Sesalkan Jual-Beli Kendaraan Bodong Marak, Wabub Bangkalan Fauzan Ja’far Dukung Polisi Rutin Razia

Wakil Bupati Bangkalan, M Fauzan Ja’far, mengakui masih adanya praktik jual-beli kendaraan tanpa surat (bodong) di daerahnya.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: irwan sy
bobby constantine koloway/surya.co.id
BERI PENJELASAN - Wakil Bupati Bangkalan M Fauzan Ja'far, pada acara Forum Group Discussion (FGD) Wawasan Series Suara Surabaya, Rabu (4/6/2025). Wakil Bupati Fauzan Ja'far mengakui masih adanya praktik jual-beli kendaraan tanpa surat (bodong) di daerahnya. Pihaknya pun mendukung langkah kepolisian untuk melakukan patroli sekaligus razia. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Wakil Bupati Bangkalan, M Fauzan Ja’far, mengakui masih adanya praktik jual-beli kendaraan tanpa surat (bodong) di daerahnya.

Pihaknya pun mendukung langkah kepolisian untuk melakukan patroli sekaligus razia.

Baca juga: 80 Persen Hasil Curanmor di Surabaya Lari ke Madura, Eri Cahyadi Siapkan 3 Langkah Antisipasi

"Kami sebagai warga dari Bangkalan, tentu sedih. Mengapa hal seperti ini di Madura," kata Wabup Fauzan pada acara Forum Group Discussion (FGD) Wawasan Series Suara Surabaya, Rabu (4/6/2025).

Menurutnya, ada berbagai penyebab warga di sana memprioritaskan membeli kendaraan bodong dibandingkan kendaraan resmi, di antaranya karena alasan nilai ekonomi.

"Bagi warga, cukup mahal untuk membeli kendaraan baru, dibandingkan kendaraan bodong. Padahal, membeli kendaraan bodong sudah jelas salah menurut hukum," katanya.

Di saat ekonomi yang belum cukup baik, penduduk Bangkalan membutuhkan kendaraan untuk menjangkau sekolah hingga tempat bekerja.

Tanpa adanya kendaraan, warga akan kesulitan melakukan aktivitas.

"Jarak rumah ke sekolah, jauh. Jarak rumah ke sawah juga jauh. Karenanya, ketika bertani, hasil panen juga perlu diangkut dengan kendaraan," paparnya.

Belum lagi dengan akses infrastruktur yang juga kurang memadai.

"Sekitar 80 persen jalan di Bangkalan masih rusak," kata Wabup yang baru dilantik Februari lalu tersebut.

Karenanya, pihaknya mendukung langkah kepolisian yang melakukan gerakan operasi kendaraan bermotor secara rutin akhir-akhir ini.

"Bahkan kalau biasanya di jalan-jalan besar, sekarang sampai ke jalan-jalan kecil perkampungan. Ini baru di Bangkalan," katanya.

Menariknya, banyak warganya yang sebenarnya mengeluhkan aksi ini.

"Karena operasi ini, banyak dari mereka yang nggak berani hanya untuk berangkat ke sawah atau ke sekolah. Mereka cerita kepada kami. Ini lucu [ironis] tapi memang benar terjadi," katanya.

Wabup Bangkalan memastikan Pemkab tak akan tinggal diam.

Menurutnya, pihaknya telah melakukan berbagai langkah preventif untuk mencegah praktik dugaan penadahan hasil curanmor.

Pertama, pihaknya akan memperbaiki infrastruktur di Bangkalan, terutama akses jalan.

Kedua, pihaknya juga akan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dengan investasi di berbagai bidang, mulai industri, wisata, dan berbagai potensi lainnya.

Ketiga, pihaknya juga akan memberikan kesadaran hukum kepada masyarakat untuk malu membeli kendaraan bodong.

"Startegi ini memang tidak mudah. Namun, kami optimis apabila pola kolaborasi ini diperkuat maka bukan tidak mungkin berbagai tindak kriminal tersebut bisa dicegah," kata Wabup Fauzan pada acara yang mengangkat topik 'Curanmor Meresahkan, Aksi Kita Menentukan' tersebut.

Kapolres Bangkalan AKBP Hendro Sukmono mengungkapkan telah merutinkan operasi kendaraan bodong dalam beberapa bulan terakhir.

Hasilnya, 40 kendaraan tanpa surat diamankan dan satu kendaraan dikembalikan ke pemiliknya.

Polres Bangkalan juga telah menyelesaikan sekitar 40 perkara curanmor dan menetapkan 6 pelaku sebagai penadah.

Menariknya, satu unit kendaraan telah dikembalikan kepada korban yang berada di Surabaya.

"Berdasarkan hasil operasi kami, 1 unit kendaraan hasil curanmor 2 tahun lalu telah ditemukan. Pemilik kendaraan ini merupakan warga Sukolilo, Surabaya," katanya.

Sekalipun mendapatkan dukungan dari Pemkab Bangkalan, ternyata operasi ini tidak mendapat sambutan masyarakat.

"Ternyata, setelah ada operasi ini banyak orang tua yang mengeluhkan untuk tidak razia di titik tertentu karena kawatir anaknya nggak mau sekolah. Berdasarkan penyelidikan, memang banyak murid yang membawa motor bodong," katanya.

Karenanya, pihaknya akan terus melakukan upaya razia hingga promotif preventif untuk mengajak masyarakat tidak membeli kendaraan bodong.

Pihaknya juga menyampaikan berbagai sanski penadah kendaraan tanpa surat.

Selain dengan Pemkab setempat, kolaborasi juga dilakukan dengan kepolisian di daerah lain.

"Dari sekitar 6 penadah yang kami amankan, tidak semuanya dari Bangkalan. Namun, ada juga yang dari Sampang," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved