Warga Dusun Jombok Lamongan Syukuri Hasil Panen Lewat Sedekah Bumi, Ada Tradisi Udik-udikan
Tradisi sedekah bumi atau nyadran masih dipertahankan warga Dusun Jombok, Desa Wonorejo, Kecamatan Sambeng, Lamongan
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, LAMONGAN – Tradisi sedekah bumi atau nyadran masih dipertahankan warga Dusun Jombok, Desa Wonorejo, Kecamatan Sambeng, Lamongan sebagai perwujudan syukur atas semua nikmat yang telah warga rasakan, termasuk menikmati hasil panen yang melimpah.
Acara yang digelar warga yang mayoritas petani tersebut kembali menarik perhatian masyarakat, apalagi rangkaian udik-udikan atau berebut uang masih mewarnai sedekah bumi itu.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian tradisi nyadran yang telah dilestarikan oleh warga setempat sejak zaman nenek moyang.
Rangkaian acara dimulai saat ratusan warga yang berduyun-duyun membawa ambeng ke makam dan punden Pande yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat.
Setelah melakukan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa, kegiatan dilanjutkan dengan tradisi udik-udikan, di mana uang disebar oleh sesepuh desa dan warga setempat.
Suasana menjadi meriah saat warga berebut uang yang disebar. Uang yang disebar itu dipercaya dapat membawa berkah bagi siapapun yang berhasil mendapatkan uang udik-udikan.
Selain udik-udikan, sejumlah warga juga melakukan nadhar (kaulan) sebagai bentuk permohonan agar mereka dapat sembuh dari penyakit dan terhindar dari musibah, terutama serangan virus PMK yang telah menyebabkan banyak sapi milik warga setempat mati.
Mbah Sapari (71), sesepuh dusun, menjelaskan tradisi nyadran dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta setelah panen selesai.
"Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan dan rasa syukur kami atas hasil panen yang melimpah," ujarnya.
Baik sesepuh desa maupun warga berharap bahwa tradisi rutin yang telah dilakukan ini dapat membawa keberkahan pada musim panen mendatang dan melindungi ternak mereka dari wabah penyakit.
"Kami berharap, dengan melaksanakan tradisi ini, kami semua akan mendapatkan perlindungan dan hasil panen yang lebih baik di masa depan," ungkap Mbah Sapari.
Tradisi nyadran di Dusun Jombok ini tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga, menjadikan acara ini sebagai salah satu warisan budaya yang patut dilestarikan.
Sedekah bumi oleh warga desa ini menjadi agenda tahunan yang harus mereka jalan untuk pembuktian rasa syukur atas karunia dan nikmat yang telah diberikan oleh Yang Kuasa.
BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Bacaan Sholawat Basyairul Khairat, Dilengkapi Lirik Teks Latin |
![]() |
---|
Ya Habibal Qolbi - Sabyan Gambus, Lirik Arab dan Latin |
![]() |
---|
Demonstran Membakar dan Jarah Fasilitas Gedung Grahadi Rumah Dinas Gubernur Khofifah |
![]() |
---|
Paguyuban Ojek Online Lumajang Gelar Salat Ghaib untuk Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Breaking News - Massa Bakar Gedung Negara Grahadi, Aksi Demo di Surabaya Makin Tak Terkendali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.