Berita Viral
Rekam Jejak Agus Pendeta Sangar Di Semarang, Bertato Hati Lembut Bantu 200 Anak Jalanan Dan PSK
Agus Sutikno membuat publik kagum karena telah menyekolahkan ratusan anak jalanan hingga membantu PSK dan waria tanpa bantuan pemerintah
SURYA.CO.ID – Kisah Agus Sutikno, seorang pemuka agama atau kerap disebut pendeta jalanan dengan penampilan seram karena sekujur tubuhnya dipenuhi tato menjadi viral karena kebaikan hatinya membantu sesama.
Agus Sutikno membuat publik kagum karena telah menyekolahkan ratusan anak jalanan hingga membantu PSK dan waria tanpa bantuan pemerintah sama sekali.
Sejak tahun 2015, Agus melalui Yayasan Hati Bagi Bangsa membiayai kehidupan dan sekolah 200 anak jalanan dan terlantar di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Belakangan kehidupan Agus Sutikno pun ramai jadi sorotan.
Siapa sebenarnya sosok Agus Sutikno?
Agus Sutikno adalah pemuka agama yang karib dengan sebutan pendeta jalanan yang kerap berdakwah di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI) Jawa Tengah.
Sekilas tak ada yang menyangka bahwa Agus adalah seorang pendeta.
Sebab Agus memiliki penampilan sangar dengan rambut gondrong dan tubuh dipenuhi tato hingga ke wajah.
Diungkap Agus dalam wawancara di kanal youtube metro tv news dua tahun lalu, ia mengaku tidak pernah punya rencana menjadi pemuka agama.
Agus mengakui dan menyadari betul bahwa hidupnya dulu hancur lantaran pengaruh lingkungan.
"Sebenarnya enggak ada niat, kepikiran, apalagi dengan kondisi fisik yang ancur-ancuran gini jadi seorang pendeta. Kenapa orang yang hancur, orang yang jahat, dan orang yang hidupnya rusak itu bisa dipilih Tuhan menjadi seorang yang dalam bahasa saya itu hamba Tuhan. Sampai akhirnya saya masuk sekolah pendeta, tahun 2004," ungkap Agus Sutikno dilansir TribunnewsBogor.com pada Senin (10/2/2025).
Sempat ingin menjadi pendeta, Agus pun kembali ke jalanan setelah ditolak.
Hal itulah yang jadi titik balik Agus untuk berubah ke jalan Tuhan.
"Saya itu salah satu mahasiswa yang sampai hari ini ditolak. Maksudnya ditolak itu dalam bahasa saya itu enggak dipraktekan. Karena dengan kondisi seperti ini. Garis besarnya adalah gereja nolak. Setelah itu saya harus fokus, jadi mulai tamat kuliah saya kembali ke hidup yang dulu, kembali dengan anak-anak pengamen jalanan, dengan Agus yang berbeda," ujar Agus.
"Saya ini bukan baik, saya ini adalah orang-orang yang hancur, orang yang rusak, di mata Tuhan tidak baik, dalam bahasa umumnya itu saya mendapat hidayah," sambungnya.
Tak jarang Agus dipandang sebelah mata lantaran fisiknya yang dipenuhi tato.
"Dengan kondisi fisik seperti ini, entah itu orang agama, orang awam, pasti ketika mereka melihat orang yang model saya pasti dicap enggak baik, seorang pemabuk, pemake, sampai hari ini melekat," ungkap Agus.
Namun hal tersebut tak membuat semangat Agus dalam membantu anak-anak jalanan surut. Ia tak sakit hati.
Agus justru kian gencar membantu semua kalangan mulai dari PSK, waria hingga lansia terlantar.
“Secara pikiran ya sakit, kan saya dulunya rusak, kepengin hidup benar. Tapi kembali orang kayak saya mau berusaha benar, tapi dalam kalangan masyarakat dan tokoh agama sendiri cancel saya,” pungkas Agus.
Kini, Agus telah mengasuh lebih dari 200 anak jalanan dan terlantar di panti Yayasan Hati Bagi Bangsa yang beralamat di Jalan Manggis II, Kelurahan Lamper Lor, Kecamatan Semarang Selatan, Jawa Tengah.
“Pengabdiannya bagaimana saya sama mereka, juga saya ini menjadi bapak mereka. Saya menjadi bapak bagi orang-orang yang miskin, orang yang hidupnya hancur. Puji Tuhan, anak-anak yang diasuh mulai bayi tanpa bapak, sampai anak-anak, remaja, dewasa, orang tua jompo kurang lebih 200-an. Beda dengan PSK dan banci, beda lagi,” imbuh Agus.
Ajarkan kemanusiaan
Di panti yayasannya, Agus mengaku tidak pernah membeda-bedakan agama anak-anak asuhnya.
Bahkan diungkap Agus, anak asuhnya mayoritas beragama Islam.
Selama di panti, Agus tidak pernah mengajarkan soal perbedaan agama.
Pendeta Agus bahkan tetap menghormati agama anak-anak asuhnya seraya memfasilitasinya dengan pelajaran agama Islam.
“Mereka (anak-anak di panti) semuanya islam, dan aku tidak pernah bicara soal agama. Jadi yang aku sampaikan kepada mereka Cuma satu yaitu kemanusiaan,” katanya.
Menurutnya kemanusiaan di atas keagamaan.
“Dulu ada bahkan banyak orang yang bilang ‘wah jangan-jangan anak-anaknya masuk gereja, anaknya masuk Kristen’. Sampai hari ini enggak pernah ada, mereka tetap islam, mereka tetap muslim. Karena bagi aku yang penting hidup saya ini menjadi berkah bagi mereka,” ungkap Agus.
Sebab yang terpenting bagi Agus, semua anak-anak asuhnya harus bersekolah tinggi.
Karenanya, beberapa anak asuh Agus sudah ada yang menjadi sarjana.
"Bagi saya pendidikan adalah hak semua anak Indonesia, baik itu anaknya orang gelandangan, anaknya pelacur pun berhak untuk sekolah," imbuhnya.
Kisah pilu
Penampilannya sering dianggap menyeramkan, Agus nyatanya punya hati yang lembut
Ayah dua anak itu sampai menangis kala menceritakan kisahnya memperjuangkan nasib seorang PSK.
Diungkap Agus, ia pernah membantu seorang PSK mendapatkan haknya atas nasib sang anak.
Agus memperjuangkan seorang anak PSK yang tidak punya akta kelahiran dan kartu keluarga.
Sampai akhirnya setelah empat tahun berjuang, Agus berhasil mendapatkan akta kelahiran supaya anak PSK tersebut bisa bersekolah yang layak.
"Ada seorang pelacur hamil 5 bulan. Ketika melahirkan mereka tidak dikasih surat keterangan lahir. Setelah 4 tahun, saya berjuang dan alhamdulillah anaknya sekarang sudah masuk sekolah, udah dapat akta kelahiran," ujar Agus sembari menangis.
Kebaikan hati Agus turut dirasakan oleh anak-anak asuhnya.
Seorang waria bernama Dessy menyebut bahwa Agus adalah penolongnya.
"(Awalnya takut karena semua badannya tato. Setelah aku lihat, dia baik sama aku, sosialnya tinggi. Mas Agus orangnya baik sama waria di Semarang. Dia ku anggap kayak teman. Di mata aku dia baik, mas Agus kakak terbaik bagi aku," ungkap Dessy.
Setali tiga uang dengan Dessy, anak jalanan bernama Vera juga tampak semringah kala menceritakan sosok pendeta Agus.
“Pertama kali ketemu om Agus, kalau lihat dari covernya seram, karena tatoan. Ternyata enggak. Om Agus tuh karakternya kuat banget di sini, tangguh, berkarisma, terus sosok ayah banget bagi saya. Ngajarin kita tentang apa arti kebaikan, berbagi tanpa adanya ikatan seorang saudara. Om Agus sering bilang ke kita, kita enggak usah mandang orang kalau mau menolong, yang penting niat dari hati," ujar Vera.
Gelagat Bos Bank Plat Merah Sebelum Diculik lalu Jasadnya Dibuang di Bekasi, Baru Bertemu Klien |
![]() |
---|
Tabiat Wamenaker Immanuel Ebenezer Dikuliti Usai Terjaring OTT KPK, Tetangga Kaget: Kita Prihatin |
![]() |
---|
Tabiat Bos Bank Plat Merah, Korban Penculikan yang Ditemukan Tewas di Bekasi, Ipar: Tak Punya Musuh |
![]() |
---|
Rekam Jejak Mayjen Amrin Ibrahim yang Akan Jabat Pangdam Cenderawasih, Bakal Hadapi KKB Papua |
![]() |
---|
Alasan 2 Koordinator Demo Pati Tetap Ngotot Lengserkan Bupati Sudewo Meski Ahmad Husein Pilih Damai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.