

Menurutnya, setelah pandemi Covid-19, paling banyak orang servis pisau untuk pemotongan hewan kurban. 

Selain melayani pesanan pisau baru, Rama juga melayani servis pisau. 

Momen Hari Raya Idul Adha 2025 ini, Rama sudah melayani servis sekitar 100 unit pisau untuk pemotongan hewan kurban. 

Sedang pesanan pisau baru untuk pemotongan hewan kurban, hanya sekitar 50 unit.

"Hitungan kasar, untuk servis pada momen Hari Raya Idul Adha tahun ini sekitar 100 unit pisau khusus sembelih. Kalau pisau kecil-kecil banyak. Sedang penjualan pisau sembelih baru sekitar 50 unit," ujarnya. 

Dikatakan Rama, untuk pisau sembelih dijual mulai harga Rp 350.000 hingga Rp 1 juta ke atas per unit. Panjang bilah pisau mulai 30 centimeter (cm) sampai 50 cm. 

Sedang pisau untuk potong daging dijual dengan harga Rp 135.000 per unit. 

"Pisau potong ini yang menjadi primadona, selain pisau pertanian dan pisau dapur," tuturnya.

Rama bercerita, usaha kerajinan pisau ini awalnya dirintis oleh orang tuanya sejak 1999.

Rama menjadi generasi kedua yang melanjutkan usaha kerajinan pisau dari orang tuanya. Kerajinan pisau miliknya diberi nama Nisoku.

Nisoku sebenarnya basic-nya memproduksi pisau militer. Tapi, setelah ada permintaan dan persaingan pasar, Nisoku merambah ke produk pisau lain, seperti pisau sembelih, pisau pertanian dan pisau alat dapur.

Penjualan pisau sembelih produksi Rama sudah hampir ke seluruh Indonesia. 

Bahkan, pisau sembelih milik Rama pernah mendapat pesanan dari Brunei Darussalam dan Malaysia. 

Untuk pisau pertanian, pemasarannya masih lokal di Jawa Timur. 

Pesanan pisau pertanian paling ramai dari Malang, Batu, Kediri dan Blitar. 

Dalam 1 bulan, Rama bisa menjual sekitar 400 unit pisau untuk pertanian.

Proses pembuatan pisau di tempat Rama juga sudah modern, menggunakan teknologi tepat guna. 

Ia sudah menggunakan mesin tempa dan mesin gerinda untuk memproduksi pisau.

Dengan dibantu peralatan itu, Rama rata-rata bisa memproduksi 50 unit pisau tiap hari. 

"Kapasitas produksi dari nol sampai jadi sekitar 50 unit per hari. Itu produksinya mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB dengan dibantu 6 pekerja," pungkasnya. 

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved