Berita Viral

Pengeroyokan Usai Pertandingan Futsal di GOR Unesa Surabaya, Korban Remaja 16 Tahun Dihantam Paving

Remaja di Surabaya Jadi Korban Pengeroyokan Usai Pertandingan Futsal, Kepala Dihantam Paving

|
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Canva.com
MAIN TANGAN - Ilustrasi dua suporter pertandingan futsal antar SMK dan SMA di Gor Unesa Lidah Wetan, Surabaya, Jawa Timur berselisih, hingga menyebabkan terjadinya aksi pengeroyokan pada salah satu remaja berinisial MF (16). 

SURYA.CO.ID - Sebuah video viral memperlihatkan momen mengerikan, seorang remaja laki-laki dikeroyok puluhan orang usai pertandingan futsal.

Peristiwa pengeroyokan ini terjadi di Surabaya, Jawa Timur tepatnya di area parkir Gedung GOR Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Lidah Wetan, Lakarsantri, pada Sabtu (3/5/2025) sore.

Video pengeroyokan di Surabaya tersebut diunggah oleh akun Instagram @surabayakabarmetro dan langsung menarik simpati warganet.

"Kejadian nang GOR Unesa Lidah wingi rek sak marine turnamen futsal antara SMA nang Suroboyo. Tampak pengeroyokan oleh beberapa orang," tulis narasi unggahan IG @surabayakabarmetro, Selasa (6/5/2025).

Aksi pengeroyokan diduga dilakukan karena perselisihan antar suporter tim sekolah yang bertanding dalam turnamen futsal antar SMA dan SMK.

Baca juga: Kronologi Serka Untung Gugur, Melompat ke Jurang saat Truk TNI Angkut Amunisi Terbakar di Pandaan

Kondisi korban

Tangkap layar video pengeroyokan puluhan remaja usai pertandingan futsal di lorong gang area parkir Gedung GOR, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Jalan Rektorat Unesa, Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya, Sabtu (3/5/2025) sore. Polsek Lakarsantri Surabaya belum memperoleh informasi terbaru adanya upaya pelaporan hukum dari kedua belah pihak yang berseteru dalam video tersebut.
Tangkap layar video pengeroyokan puluhan remaja usai pertandingan futsal di lorong gang area parkir Gedung GOR, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Jalan Rektorat Unesa, Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya, Sabtu (3/5/2025) sore. Polsek Lakarsantri Surabaya belum memperoleh informasi terbaru adanya upaya pelaporan hukum dari kedua belah pihak yang berseteru dalam video tersebut. (Tangkap Layar Video)

Korban pengeroyokan diketahui berinisial MF (16), siswa kelas 10 dari sebuah sekolah negeri di Surabaya.

MF mengalami luka cukup serius akibat pengeroyokan tersebut.

Menurut kesaksian DA (17), teman sekolah korban, MF dipukuli hingga tubuhnya penuh luka. Bahkan, kepalanya disebut sempat dihantam menggunakan paving block.

"Kuping kiri, hidung, punggung, semua ada luka. Ada bekas cakaran juga. Katanya sempat dipukul batu, bahkan paving kena kepala," jelas DA, Selasa (6/5/2025).

Baca juga: Razman Nasution Tak Hadiri Sidang Kasus Pencemaran Nama Baik, Sakit GERD hingga Vertigo Jadi Alasan

Saling olok di medsos

Penyebab utama pengeroyokan masih belum diketahui secara pasti.

Namun, DA mengungkapkan bahwa ketegangan sudah terasa sejak sebelum pertandingan.

Antar suporter suah memanas dan saling sindir di media sosial (modses).

"Di media sosial, pendukung sekolah kami dan lawan memang sudah panas saling sindir," ujarnya.

MF sendiri saat itu disebut hanya hendak pulang bersama dua temannya dan tidak memancing keributan.

"Dia mau ambil motor, tapi tiba-tiba diserang dari belakang. Dua temannya berhasil kabur," lanjut DA.

Menurut DA, pihak sekolah korban telah melaporkan kasus ini ke polisi.

"Kalau dari korban (penjelasan), pihak sekolah (yang membuat lapor kepolisian atas kasus pengeroyokan itu)," pungkasnya.

Keterangan Polisi

Menanggapi video viral tersebut, Kapolsek Lakarsantri Polrestabes Surabaya Kompol Sandi Putra mengaku belum menerima laporan.

Namun, Sandi membenarkan aksi pengeroyokan tersebut terjadi di GOR Unesa Lidah Wetan Surabaya.

"Untuk kejadian betul (berlokasi di GOR Unesa Lidah Wetan Surabaya) untuk laporan tidak ada, dari kedua belah pihak tidak ada yang membuat LP," ujarnya saat dihubungi, Selasa (6/5/2025).

Meskipun begitu, Sandi mengaku telah menyediakan ruang komunikasi mediasi bagi kedua belah pihak.

"Hari ini jam 9 memediasi kedua kepala sekolah tersebut untuk mencari win-win solution," ungkapnya.

Sandi lantas berpesan kepada penyelenggara untuk berkomunikasi dengan polisi untuk memberikan pengawalan dan pengamanan di setiap even.

Harapannya, peristiwa serupa tidak akan terulang kembali di lain hari.

"Menghimbau pihak panitia untuk dapat berkomunikasi secara intens kepihak polsek dalam hal menggelar pertandingan," pungkasnya. (Surabaya.tribunnews.com/Luhur Pambudi/Pipit Maulidiya)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved