Berita Viral

Rekam Jejak Romo M Syafii, Wamenag yang Sebut Ormas Palak THR ke Pengusaha Adalah Budaya Lebaran

Sosok hingga rekam jejak Wamenag Romo M Syafii jadi sorotan usai pernyataan kontroversialnya terkait fenomena ormas palak THR ke pengusaha.

Dok Kemenag RI
ORMAS PALAK THR - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Dr. Romo H. R. Muhammad Syafii, S.H., M.Hum. Ia Menyebut Ormas Palak THR ke Pengusaha Adalah Budaya Lebaran. 

SURYA.co.id - Sosok hingga rekam jejak Wamenag Romo M Syafii jadi sorotan usai pernyataan kontroversialnya terkait fenomena ormas palak THR ke pengusaha.

Sambil tertawa, Romo M Syafii menyebut fenomena tersebut merupakan budaya lebaran di Indonesia.

Menurutnya, THR Lebaran ini tak perlu dipersoalkan. 

"Enggak perlu kita persoalkan," ujarnya di hadapan wartawan dalam video yang beredar dikutip pada Senin (24/3/2025).

Romo mengatakan kegiatan meminta THR merupakan budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu kala.

"Saya kira itu fenomena budaya Lebaran Indonesia sejak dahulu kala," ujarnya kepada wartawan.

"Kadang ada, kadang gak ada. Kadang-kadang dapat, kadang-kadang nggak dapat (THR),"sambungnya dengan tertawa.

Lantas, seperti apa rekam jejaknya?

Menurut penelusuran SURYA.co.id, Romo H. R. Muhammad Syafi'i, S.H., M.Hum., adalah seorang politikus Indonesia yang lahir di Medan pada 21 Oktober 1959.

Ia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara pasangan H. Raden Sanusi dan Hj. Latifah Hanum. 

Romo menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU), kemudian meraih gelar S2 di bidang Ilmu Hukum dari universitas yang sama.

Saat ini, ia tengah menempuh program doktoral dalam bidang Tafsir Al-Qur'an di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an Jakarta.

Karier profesional Romo dimulai sebagai pendidik. Antara tahun 1982 hingga 1995, ia mengajar di beberapa institusi pendidikan, termasuk Perguruan Ade Irma, Taman Siswa Polonia, Nasional Khalsa, Agus Salim, dan Budi Satria.

Selain itu, ia juga berperan sebagai Penatar P4 di BP7 Provinsi Sumatera Utara dari 1990 hingga 1995.

Dalam bidang politik, Romo memulai kiprahnya pada tahun 1978. Ia pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kota Medan periode 1997-1999 dan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara periode 2004-2009.

Selanjutnya, ia terpilih sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra untuk dua periode, yaitu 2014-2019 dan 2019-2024, di mana ia duduk di Komisi III yang membidangi hukum, HAM, dan keamanan.

Selain itu, Romo juga menjadi anggota Badan Legislasi DPR RI dan Badan Pengkajian MPR RI.

Salah satu pencapaian penting Romo adalah kepemimpinannya dalam Panitia Khusus Revisi UU No. 15/2003 tentang Tindak Pidana Terorisme.

Di bawah kepemimpinannya, revisi undang-undang tersebut berhasil disahkan pada Mei 2018, yang mencakup penambahan bab mengenai pencegahan, perlindungan korban, kelembagaan, pengawasan, serta peran TNI.

Di internal Partai Gerindra, Romo menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasehat DPP dan Wakil Ketua Majelis Kehormatan untuk periode 2020-2025.

Pada Oktober 2024, Presiden Prabowo Subianto menunjuk Romo sebagai Wakil Menteri Agama, mengakui kontribusi dan pengalamannya yang luas di bidang legislatif dan pendidikan.

Sebelum viral tanggapannya soal THR Lebaran, ia juga pernah jadi sorotan karena beberapa kontroversi.

  1. Sebut Bobby Nasution kebiasaan berbohong

Romo HR Muhammad Syafi'i pernah saling sindir dengan Bobby Nasution saat menjabat wali kota Medan. 

 

Jauh sebelumnya itu, Romo Syafi'i juga pernah bersitegang dengan Jenderal (Purn) Agus Andrianto saat menjabat Kapolda Sumut. Kala itu soal aksi unjuk rasa ormas. 

Selanjutnya, dindiran terhadap Bobby Nasution itu disampaikan Romo Syafi'i lewat akun Instagram @romo.syafii pada Selasa (27/4/2021).

Dia mengatakan Bobby sudah ketularan kebiasaan berbohong. 

"Ternyata Bobby sudah ketularan kebiasaan berbohong di awal masa jabatannya terkait dengan pencopotan Kadis Kesehatan Medan," tulis akun tersebut.

Romo Syafi'i menuding Bobby berbohong dengan menyebut sudah sering mengingatkan Edwin soal Corona sebelum mencopot yang bersangkutan dari posisi Kadis Kesehatan Medan. Syafi'i mengatakan Bobby tidak pernah mengingatkan Edwin.

"Katanya telah mengingatkan berkali-kali Kadis soal COVID-19, padahal itu tidak dilakukannya, apalagi dia baru saja menjabat sebagai Wali Kota Medan," tulis akun itu.

Syafi'i juga mengatakan kondisi penyebaran virus Corona di Medan sudah membaik sebelum Bobby dilantik. Namun hal itu dirusak dengan kebijakan Bobby soal Kesawan.

"Tetapi itu digagalkan Bobby dengan kerumunan masa kampanye Wali Kota Medan, kerumunan di Kesawan setiap malam tanpa prokes," tulisnya.

Bobby Nasution pun membalas unggahan Romo Syafi'i. Melalui akun Instagram miliknya, @bobbynst, Bobby menyebut Kadis Kesehatan yang dia berhentikan merupakan bagian keluarga dari Romo.

"Saya tau pak KADIS KESEHATAN yg saya BERHENTIKAN merupakan BESAN dari bapak ROMO, tapi ini sudah ada dasarnya dari INSPEKTORAT KOTA MEDAN," balas Bobby dengan akun resminya.

Bobby mengatakan pemberhentian yang dia lakukan sudah sesuai aturan. Dia juga menyebut pemberhentian itu dilakukan untuk menekan angka penyebaran virus Corona di Medan.

"Ini merupakan upaya saya untuk menekan penyebaran covid-19 dikota Medan melalui prangkat saya yang mau dan bisa bekerja sama. terima kasih bapak Romo yang terhormat," tulisnya.

2. Doakan Pemimpin yang Khianat

Romo Syafi'i juga pernah mengucapkan doa di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kala itu pada tahun 2016, pembaca doa Sidang Tahunan MPR-DPR-DPD diserahkan kepada anggota DPR RI Fraksi Gerindra.

Sidang tahunan itu dihadiri oleh Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla (JK) waktu itu. Ia kemudian membacakan doa di kompleks gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2016).

Romo Syafi'i ini menyinggung soal outsourcing hingga diselipkannya sindiran ke sosok pemimpin Tanah Air.

"Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat, yang memberi janji-janji palsu, yang memberi harapan kosong. Jauhkan kami ya Allah dari pemimpin yang khianat, yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, yang kekuasaannya bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, dan seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat," ucap Syafi'i dalam doanya.

Selain itu, Romo Syafi'i menyelipkan isu soal bentrokan antara warga dan aparat dalam doanya.

"Di mana-mana rakyat digusur tanpa tahu ke mana mereka harus pergi, di mana-mana rakyat kehilangan pekerjaan ya Allah. Di Negeri yang kaya ini, rakyat ini outsourcing wahai Allah, tidak ada jaminan kehidupan mereka aparat seakan begitu antusias untuk menakuti rakyat,"ujar dia.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved