Berita Viral

Mbok Yem Pilih Tak Kembali ke Gunung Lawu, Keluarga Belum Putuskan Nasib Warung Puncak Lawu

Wakiyem atau yang akrab dikenal sebagai Mbok Yem, memutuskan untuk tinggal bersama keluarga, di usia senjanya.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: irwan sy
febrianto ramadani/surya.co.id
DATANGI RUMAH DUKA - Satu persatu pelayat yang berasal dari pendaki terus mendatangi rumah duka almarhumah Mbok Yem, Dusun Dagung, Kecamatan Poncol, Magetan, Rabu malam (23/4/2025). Sebelum tutup usia, Mbok Yem sempat mengutarakan keinginan pensiun dan tinggal bersama keluarga. 

SURYA.co.id | MAGETAN - Wakiyem atau yang akrab dikenal sebagai Mbok Yem, memutuskan untuk tinggal bersama keluarga, di usia senjanya.

Sosok legendaris penjaga Gunung Lawu sekaligus pemilik Warung Puncak Lawu tersebut, memilih meninggalkan dunia pendakian yang telah menemaninya selama puluhan tahun.

Baca juga: Cucu Ungkap Detik-Detik Mbok Yem Tutup Usia, Pemilik Warung Puncak Lawu Magetan Sempat Minta Ini

Cucunya Syaiful Bahri, menjelang Hari Raya Idul Fitri 2025, kondisi kesehatan Mbok Yem yang terus menurun membuatnya turun dari Hargo Dumilah dan kembali ke rumahnya di Dusun Dagung, Kecamatan Poncol, Magetan

Komplikasi penyakit yang dialami almarhumah, terpaksa harus menjalani perawatan intensif di RSU Aisyiyah Ponorogo selama hampir tiga pekan.

“Setelah dirawat, kondisi Mbok Yem sempat menunjukkan perbaikan. Namun, beberapa hari setelah Lebaran, kesehatannya kembali melemah,” ujar Syaiful, di rumah duka Dusun Dagung, Kecamatan Poncol, Magetan, Rabu malam (23/4/2025).

Menurutnya, beberapa hari terakhir malah sempat membaik.

Tapi menjelang siang kondisi kesehatan tiba-tiba menurun drastis, dan tutup usia sekitar pukul 2 siang.

Syaiful juga mengungkapkan, sebelum meninggal, Mbok Yem sudah mengutarakan niatnya untuk tidak lagi kembali ke warung di Puncak Gunung Lawu.

Mbok Yem merasa sudah cukup dan ingin menghabiskan masa tuanya dikelilingi anak dan cucunya.

"Beliau sudah bilang ingin istirahat, tidak ingin naik gunung lagi. Maunya tinggal di rumah bareng keluarga," jelasnya.

Soal nasib warung bersejarah yang berdiri di titik tertinggi jalur pendakian itu, keluarga masih mempertimbangkan berbagai kemungkinan.

Namun, belum ada keputusan pasti mengenai kelanjutannya.

"Nanti kami bicarakan bersama keluarga besar. Sekarang fokus dulu untuk melepas kepergian beliau," pungkas Syaiful.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved