UMKM Surabaya

Perjalanan Inspiratif Sambal Roenyah di Sidoarjo: Dari Usaha Pandemi hingga Merambah Pasar Retail

Marysa Anggi, alumnus Akuntansi dari salah satu kampus di Kediri, Jawa Timur, membuktikan bahwa semangat belajar tanpa henti dapat membuka peluang yan

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Adrianus Adhi
SURYA/HABIBUR ROHMAN
UMKM BUSINESS EXPO - Sambal Roenyah dari Sidoarjo Jawa Timur yang meramaikan "UMKM Business Expo 2025" berlangsung di Trans Icon Mall Surabaya, Sabtu (14/2/2025). Kegiatan hasil kerjasama Tribun Jatim dan PT Venteny ini diisi berbagai kegiatan untuk UMKMyang diantaranya diskusi serta penghargaan untuk UMKM. 

SURYA.co.id, Surabaya - Marysa Anggi, alumnus Akuntansi dari salah satu kampus di Kediri, Jawa Timur, membuktikan bahwa semangat belajar tanpa henti dapat membuka peluang yang luar biasa.

Ketika pandemi melanda, ia memulai perjalanan usahanya dengan memproduksi Sambal Roenyah melalui sistem open order.

Nama "Roenyah" sendiri diambil dari Bahasa Jawa Kuno, yang berarti tekstur kasar, mencerminkan karakter unik dari sambal buatannya.

"Sambil jalan masih sambil belajar sampai sekarang," tutur Anggi penuh keyakinan.

Langkah Kecil Menuju Inovasi Besar

Pandemi mengawali perjalanan usahanya, tetapi ketika aktivitas masyarakat mulai normal kembali, bisnis Anggi sempat mengalami penurunan.

Tidak menyerah begitu saja, Anggi mulai mendalami ilmu dari berbagai sumber, termasuk belajar dari Dinas Koperasi dan Dinas Perindustrian.

Ia bahkan mengubah jenis kemasannya dari botol selai ke kemasan segel agar lebih ringan dan tahan bocor.

Partisipasinya dalam pelatihan dan workshop juga membuahkan hasil. Ia belajar tentang pengolahan hingga sterilisasi produk untuk meningkatkan kualitas sambalnya.

Berbagai varian sambal seperti sambal cumi, sambal bawang, sambal teri nasi, sambal paru, dan sambal matah mulai dikembangkan.

Pantang Menyerah Melalui Tantangan

Tak hanya merasakan manisnya keberhasilan, Anggi juga menghadapi berbagai tantangan.

Salah satunya adalah saat mencoba berbagai metode untuk mendukung ketahanan produk. Ada kalanya ia harus menghadapi kegagalan, seperti saat pameran di mana hanya dua botol sambal yang terjual dalam empat hari.

Namun, ia tetap optimis, "Saya yakin rezeki datang dari banyak arah," ucapnya sambil tersenyum.

Pengemasan juga sempat menjadi kendala. Saat mengikuti pameran di Jakarta, Anggi mengalami kerugian akibat kemasan yang kurang aman. Namun, hal ini justru membuatnya semakin kuat dan terus belajar dari kesalahan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved