Berita Viral

Terlanjur Percaya Penipu Catut Dedi Mulyadi, Tukang Bakso di Subang Lemas Uangnya Rp 500 Ribu Raib

Abah Uhen, tukang bakso keliling di Subang hanya bisa pasrah dan lemas usai kena tipu orang mengaku sebagai tim Dedi Mulyadi.

Dok Reynaldy
CATUT DEDI MULYADI - Abah Uhen, Tukang Bakso yang Viral di Tipu modus bantuan Modal dari KDM gunakan Uang Palsu. 

SURYA.co.id - Abah Uhen, tukang bakso keliling di Subang hanya bisa pasrah dan lemas usai kena tipu orang mengaku sebagai tim Dedi Mulyadi.

Uang Rp 500 ribu pun melayang gara-gara dipakai untuk nebus dana bantuan sebesar Rp 2 juta.

Yang ternyata uang Rp 2 juta tersebut adalah uang palsu.

Kejadian ini menjadi sorotan publik setelah viral di media sosial.

Reynaldy Putra Andita, Bupati Subang, langsung mendatangi rumah Abah Uhen yang terletak di Kelurahan Sukamelang, Kecamatan Subang, Selasa (27/5/2025) malam.

“Setelah banyak yang mengirim pesan dan nge-tag saya di sosial media, saya mencari tahu tempat tinggal si Abah. Malam-malam saya langsung mengunjungi tempat tinggal Abah Uhen, jam 12 malam. Kebetulan Abah belum tidur,” ujarnya, melansir dari Tribun Jabar.

Baca juga: Alasan Dedi Mulyadi Mampu Ungguli Khofifah dan Pramono Anung di Hasil Survei Kepuasan, Ini Kuncinya

Ia mengatakan, Abah Uhen mengalami kerugian Rp 500 ribu.

"Abah mengalami kerugian Rp500 ribu, setelah menerima uang palsu senilai Rp2 juta.

Sebuah perlakuan yang tidak manusiawi terhadap rakyat kecil yang sedang berjuang mencari nafkah," katanya.

Ia menyampaikan keprihatinannya dan meminta para pedagang kaki lima (PKL) lebih berhati-hati terhadap tawaran mencurigakan.

“Tidak mudah percaya kepada orang yang datang membawa janji. Kepada para pelaku penipuan, hentikan perbuatan keji ini. Jangan cari keuntungan dari keringat rakyat kecil. Semoga segera bertaubat,” kata dia.

Selain itu, ia juga menaggung seluruh kerugian Abah Uhen dan memberikan bantuan tambahan untuk melunasi utang cicilan bank.

Abah Uhen pun tampak terharu dan berterima kasih atas bantuan tersebut.

“Uang itu tadinya mau saya setorkan ke bank karena saya banyak cicilan, tapi malah ketipu."

"Setelah cerita ke Pak Bupati, cicilan saya malah dilunasi. Saya sangat berterima kasih. Semoga kebaikan Pak Bupati dibalas oleh Allah,” ujar Uhen dengan mata berkaca-kaca.

Dedi Mulyadi Mampu Ungguli Khofifah dan Pramono Anung

Sementara itu, Hasil survei kepuasan publik menunjukkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memperoleh tingkat kepuasan publik tertinggi di Jawa.

Bahkan, Dedi mengungguli Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.

Dedi Mulyadi meraih tingkat kepuasan publik tertinggi dalam survei kinerja 100 hari kepala daerah di Pulau Jawa yang dilakukan Indikator Politik Indonesia.

Dalam survei bertajuk "Evaluasi Publik atas Kinerja 100 Hari Gubernur-Gubernur di Jawa", sebanyak 94,7 persen warga Jawa Barat menyatakan puas terhadap kinerja Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat.

"Di Jawa Barat, itu total 94,7 persen. Jadi, kalau dibulatkan 95 persen warga Jawa Barat yang puas dengan Dedi Mulyadi," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei yang ditayangkan di YouTube Indikator Politik Indonesia, Rabu (28/5/2025). 

Menurut Burhanuddin, tingginya angka kepuasan itu mencerminkan besarnya dukungan publik terhadap kebijakan-kebijakan Dedi Mulyadi dalam 100 hari pertama masa jabatannya.

“Bahkan yang menarik, yang menjawab sangat puas, itu tinggi sekali,” lanjut Burhanuddin.

Dedi Mulyadi resmi dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat pada 20 Februari 2025.

Sejak awal masa jabatannya, ia dikenal aktif turun langsung ke masyarakat serta menggunakan media sosial untuk menyampaikan program-programnya.

“Followers beliau di Facebook mencapai 12 juta, di YouTube lebih dari 7 juta, dan di Instagram 3,5 juta, sehingga program-programnya mudah tersosialisasi ke masyarakat,” kata Burhanuddin.

Beberapa kebijakan kontroversial namun populer dari Dedi Mulyadi antara lain adalah larangan sekolah mengadakan study tour dan wisuda, serta program pembinaan siswa bermasalah di barak militer.

Meski awalnya menuai penolakan, banyak warga akhirnya memahami arah kebijakan tersebut.

Berbagai langkah itu turut mendorong naiknya kepuasan publik terhadap kinerja Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat.

Dedi Mulyadi tercatat unggul atas kepala daerah lainnya di Pulau Jawa dalam hal kepuasan publik.

Berikut urutan tingkat kepuasan terhadap para gubernur versi survei Indikator Politik Indonesia: 

1. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi: 94,7 persen

2. Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X: 83,8 persen

3. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa: 75,3 persen

4. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi: 62,5 persen

5. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung: 60 persen

6. Gubernur Banten, Andra Soni: 50,8 persen.

Survei dilakukan terhadap warga negara Indonesia yang berdomisili di Pulau Jawa dan memiliki hak pilih, yakni berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah responden sebagai berikut: DKI Jakarta (500), Jawa Barat (600), Jawa Tengah (600), Jawa Timur (600), DI Yogyakarta (400), dan Banten (400).

Tingkat toleransi kesalahan atau margin of error berkisar antara ±4,1 persen hingga ±5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Wawancara dilakukan secara langsung (tatap muka) oleh pewawancara yang telah terlatih.

Proses quality control dilakukan secara acak terhadap 20 persen dari total responden tanpa ditemukan kesalahan yang berarti.

Dipuji Mendagri

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian juga memberikan pujian kepada Dedi Mulyadi.

Tito menyebut hal ini merupakan prestasi kinerja Pemprov Jawa Barat.

Pujian tersebut disampaikan Tito saat memimpin Rapat Koordinasi Percepatan Realisasi APBD Tahun 2025 yang disiarkan secara langsung melalui akun YouTube Ditjen Bina Keuangan, Kamis (8/5/2025).

Dalam paparannya, Tito menekankan pentingnya belanja pemerintah daerah sebagai motor penggerak ekonomi lokal.

"Kalau belanjanya kurang, maka otomatis uang yang beredar di masyarakat juga kurang, dan swasta juga tak bergerak karena tidak dipicu, tidak distimulasi pemerintah," jelas Tito.

Saat memaparkan hasil evaluasi realisasi pendapatan dan belanja provinsi se-Indonesia, Tito secara khusus mengapresiasi kinerja Dedi Mulyadi.

"Kita lihat Jawa Barat bagus, realisasi pendapatan 32 persen. Ini apresiasi saya untuk Pak Gubernur Pak Dedi. Angka ini menunjukkan prestasi, menunjukkan kinerja, tak bisa dibantah," ujarnya.

Menurut Tito, pencapaian 32 persen realisasi pendapatan hingga 2 Mei 2025 tergolong tinggi.

Selain itu, kinerja belanja Provinsi Jawa Barat juga dinilai sangat baik. 

"Pembelanjaan juga lumayan bagus, tertinggi bahkan. Belanja seluruh provinsi kalah oleh Jabar, 21,91 persen. Artinya uang beredar, tapi masih punya cadangan sebanyak lebih kurang 11 persen atau 10 persen. Artinya kalau ada bencana dan lain-lain, itu Kang Dedi ada uang," jelas Tito lagi.

Tito juga menyebut beberapa daerah lain yang menunjukkan kinerja positif, seperti Yogyakarta dengan realisasi belanja 21,73 persen dan pendapatan 29,76 persen.

Lalu Sumatera Utara, Banten, Bangka Belitung, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved