Berita Viral

Curhat Pilu Sopir Angkot Puncak Bogor ke Dedi Mulyadi Soal Setoran, Langsung Dapat Tawaran Menarik

Seorang sopir angkot di kawasan Puncak, Bogor sempat curhat pilu kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dapat tawaran menarik.

Kolase youtube KDM
CURHAT SOPIR ANGKOT - (kiri) Emen, Sopir angkot yang curhat pilu ke Dedi Mulyadi soal setoran. 

SURYA.co.id - Seorang sopir angkot di kawasan Puncak, Bogor sempat curhat pilu kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Curhat tersebut terkait uang setoran yang terus naik, serta penumpang yang menurun.

Merespon hal itu, Dedi langsung memberikan tawaran yang menarik kepada sang sopir angkot.

"Saya Emen, dari Komunitas Seksi, komunitas sopir angkot," ucap Emen saat ditelepon Dedi Mulyadi, melansir dari youtube KDM.

Emen yang juga warga Gadog itu mengungkapkan, sudah menjadi sopir angkot sejak tahun 1995 sejak setoran Rp10 ribu dan sekarang Rp150 ribu.

Menurut Emen, saat ini mendapatkan uang untuk dibawa ke rumah sekitar Rp70 ribuan setelah dipotong setoran.

Dedi Mulyadi menanyakan, apa penyebab menurunnya pendapatan angkot.

Emen lalu menjawab, penyebabnya ojek online hingga motor dan mobil pribadi.

Dedi Mulyadi kemudian menawarkan skema, akan melobi perusahaan mobil listrik dan unitnya dijadikan taksi atau angkot kemudian diberikan kepada sopir angkot tanpa DP dan setorannya untuk bayar cicilan.

Sehingga, dalam beberapa tahun setorannya lunas.

Mendengar hal tersebut, Emen mengaku, akan berdiskusi dan musyawarah dengan sopir lainnya. "Dipikir-pikir dulu, pak," ucap Emen kepada Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi menjelaskan, angkot listrik bisa dimodifikasi misalnya didesain gambar Puncak.

Baca juga: Peringatan Dedi Mulyadi Akan Sedikit Galak untuk Atasi Knalpot Brong di Jabar, Begini Aturannya

Kemudian, kata Dedi Mulyadi, tempat duduknya diubah model wisata, ada musiknya sehingga orang naik wisata borongan ke Puncak keren.

Emen lalu menjawab bahwa setuju gagasan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

"Mau sih mau pak, cuma yang sekarang punya angkot gimana nasibnya," kata Emen.

Uang Kompensasi Dedi Mulyadi untuk Sopir Angkot Diduga Disunat 

Selain itu, Dedi Mulyadi juga memberikan kompensasi kepada sopir angkot di kawasan Puncak, Bogor.

Dedi Mulyadi meminta sopir angkot menghentikan operasionalnya selama arus mudik dan balik Lebaran 2025.

Kompensasi yang diberikan sebesar Rp 1,5 juta dengan rincian Rp 1 juta dalam bentuk uang tunai, dan Rp 500 ribu berbentuk sembako.

Pemberian uang kompensasi sebagai strategi Pemprov Jabar agar arus lalu lintas saat momentum Lebaran lancar.

Namun, Kabid Lalin Dishub Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih, menerima laporan bahwa ada sopir angkot yang hanya menerima Rp 800 ribu.

"Intinya hanya berbentuk laporan, kita sudah tanya ke sopir bahwa itu pemotongan," kata Dadang dikutip SURYA.CO.ID dari Tribun Bogor.

Menurutnya, uang kompensasi disalurkan lewat UPT Wilayah 1.

"Waktu pengambilan dikordinasi UPT Provinsi Wilayah 1," katanya.

Ia merinci sopir angkot yang mendapat kompensasi sebanyak 3 trayek.

Baca juga: Rekam Jejak AKBP Rio Wahyu, Kapolres Bogor yang Ditelfon Dedi Mulyadi Tanya Soal Kemacetan Puncak

Mulai dari trayek Ciawi, Pasir Muncang dan Cibedug.

"651 yang sudah tersalurkan. 17 sopir yang gak dateng. Kami lagi evaluasi kenapa gak datangnya," kata Dadang.

Soal pemotongan uang kompensasi ini, Dishub Kabupaten Bogor akan melakukan penelusuran lebih lanjut.

"Tindak lanjuti ntar kita harus sesuai. Kita koordinasi formulanya supaya secepatnya terselesaikan," kata Dadang.

Di sisi lain, masih ada saja sopir angkot yang memiliki tetap beroperasi selama libur lebaran.

Dadang, sopir angkot yang tetap beroperasi, mengaku hanya membawa penumpang carteran atau sewa.

"Ke Pasar Cisarua, ziarah ke belakang pasar, (nganter) tetangga," ujarnya kepada wartawan di Simpang Gadog, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Rabu (2/4/2025).

Di samping itu, salah satu alasanya tetap beroperasi yaitu karena tidak mendapat kompensasi pengganti libur operasional tersebut.

Ia mengaku tidak menerima kompensasi karena tidak mengetahui prosedur untuk mendapatkannya.

"Kalau seumpamanya yang dapet kebagian. (Saya) Engga, pengen dapet tapi kan engga tau peraturannya," katanya.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved