Berita Viral
Desak Agar Kades Kohod Jadi Tersangka Pagar Laut Tangerang, PP Muhammadiyah: Dikhawatirkan Kabur
Kasus pagar laut Tangerang yang menyeret Kades Kohod, Arsin, jadi sorotan berbagai pihak termasuk Muhammadiyah. Desak jadi tersangka.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Kasus pagar laut Tangerang yang menyeret Kades Kohod, Arsin, jadi sorotan berbagai pihak termasuk Muhammadiyah.
Pihak Muhammadiyah bahkan mendesak agar Bareskrim Polri segera menetapkan Kades Kohod jadi tersangka.
Mereka khawatir, Kades Kohod akan menghilangkan barang bukti atau bahkan melarikan diri alias kabur.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Riset dan Advokasi Publik LBHAP PP Muhammadiyah, Gufroni
Sebab, Arsin diduga menghilang setelah terindikasi memalsukan surat izin untuk Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) di area pagar laut perairan Tangerang.
Baca juga: Gelagat Kades Kohod di Kasus Pagar Laut Tangerang Makin Mencurigakan, Mangkir Panggilan Bareskrim
Gufroni pun mendesak pihak kepolisian untuk mencekal Arsin agar tidak bepergian ke luar negeri.
Ia juga telah menyampaikan kepada penyidik Bareskrim Mabes Polri untuk menetapkan Arsin sebagai tersangka.
"Dikhawatirkan Arsin menghilangkan barang bukti dan melarikan diri."
"Jadi kalau soal cekal itu sudah menjadi bagian dari upaya paksa kepolisian untuk melakukan pencekalan agar Arsin tidak bepergian ke luar negeri," kata Gufroni baru-baru ini, dilansir TribunTangerang.com.
"Maka saya sudah sampaikan ke penyidik Bareskrim Mabes Polri untuk menetapkan dia tersangka," imbuh dia.
Gufroni pun mewanti-wanti agar pihak kepolisian tidak kecolongan dalam menangani kasus pagar laut.
Sekali lagi, ia mendesak agar ada penetapan tersangka dalam waktu dekat.
Sebab, kata Gufroni, ada banyak pihak terlibat yang telah melarikan diri.
"Jangan sampai orang-orang yang terlibat ini menghilangkan barang bukti. Memusnahkan dokumen, terus hasil kekayaan disembunyikan," ujarnya.
"Paling enggak seminggu ini sudah ada tersangka lah. Jangan sampai nunggu yang lain dulu."
"Setahu saya banyak (pihak terlibat) yang melarikan diri," pungkasnya.
Mangkir Panggilan Bareskrim
Sebelumnya, gelagat Kades Kohod terkait kasus Pagar Laut Tangerang kini semakin mencurigakan.
Pasalnya, setelah menghilang tanpa jejak, Kades Kohod kini mangkir dari panggilan Bareskrim Polri.
Ia tidak memenuhi undangan pemanggilan tahapan penyelidikan terkait kasus pagar laut di Tangerang, Banten.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro.
“Kami sudah memanggil Kepala Desa Kohod, Arsin, tapi yang bersangkutan belum hadir,” ujar Djuhandhani, di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (4/2/2025), melansir dari ANTARA.
Undangan tersebut, kata dia, adalah untuk proses klarifikasi tahapan penyelidikan sehingga Arsin memiliki hak untuk menolak hadir.
Kendati demikian, penyidik telah menemukan dugaan tindak pidana pemalsuan surat dan/atau pemalsuan akta otentik sehingga kasus tersebut telah naik ke tahap penyidikan.
“Tapi pada prinsipnya, kami sudah menemukan suatu tindak pidana. Di mana kalau sudah menemukan tindak pidana, kami melaksanakan penyidikan nantinya, kami sudah siap. Dengan upaya paksa pun kami sudah siap,” ucapnya.
Dia menambahkan bahwa dalam tahap penyidikan, untuk saat ini, penyidik akan mendalami secara saintifik 10 dari 263 berkas warkat penerbitan sertifikat dari Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang yang telah diserahkan oleh Kementerian ATR/BPN.
“Karena ini terkait kasus pemalsuan, kami akan mengecek (SHGB dan SHM) ke laboratorium forensik (labfor) dahulu. Setelah labfor, tentu saja dengan saksi-saksi yang sudah ada, sudah kami terima, tentu saja nanti akan kami gelarkan kembali bagaimana ini,” ujarnya.
Sebelumnya, dugaan keterlibatan kades dalam kasus pagar laut sempat mengemuka saat sebuah tayangan video di media sosial ramai diperbincangkan.
Video yang berdurasi satu menit tersebut menunjukkan Kades Kohod, Arsin, sedang meninjau kegiatan pemasangan pagar laut di perairan Tangerang, Banten.
Pada tayangan video itu juga, Kades Kohod tengah menunjuk lokasi dan mengarahkan para pekerja dalam pemasangan pagar bambu tersebut.
Adapun Arsin telah membantah video yang menimbulkan spekulasi dalam kasus pemagaran laut tersebut.
Relokasi Warga ke Tempat Kebanjiran Diprotes
Selain itu, Kades Kohod diduga tak hanya berperan mengurus sertifikat hak guna bangunan (SHGB) dan sertifikat hak milik (SHM) di area pagar laut Tangerang.
Kades Kohod ternyata berperan merelokasi sejumlah warga Tanjung Burung, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Tangerang ke Desa Kalibaru.
Relokasi yang dilakukan sejak 2024 bukannya menyelesaikan masalah, namun justru menimbulkan masalah baru bagi warga.
Tanah relokasi yang disediakan oleh Arsin kini terendam banjir setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Ilham (35), salah satu warga Tanjung Burung mengeluhkan kondisi tanah yang dinilai kurang layak, terutama saat musim hujan.
Diakui, lokasi tempat tinggal mereka sebelumnya tidak pernah mengalami banjir.
"Di sana (Tanjung Burung) enggak pernah banjir. Tapi di sini (tanah relokasi) malah tingginya se-paha," ujar Ilham (35), salah satu warga Tanjung Burung, saat ditemui Kompas.com, Jumat (31/1/2025).

Ilham menjelaskan, tanah relokasi tersebut dulunya adalah sawah yang diuruk dan dijadikan tempat tinggal oleh Arsin.
"Di sini mah tadinya sawah terus dijadikan tempat relokasi buat warga yang di Tanjung Burung. Ini tuh urukan baru," tambahnya.
Warga tersebut menyayangkan kondisi tanah yang diberikan oleh Kades Arsin.
Meskipun rumahnya hampir selesai dibangun, banjir memaksa tukang untuk menghentikan pekerjaan.
"Rencananya sebelum Lebaran itu sudah harus ditempati, tapi karena banjir gini ya jadi bingung. Banyak yang mau pindah juga," keluhnya.
Saat Kompas.com mengunjungi lokasi, terdapat sekitar 20 rumah yang terendam banjir akibat hujan.
Beberapa di antaranya masih dalam tahap pembangunan. Kondisi lingkungan sekitar juga tampak kumuh, dengan banyak sampah plastik berserakan di lokasi tersebut.
Akses menuju tanah relokasi juga sangat sulit.
Hanya ada satu jalan yang bisa dilewati, namun kondisinya becek dan belum dibangun dengan baik.
Kompas.com mencoba mendekati rumah-rumah tersebut dengan menggunakan perahu kayu, namun warga menolak untuk mengantarkan karena khawatir akan intimidasi dari pihak desa.
Meski demikian, Ilham berharap agar Arsin dapat melihat langsung kondisi tanah relokasi yang terendam banjir tersebut.
"Kadesnya enggak pernah datang ke sini. Saya sih ingin Pak Arsin datang ke sini terus lihat langsung kondisinya. Biar ada jalan keluar supaya enggak banjir terus-terusan," harapnya.
Tabiat Abay Fotografer yang Tewas saat Gedung DPRD Makassar Dibakar, Ada Video Detik-detik Terakhir |
![]() |
---|
Gelagat Bripda Rohmat Sopir Rantis Brimob Sebelum Lindas Affan Driver Ojol hingga Tewas, Fokus Ini |
![]() |
---|
Arti Tulisan ACAB dan 1312 yang Viral di Medsos, Berawal dari Inggris hingga Jadi Slogan Global |
![]() |
---|
Ucapan Ini Buat Penculik Bos Bank Plat Merah Minta Bayaran Naik, Singgung Institusi Penegak Hukum |
![]() |
---|
Usai Affan Driver Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob, Prabowo Beri Rumah, Dedi Mulyadi Asuh Adiknya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.