Berita Viral

Kisah Perjuangan Andika Siswa Berkebutuhan Khusus yang Bawa Indonesia Juara di Lomba Masak Dunia

Kisah perjuangan seorang siswa bernama Kadek Dwi Andika Putra bawa Indonesia jadi juara lomba masak dunia, sangat menginspirasi.

Puspresnas Kemendikdasmen
SISWA BERPRESTASI - Kadek Dwi Andika Putra dan kedua orangtuanya. Andika merupakan Siswa Berkebutuhan Khusus yang Bawa Indonesia Juara di Lomba Masak Dunia. 

Putra dari ayah yang bekerja sebagai Linmas yakni I Nyoman Wardana tersebut dalam kesehariannya dikenal sebagai anak yang patuh. Andika rajin dan piawai membantu orang tua dalam hal mencuci, bersih-bersih, memasak, dan lainnya.

I Wayan sebagai guru sangat bangga atas prestasi Andika yang telah membawa nama sekolah. Ia tak menyangka siswa ajarnya telah mengharumkan nama Indonesia.

"Saya sangat bangga sekaligus tidak menyangka Andika bisa meraih perunggu di kompetisi BOTC kemarin," ucapnya.

Di akhir, Andika punya pesan bagi siswa yang punya kondisi sepertinya untuk selalu bersemangat mengejar mimpi. Ia telah membuktikan sendiri bahwa saat ini sudah banyak ajang talenta yang terbuka untuk siswa seperti dirinya.

"Keterbatasan itu bukan menjadi halangan karena kita semua memiliki kesempatan yang sama untuk meraih prestasi. Jadi tetap semangat," pesannya.

Mahasiswi Disabilitas Lulus Cumlaude S2 UGM

Di kisah lain, Ida Mujtahidah mampu membuktikan bahwa memiliki keterbatasan tidak menjadi alasan untuk mengenyam pendidikan tinggi. 

Ida menjadi salah satu dari 841 lulusan Program Magister, Spesialis, Subspesialis, dan Doktor yang diwisuda pada Program Pascasarjana di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis (23/1/2025) lalu. 

Tak hanya itu, dia juga meraih predikat Cumlaude karena lulus tepat waktu dan mendapat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna, yakni 3,9.

Lulusan Program Studi S2 Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) ini semringah saat Dekan Fisipol, Wawan Masudi, menghampirinya sembari menyerahkan ijazah.

Mata Ida tampak berkaca-kaca.

Sebab, ini adalah pencapai terbesar dalam hidupnya.

Sambil duduk di kursi roda listrik, Ida mengaku, keluarga memiliki peran sangat besar dalam perjalanan studinya.

Baginya, keluarga selalu menjadi sumber dukungan moral, emosional, dan logistik yang dibutuhkan termasuk fasilitas kursi roda listrik.

Meski begitu, Ida mengaku sempat mengalami mental breakdown ketika menjalani masa kuliah.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved