Subuh Berdarah di Bojonegoro

Tabiat Cipto Rahayu Korban Tewas Tragedi Subuh Berdarah di Bojonegoro: Dermawan, Rutin Santuni Janda

Terungkap tabiat Cipto Rahayu (60), korban meninggal dunia dalam tragedi subuh berdarah di Desa Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro. 

Penulis: Misbahul Munir | Editor: Musahadah
kolase surya/misbahul munir
TRAGEDI SUBUH BERDARAH - Kepergian Cipto Rahayu (kiri) menjadi duka mendalam warga Desa Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Sosok Cipto dikenal sebagai pengusaha yang dermawan, dan dicintai warga. 

Sosok Cipto dikenal sebagai pengusaha yang dermawan, dan dicintai warga.

Jenazah Cipto tiba di rumah duka sekitar pukul 17.00 WIB dan langsung dimandikan serta disalatkan sebelum dimakamkan di pemakaman umum desa Kedungadem pukul 18.30 WIB.

Suasana pemakaman berlangsung khidmat, dengan warga berdiri berjejer di sepanjang jalan menuju makam sebagai bentuk penghormatan terakhir.

Namun, di balik prosesi itu, ada kepedihan yang lebih dalam.

Warga Kedungadem kehilangan akan figur teladan di tengah masyarakat.

Sejumlah warga menyampaikan kesaksian mereka tentang almarhum, yang tak hanya dikenal sebagai pengusaha sukses, tapi juga pribadi yang rendah hati, dermawan, dan taat beragama.

"Pak Cipto itu orangnya halus, lemah lembut, dan dikenal sangat dermawan. Sosok pengusaha yang rendah hati. Beliau itu setiap bulannya tidak pernah absen memberikan bantuan kepada orang miskin, para janda, dan menyantuni anak-anak yatim," ungkap Ibnu. 

Selain dermawan, Ibnu juga mengemukakan bahwa Cipto adalah pribadi yang baik dan pendiam.

Sosok yang halus dalam bertutur, juga sosok dikenal sebagai tokoh masyarakat yang taat beribadah dan aktif dalam kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar.

"Beliau biasanya yang adzan dan selalu hadir jamaah di Musala Al-Manar. Orangnya baik sekali, selalu jadi yang terdepan dalam urusan lingkungan, kalau ada acara apapun ada yang kurang, diberesi sama beliau," tambah Ibnu.

Kesaksian serupa disampaikan H. Kusnan, marbot Musala Al-Manar. Ia mengenang kebaikan hati almarhum yang kerap memberikan sedekah secara rutin.

"Beliau tiap bulan ngasih uang buat kebutuhan musala. Kadang Rp200 ribu, kadang lebih. Itu rutin, tanpa diminta," tutur Kusnan.

Kepergian Cipto tak hanya meninggalkan luka bagi keluarga, tetapi juga lubang besar di hati masyarakat yang selama ini merasakan kebaikannya.

Ia dikenang sebagai sosok yang hidupnya diabdikan untuk membantu dan menebar manfaat bagi sesama.

Pelaku Terancam Hukuman Mati

PEMAKAMAN - Suasana duka menyelimuti Desa Kedungadem, Bojonegoro, saat ratusan warga memadati pemakaman umum desa untuk mengantarkan Cipto Rahayu (60) ke peristirahatan terakhirnya, Senin (5/5/2025).
PEMAKAMAN - Suasana duka menyelimuti Desa Kedungadem, Bojonegoro, saat ratusan warga memadati pemakaman umum desa untuk mengantarkan Cipto Rahayu (60) ke peristirahatan terakhirnya, Senin (5/5/2025). (Misbahul Munir/TribunJatim.com)
Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved