Cak Eri Pilih "Asramakan" Anak-anak Nakal di Surabaya, Tak Lagi Kirim ke Barak

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan intervensi pendidikan karakter anak tetap menjadi prioritas Pemerintah Kota Surabaya saat ini. 

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
Istimewa/Dokumentasi Pemkot Surabaya
BERI PENJELASAN - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memberikan pengarahan di Surabaya beberapa waktu lalu. Pemkot Surabaya memberikan pendidikan di asrama bagi anak-anak yang terjangkau Satpol PP. Mereka akan disekolahkan melalui program Kampung Anak Negeri (KANRI) hingga program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana (1 Gamis 1 Sarjana) di Dinas Sosial (Dinsos). 

"Kalau tidak punya biaya, serahkan ke pemkot, akan kami sekolahkan. Makanya nanti itu akan diantar menuju ke Kampung Anak Negeri atau ke asrama Bibit Unggul," ujarnya.

Pemkot Surabaya menyiapkan kuota sekitar 200 tempat untuk Asrama Bibit Unggul melalui program 1 Gamis 1 Sarjana. Kemudian, 200 lagi untuk jenjang SMP dan SMA.

Privasi siswa yang mengikuti program ini juga terjaga. 

"Sejak 2022 saya bergerak, saya berusaha menjaga privasinya warga saya yang saya datangi. Saya tidak ingin mereka malu atau minder," tegas Cak Eri.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk (DP3A-PPKB) Kota Surabaya, Ida Widyawati, menyampaikan bahwa pihaknya segera bergerak cepat menindaklanjuti arahan Wali Kota Eri Cahyadi terkait pembinaan orang tua dan remaja. 

Selain itu, ada pula program yang menyasar orang tua dengan penghasilan di bawah Rp 4 juta, untuk diikutsertakan dalam program Padat Karya.

“Pemkot Surabaya siap membantu keluarga yang tidak mampu dengan memfasilitasi biaya pendidikan anak, termasuk melalui Asrama Bibit Unggul atau Kampung Anak Negeri bagi mereka yang ingin bersekolah penuh,” kata Ida.

Sebelumnya, pihaknya telah mengundang 500 orang tua dalam kelas parenting bertajuk "Kelas Sinergi Keluarga untuk Remaja yang Lebih Baik” di Gedung Sawunggaling pada Sabtu (24/5/2025) lalu. 

Mereka merupakan para orang tua dari anak-anak yang pernah dijangkau oleh Satpol PP Surabaya.

Menurut Ida, mayoritas anak-anak yang pernah dijangkau kurang perhatian orang tua sehingga cenderung terpengaruh hal negatif.

“Kami terus berupaya mengedukasi masyarakat tentang pola asuh remaja melalui berbagai inisiatif pencegahan, seperti Puspaga Balai RW dan Kampung Arek Surabaya Ramah Perempuan dan Anak. Program-program ini menekankan pentingnya keamanan anak di lingkungan, termasuk penerapan jam malam, dan memberikan apresiasi kepada RW yang konsen terhadap hal tersebut,” jelasnya.

Sumber: Surya
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved