PDIP Copot Jabatan Adi Sutarwijono

Profil Adi Sutarwijono, Ketua DPC PDIP Surabaya yang Dicopot Jabatannya Usai Evaluasi Kinerja

Sosok dan profil Adi Sutarwijono, Ketua DPC PDIP Surabaya, jadi sorotan usai mendadak dicopot dari jabatannya. Setelah evaluasi kinerja.

|
SURYA.CO.ID/Nuraini Faiq
Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono. 

SURYA.co.id - Sosok dan profil Adi Sutarwijono, Ketua DPC PDIP Surabaya, jadi sorotan usai mendadak dicopot dari jabatannya.

Diketahui, Adi Sutarwijono dicopot dari jabatan Ketua DPC PDIP Surabaya usai kinerjanya dievaluasi.

Dan hasilnya adalah kinerja Ketua DPRD Surabaya itu kurang optimal.

Lantas, seperti apa profil Adi Sutarwijono?

Dominikus Adi Sutarwijono lahir di Blitar pada 4 Agustus 1968.

Anak dari seorang guru sekolah dasar (SD) ini tak pernah bermimpi menjadi Ketua DPRD Surabaya

Perjalanan Awi dimulai selepas SMA, Adi memilih merantau ke Surabaya menimba ilmu Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga (Unair).

Baca juga: BREAKING NEWS Evaluasi Kinerja, PDIP Copot Adi Sutarwijono dari Ketua DPC Surabaya

Sebagai mahasiswa Ilmu Politik, Adi aktif dalam organisasi kemahasiswaan.

Pada 1993, Adi yang baru lulus kuliah kemudian terjun sebagai wartawan. 

Di situlah, ia lebih mengenal dunia politik. 

Ia berkarir sebagai wartawan Surya selama lima tahun. Kemudian, pindah ke majalah Tempo dengan kurun waktu yang sama.

Berbekal pengalaman tersebut, alumnus SMAN 1 Blitar ini percaya diri untuk bergabung bersama PDI Perjuangan pada akhir 2003.

Pada Pemilu 2004, ia mencoba peruntungan maju sebagai calon legislatif.

Namun, keberuntungan belum berpihak kepadanya.

Pada Pemilu 2009, Adi didorong untuk kembali menyalonkan diri.

Tekadnya sudah bulat untuk menjadi seorang wakil rakyat. Pemilu pertama yang menganut sistem perolehan suara terbanyak itu menggagalkan tekadnya, Adi kembali menelan pil pahit.

Tiga tahun berikutnya, Adi mendapatkan durian runtuh. Dia berhak menjadi anggota dewan DPRD Surabaya atas Pergantian Antar Waktu (PAW).

"Saya akhirnya jadi anggota dewan karena PAW," kata Adi sembari mengenang masa-masa perjuangannya.

Periode berikutnya, pada 2014 Adi kembali maju sebagai anggota legislatif.

Pada pemilu 2019, ia kembali terpilih.

Ia tak percaya mendapat amanat besar dari partainya untuk memimpin DPRD.

Tak berhenti di situ saja, Megawati bahkan mempercayainya sebagai Ketua DPC PDIP Kota Pahlawan menggantikan Whisnu Sakti Buana.

Padahal Whisnu adalah Wakil Wali Kota Surabaya sekaligus anak dari Soetjipto, tokoh PDI Perjuangan.

Dicopot

EVALUASI - Jajaran DPD PDI Perjuangan Jatim saat mengumumkan pencopotan sejumlah pengurus dari jajaran DPC PDI Perjuangan Surabaya, Jumat (2/5/2025). Dari keputusan yang diambil, PDIP mencopot Adi Sutarwijono sebagai Ketua DPC dan Achmat Hidayat dari posisi Wakil Sekretaris.
EVALUASI - Jajaran DPD PDI Perjuangan Jatim saat mengumumkan pencopotan sejumlah pengurus dari jajaran DPC PDI Perjuangan Surabaya, Jumat (2/5/2025). Dari keputusan yang diambil, PDIP mencopot Adi Sutarwijono sebagai Ketua DPC dan Achmat Hidayat dari posisi Wakil Sekretaris. (Tribun Jatim/Yusron Naufal)

Diberitakan, PDI Perjuangan membuat keputusan mengejutkan dengan mencopot Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Adi Sutarwijono dari struktural partai. 

Selain mencopot Awi, sapaan akrab Adi, PDIP juga mencopot Wakil Sekretaris Achmad Hidayat. 

Keputusan tersebut diumumkan setelah DPD PDIP Jatim menggelar rapat tertutup di Kantor DPD Jalan Raya Kendangsari Surabaya, Jumat (2/5/2025). 

Rapat tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDIP Jatim Budi Sulistyono Kanang. 

Sebagai informasi, Awi adalah Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya yang telah menjabat sejak 2019 lalu. 

Saat ini, Awi juga duduk sebagai Ketua DPRD Surabaya

"Ini menjadi evaluasi partai. Kita bebastugaskan Ketua DPC dan Wakil Sekretaris," kata Kanang di Kantor DPD PDIP Jatim. 

Sebelum mengumumkan hasil ini, jajaran DPC PDIP Surabaya dipanggil ke Kantor DPD. Termasuk Awi hadir secara langsung. Namun, Awi lebih dulu keluar dan tidak berkomentar. 

Kanang menjelaskan, pencopotan ini bermula dari surat dari DPP tertanggal 30 April 2025 lalu yang melakukan evaluasi kinerja DPC se-Jawa Timur. 

Surabaya menjadi salah satu atensi. Surat itu menjadi dasar DPD PDIP Jatim untuk menindaklanjuti dengan pencopotan Awi. 

Dari pertimbangan yang dilakukan, evaluasi itu lantaran dinilai struktural DPC PDIP Perjuangan Kota Surabaya belum optimal. 

Di antaranya lantaran penurunan kursi hasil Pileg. Semula PDIP memperoleh 15 kursi di 2019 namun melorot menjadi 11 kursi pada Pileg 2024 lalu. 

PDIP menilai ada persoalan soliditas di internal DPC. Sebab, selain Awi dan Hidayat, PDIP juga mengevaluasi Sekretaris DPC Baktiono dan Taroe Sasmito.

Bedanya, Sekretaris dan Bendahara ini mendapat sanksi peringatan. 

Hidayat dievaluasi lantaran posisinya semacam kepala Sekretariat yang dianggap tidak optimal. 

"Yang mendapat sanksi peringatan kita minta untuk memperbaiki kinerja," terang Kanang yang merupakan anggota DPR RI. 

Meski telah dicopot dari struktural partai, namun Kanang mengungkapkan keanggotaan maupun penugasan partai kepada yang bersangkutan masih tetap.(Yusron Naufal/Putra Dewangga/SURYA.co.id)

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved