Ramadan 2025

Jual Jajanan Tradisional Buatan Para Siswa SD, Bazaar Takjil di Bangkalan Ludes Diserbu Warga

Pantauan SURYA di lokasi, ada tujuh buah lapak yang menyuguhkan produk-produk jajanan khas Kecamatan Socah.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad faisol (edo)
TAKJIL MAKANAN KHAS - Para pelajar UPTD SDN Pataonan I, Kecamatan Socah melayani pembeli dalam Bazaar Takjil yang menyajikan produk makanan khas Bangkalan di Kampung Peddes, Jumat (21/3/2025) sore. 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Puluhan warga memadati area Bazaar Takjil siswa UPTD SDN Pataonan 1 di Kampung Peddes, Desa Pataonan, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jumat (21/3/2025) sore. 

Bazaar yang melibatkan para anak didik itu memang berbeda, karena hanya menjual berbagai jajanan daerah atau produk tradisional.

Beberapa jajanan yang terdengar 'aneh' di telinga anak era modern seperti sewel berbahan ikan, cenil berbahan singkong, tahu brontak, dan risol daging ayam khas Kecamatan Socah, malah jadi rebutan warga yang datang.

Layaknya suasana pasar, riuh suara warga pembeli menambah semarak Bazaar Takjil bertema 'Menjalin Kebersamaan, Berbagi Kebahagiaan’ yang melibatkan 93 siswa kelas 1 hingga kelas 6. Kompak mengenakan seragam serba putih, mereka tampak keteteran melayani para pembeli.

“Alhamdulillah laris, berjualan roti cokelat buatan sendiri dibantu orangtua. Saya membuatnya dari siang, selain roti ada martabak, cenil, sewel,” kata siswi kelas IV, Aida Fitrianingsih sambil menggenggam beberapa lembar uang kertas.

Pantauan SURYA di lokasi, ada tujuh buah lapak yang menyuguhkan produk-produk jajanan khas Kecamatan Socah. Ada pula minumas es campur, telur gulung, serta beragam olahan roti.

Kepala UPTD SDN Pataonan 1, Abdul Rozaq mengungkapkan, para dewan guru beserta wali murid memang sepakat mengembangkan produk lokal atau makanan khas daerah Bangkalan dalam Bazaar Takjil.

Selain karena bahan baku bisa mudah didapat di lingkungan masyarakat, lanjutnya, sekaligus sebagai upaya sekolah melestarikan jajanan lokal untuk mengimbangi masifnya produk makanan cepat saji.

“Sekarang banyak makanan modern atau cepat saji. Karena itulah, kami berupaya mengenalkan dan mengembalikan sajian makanan khas yang lebih menyehatkan, tanpa bahan pengawet dan bahan kimia,” ungkap Rozaq kepada SURYA.

Ia menjelaskan, tujuan bazaar tersebut sebagai implementasi kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Kurikulum Merdeka Belajar yang telah berlangsung semester kemarin.

“Kebetulan tema dari P5 itu kewirausahaan,  kami harapkan nantinya bisa menumbuhkembangkan jiwa wira usaha pada siswa. Sehingga kelak dapat membantu kegiatan ekonomi orangtua, karena mayoritas wali murid di sini adalah perantauan di Papua. Ada juga yang bertani dan usaha tambak ikan,” jelasnya.

Sekadar diketahui, P5 Kurikulum Merdeka merupakan bentuk Rancangan Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2022-2022. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2022.

Terdapat enam kharakteristik P5 yang harus ditanamkan; yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, bernalar kritis, mandiri, bergotong-royong, dan kebhinekaan global.

Sebelumnya, pendidikan Indonesia menerapkan sistem Kurikulum 2013 atau lebih dikenal K13 dengan tiga model andalan; model pembelajaran berbasis projek (project based learning), model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), dan model pembelajaran penemuan (discovery learning).

“Gelaran Bazaar Takjil ini melibatkan semua siswa, juga kolaborasi guru dan wali murid. Karena tanpa dukungan dari wali murid, kegiatan ini tidak akan berhasil,” pungkas Rozaq. *****

 

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved