Sekolah Rakyat Di Kota Batu Sepi Peminat : Tak Banyak Penduduk Miskin

Terhitung hingga Jumat (2/5/2025) ini, pendaftar Sekolah Rakyat di Kota Batu, Jawa Timur, tak lebih dari 20 siswa.

Penulis: Dya Ayu | Editor: Cak Sur
Istimewa/Prokopim Kota Batu
SEKOLAH RAKYAT - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat meninjau Panti Sosial Petirahan Anak Bhima Sakti, Kelurahan Songgokerto, yang akan digunakan sebagai Sekolah Rakyat di Kota Batu, Jawa Timur pada pekan lalu. Namun, Sekolah Rakyat di Kota Batu, disebut sepi peminat. 

SURYA.CO.ID, KOTA BATU - Program pendidikan Sekolah Rakyat bagi masyarakat kurang mampu di Kota Batu, Jawa Timur (Jatim), disebut sepi peminat.

Hal ini diketahui dari jumlah pendaftar yang terhitung sampai dengan Jumat (2/5/2025), tak lebih dari 20 siswa.

Padahal, sebelumnya pihak Dinas Sosial (Dinsos) telah melakukan verifikasi berdasarkan data siswa prasejahtera Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) kategori desil 1 dan 2, untuk mengikuti program pendidikan berasrama bagi siswa kurang mampu di wilayah Kota Batu ini. 

“Baru 19 siswa (yang mendaftar, red). Ini masih sementara,” kata Kepala Dinsos Kota Batu, Lilik Fariha, Jumat (2/5/2025).

Jumlah tersebut, masih jauh dari kuota yang tersedia di Sekolah Rakyat Kota Batu, yang berlokasi di Panti Sosial Petirahan Anak Bhima Sakti, Kelurahan Songgokerto, Kota Batu, yakni berjumlah 75 siswa.

“Penyebabnya ada beberapa hal, yang pertama di Kota Batu memang tidak banyak penduduk miskin. Selain itu, ini baru angkatan pertama, sehingga banyak orang tua yang belum memiliki gambaran terkait program ini,” jelasnya. 

Ditargetkan, proses penerimaan siswa ini akan tuntas pada Mei 2025 ini, sehingga Sekolah Rakyat dapat dimulai Juli mendatang.

Sebelumnya pada pekan lalu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Batu Nurochman telah meninjau lokasi Panti Sosial Petirahan Anak Bhima Sakti, yang akan digunakan untuk Sekolah Rakyat.

Rencananya, Sekolah Rakyat akan mulai berjalan pada tahun ajaran 2025/2026 untuk jenjang SD, SMP dan SMA di seluruh Indonesia. 

Hingga kini, ada 53 lokasi Sekolah Rakyat di berbagai wilayah, termasuk di Jawa Timur, NTT, Papua dan Kalimantan.

“Alhamdulillah semua kabupaten/kota telah siap menyelenggarakan Sekolah Rakyat. Yang sedang kami maksimalkan adalah percepatan bagi kabupaten/kota yang masih berupa lahan, jadi pemprov telah menyiapkan lahan yang tersebar di Jawa Timur,” terang Khofifah. 

Ia mengatakan, Sekolah Rakyat diperuntukkan untuk warga yang masuk di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

"Atau termasuk dalam keluarga kategori desil satu. Dengan demikian, seluruh warga yang masuk dalam kategori di atas diharapkan dapat terakomodir di dalam Sekolah Rakyat, sekolah berkualitas berasrama,” jelas Khofifah.

Terakhir, ia menyampaikan, bahwa di Kota Batu wajib dilakukan perbaikan dalam segi infrastruktur dan kualitas fasilitas yang ada di dalam UPT PSSA Bima Sakti seperti kamar, dapur dan ruang kelas.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved