Pemasangan Pacemaker/Defibrilator Jadi Solusi Gangguan Listrik pada Jantung
Mantan legenda Persebaya Surabaya Bejo Sugiantoro diduga mengalami henti jantung kibat gangguan listrik pada jantung.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Mantan legenda Persebaya Surabaya Bejo Sugiantoro diduga mengalami henti jantung mendadak saat berolahraga.
Kasus ini diperkirakan terjadi akibat gangguan listrik pada jantung, sebuah kondisi yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Dokter spesialis jantung dan elektrofisiologi dari Island Hospital Penang Malaysia, dr Ma Soot Keng, menyebut bahwa kondisi ini merupakan keadaan darurat yang sering kali terjadi pada seseorang yang berolahraga dengan intensitas gerakan memacu jantung secara cepat.
"Kalau melihat kondisinya yang masih muda dan tak ada faktor risiko, maka biasanya konslet atau gangguan listrik pada jantung," ujar dokter spesialis jantung yang berfokus pada gangguan irama jantung (aritmia) dan prosedur elektrofisiologi ini, Kamis (27/2/2025).
Ia menjelaskan bahwa gangguan listrik pada jantung bisa disebabkan oleh faktor keturunan, kurang tidur, stres, pola makan tidak sehat, dan kebiasaan merokok.
Selain itu, penyakit diabetes dan hipertensi juga menjadi faktor risiko umum.
Ma Soot Keng menambahkan bahwa olahraga seperti bulu tangkis dan sepak bola dapat meningkatkan risiko karena cepat memacu detak jantung.
Oleh karena itu, individu dengan risiko tinggi disarankan melakukan pemeriksaan jantung secara rutin minimal setiap enam bulan sekali.
"Deteksi awal perlu untuk orang dengan risiko tinggi ini. Bisa melakukan pemeriksaan jantung minimal enam bulan sekali," jelasnya.
Jika seseorang memiliki faktor risiko dan pernah mengalami kolaps, maka pemasangan pacemaker atau defibrilator (ICD) menjadi solusi utama.
"Operasi pemasangan ini biasanya satu jam, dan keesokan harinya sudah bisa pulang," kata dr Ma Soot Keng.
Dengan alat ini, jantung akan secara otomatis dipacu listriknya jika tidak berdetak lebih dari tiga detik.
Island Hospital telah melakukan operasi ini dengan teknologi AI yang membuat prosedurnya minimal invasif.
Biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan alat ini mencapai 60.000 ringgit atau sekitar Rp 222 juta.
Namun, bagi yang belum memasang alat ini dan mengalami henti jantung mendadak, tindakan CPR (cardiopulmonary resuscitation) menjadi satu-satunya langkah penyelamatan pertama yang bisa dilakukan.
henti jantung
gangguan listrik pada jantung
Island Hospital
Bejo Sugiantoro
Persebaya
Surabaya
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Optimalisasi Potensi Zakat Indonesia, BSI Luncurkan Green Zakat Framework |
![]() |
---|
Gelagat Bupati Pati Sudewo Setelah Diperiksa KPK, Masih Ngotot Tak Mau Mundur: Saya Akan Amanah |
![]() |
---|
Kualifikasi Piala Asia U23 2026: Jadwal, Lawan Timnas Indonesia, Di Stadion Gelora Delta Sidoarjo |
![]() |
---|
Siasat Eras, Penculik Bos Bank Plat Merah Hindari Hukuman Berat, Ajukan Justice Collaborator ke LPSK |
![]() |
---|
Ribuan Buruh Gelar Aksi Demonstrasi Hari ini di Surabaya, Tuntut Kenaikkan UMK dan Hapus Outsourcing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.