Berita Viral

Benarkah Demo Pegawai Kemendiktisaintek Upaya untuk Memojokkan? Mendiktisaintek Satryo Curiga Ini

Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro merasa curiga dengan demo yang diikuti sejumlah pegawainya. Benarkah itu adalah upaya memojokkannya?

kolase Sripoku
Kolase foto Mendiktisaintek Satryo Soemantri didemo puluhan pegawai Kemediktisaintek. Benarkah upaya memojokkan Satryo? 

SURYA.co.id - Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro merasa curiga dengan demo yang diikuti sejumlah pegawainya.

Satryo menduga hal ini merupakan upaya untuk memojokkan dirinya.

Ia beranggapan, upaya-upaya itu sudah disusun sejak lama hingga berujung pada demo yang diikuti jajaran pegawai.

Demonstrasi tersebut terjadi di depan kantor Kemendikti Saintek, yang dipicu oleh dugaan perilaku arogan dan kasar Satryo.

Ia dituduh sebagai sosok di balik rekaman suara yang viral di media sosial, di mana terdengar ia memaki dan memukul pegawainya di rumah dinas.

Baca juga: Telanjur Viral Rekaman Suara Satryo Soemantri Brodjonegoro Memaki Staf, Mendiktisaintek Ancam Ini

"Saya hanya heran kok bisa bikin seperti itu? Pasti itu tujuan tertentu yang dibuat oleh si pembuat. Pasti dibuat dengan cukup lama itu.

Jadi pasti sudah ada upaya-upaya sebelumnya untuk membuat satu skenario yang memojokkan saya seperti itu," ujar Satryo saat memberikan klarifikasi, dikutip dari tayangan Kompas TV, Selasa (21/1/2025).

Satryo menekankan bahwa narasi di media sosial yang menggambarkan dirinya sebagai menteri arogan tidak mencerminkan kenyataan di kementeriannya.

Ia juga membantah bahwa rekaman suara tersebut adalah suaranya dan tidak ingin menanggapi isu tersebut lebih lanjut.

"Saya tidak menanggapi apa-apa terhadap itu, karena tahu bukan suara saya dan bukan juga percakapan saya.

Saya tidak tahu, tapi ada sesuatu yang dibuat oleh mereka, dikaitkan dengan demo, padahal demonya enggak seperti itu," ujar dia.

Baca juga: Beda Pengakuan Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro dan Neni Herlina, Siapa yang Benar?

Satryo menilai, adanya karangan bunga bernada desakan untuk mencopot dirinya di kantor Kemendikti menunjukkan adanya skenario yang telah disiapkan jauh-jauh hari.

Karangan bunga itu dianggapnya tidak mungkin bisa disusun dalam waktu singkat, sedangkan ia baru saja memutasi salah satu pegawainya pada Jumat pekan lalu.

Adapun mutasi hingga pemecatan terhadap pegawai ini disinyalir menjadi salah satu faktor munculnya desakan pencopotan.

"Ya kan bikin itu kan enggak mudah, enggak mungkin cepat. Padahal kan kegiatan saya memutasi atau merotasi staf itu baru Jumat kemarin.

Pasti (sudah disiapkan dari jauh-jauh hari)," ujar dia.

Ia mengaku tidak bisa menduga-duga siapa staf yang menyiapkan aksi hingga karangan bunga.

Hal yang pasti, kata dia, rekaman suara yang viral di media sosial bukanlah dirinya.

Rumah dinas yang ditempatinya di Kompleks Widya Chandra pun tidak pernah mengalami masalah air, seperti topik yang ada dalam rekaman suara.

"Tidak ada (masalah air). Enggak ada masalah di rumah ini. Enggak ada sama sekali," ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro didemo puluhan pegawainya di depan Kantor Kemendiktisaintek, Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2025).

Dalam demonstrasi tersebut, puluhan pegawai Kemendiktisaintek mengecam dugaan pemecatan pegawai kementerian. 

Mereka menggunakan pakaian berwarna hitam dan membentangkan spanduk protes Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro.

"Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri," tulis spanduk aksi tersebut.

Ketua Paguyuban Pegawai Ditjen Dikti, Suwitno, mengatakan selama ini prosedur mutasi jabatan di Kemendiktisaintek dilakukan secara tidak sesuai prosedur.

"Perubahan kementerian kalau soal pergantian jabatan pimpinan itu hal yang biasa. Tapi dengan cara-cara yang tidak elegan, cara-cara tidak fair, cara-cara juga tidak sesuai prosedur," ujar Suwitno.

Salah satu puncak dari kekecewaan pegawai Kemendiktisaintek, adalah pemecatan salah satu pegawai di bagian rumah tangga Kemendiktisaintek.

Sejumlah pegawai Kemendikti Saintek lakukan aksi unjuk rasa pada Senin (20/1/2025) di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta
Sejumlah pegawai Kemendikti Saintek lakukan aksi unjuk rasa pada Senin (20/1/2025) di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta (KOMPAS.com/SANIAMASHABI)

Suwitno mengatakan seharusnya proses pendisiplinan pegawai dilakukan secara prosedural.

"Kalau pegawai melakukan kesalahan, itu kan bisa ditindaklanjuti dengan penjatuhan hukuman disiplin. Tapi harus jelas prosedurnya, ini tidak dilakukan sama sekali," kata Suwitno.

Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, massa mulai bubar sekira pukul 11.00 WIB di kantor Kemendiktisaintek.

Sekjen Kemendiktisaintek Togar M Simatupang mengatakan pihaknya masih membuka ruang dialog ke pegawai yang dipecat.

"Kita apresiasi penyampaian aspirasi suara dari beberapa pegawai. Hal yang terjadi pada banyak pemekaran organisasi, penataaan organisasi, dan dinamika interaksi," ucap Togar saat dikonfirmasi, Senin (20/1/2025).

"Sebenarnya masih tersedia ruang dialog yang lebih baik dan ini tetap dengan tangan yang terbuka, pemikiran yang terbuka, dan pencapaian resolusi yang terbaik," tambah Togar.

Togar membantah bahwa pihaknya melakukan pemecatan terhadap Neni Herlina secara singkat.

Dirinya mengatakan ada penjaminan mutu yang harus dilakukan oleh para pegawai Kemendiktisaintek.

 "Tidak sejauh itu, dalam penataan ada tingkat layanan dan mutu yang harus dijamin oleh bagian atau individu. Ada perbedaan dan tentu aplikasi penghargaan dan pembinaan," katanya.

Proses mutasi terhadap Neni, kata Togar, masih terbuka untuk opsi lain.

Dirinya meminta semua pihak mengedepankan jalan dialog.

"Sedang proses dan tentu terbuka untuk opsi lain, bukan hitam putih. Tidak baik terlalu reaktif dan tidak ada dialog," pungkasnya.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved