Subuh Berdarah di Bojonegoro

Tabiat Cipto Rahayu Korban Tewas Tragedi Subuh Berdarah di Bojonegoro: Dermawan, Rutin Santuni Janda

Terungkap tabiat Cipto Rahayu (60), korban meninggal dunia dalam tragedi subuh berdarah di Desa Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro. 

Penulis: Misbahul Munir | Editor: Musahadah
kolase surya/misbahul munir
TRAGEDI SUBUH BERDARAH - Kepergian Cipto Rahayu (kiri) menjadi duka mendalam warga Desa Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Sosok Cipto dikenal sebagai pengusaha yang dermawan, dan dicintai warga. 

Sementara itu, Sujito (67) pelaku pembacokan saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolres Bojonegoro untuk mempertanggung jawabkan perbuatan bengisnya.

Akibat perbuatan sadisnya itu, kakek Sujito dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, dengan hukuman maksimal kurungan penjara seumur hidup atau hukuman mati.

Unsur perencanaan itu terungkap saat Sujito sudah merencanakan aksinya dengan standby di sekitar musala menunggu yang akan melaksanakan jamaah salat subuh.

Saat takbir salat subuh dimulai pelaku kemudian masuk, dan langsung menyerang Abdul Aziz dari belakang sehingga tak sempat menghindar. 

Sementara itu, para jamaah lain langsung berteriak histeris menyaksikan kejadian tersebut.

“Saat salat baru dimulai pada rakaat pertama pelaku yang datang belakangan langsung menyerang pak Ajiz, jamaah langsung berteriak,” ungkap Suyanto.

Sementara itu, istri korban Arik Wijayanti (60), istri korban yang kebetulan ikut salat subuh, spontan mencoba menghentikan aksi pelaku.

Namun, upaya tersebut justru membuatnya juga tak luput menjadi korban keberingasan pelaku. Salah satu korban lainnya Cipto juga menjadi korban.

"Istrinya dibacok juga, bagian kepalanya luka parah. Satu lagi tetangga kami, Pak Cipto yang berusaha memisahkan, juga kena bacokan," tambah Suyanto.

Usai membacok korban, keluar pelaku sambil mengingkari menyebut korban sebagai mafia tanah.

Pas selesai membacok Pak Ajiz itu mbah Jito (red: Sujito Pelaku) keluar, sambil ngomong 'mafia tanah' itu, saat saya cek ada tiga orang sudah berdarah, Pak Ajiz dan Istrinya Bu Arik dan Pak Cipto, " ujar Suyanto.

Kejadian pembacokan sontak membuat jamaah lainnya menjerit histeris.

Pelaku kemudian keluar dari musala sambil menenteng parang penuh darah mengejar jamaah lainnya. 

Situasi dilingkungan RT 04 pun berubah mencekam. Pelaku akhirnya diamankan oleh putranya sendiri dan selanjutnya dibawa ke Mapolsek Kedungadem.

", mbah Jito ngamok - mbah Jito ngamok. Dia diamankan oleh cucunya sendiri dan cucu korban, dijalan raya sana mas, sambil bawa parang," ulasnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved