Sidak RPH Khusus Babi di Tandes, Komisi B DPRD Surabaya Soroti Pengolahan Limbah
Komisi B DPRD Surabaya meninjau dan menyidak lokasi RPH Banjarsugihan di Tandes.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Muhammad Faridz Afif, meminta dilakukan optimalisasi dalam pengolahan limbah di Rumah Potong Hewan (RPH) Banjarsugihan, Kecamatan Tandes, Surabaya.
Pengolahan limbah RPH khusus babi ini harus dilakukan standardisasi.
"Kami bersama anggota Komisi B yang lain mengapresiasi fasilitas RPH khusus babi di Banjarsugihan. Yang perlu dioptimalkan adalah pengolahan limbah dan akses jalan," kata Afif, Selasa (21/1/2025).
Dipimpin Afif, Komisi B meninjau dan menyidak lokasi RPH Banjarsugihan.
Rumah potong khusus babi ini berlokasi di Jl Raya Banjarsugihan 121 Tandes.
Keberadaan RPH ini harus memperhatikan unsur kebersihan, meminimalkan dampak lingkungan karena limbah pemotongan babi, hingga menjaga distribusi daging babi di Surabaya.
Politisi PKB itu menekankan, aktivitas pemotongan babi di Surabaya hanya boleh dilakukan di RPH Banjarsugihan.
Selain terjaga kebersihan dan kesehatan hewannya, aktivitas potong di RPH ini juga untuk menjaga standar dan pemantauan distribusi daging babi.
Dia mendorong agar RPH Banjarsugihan akan terus berkembang. RPH khusus babi di Banjarsugihan ini mulai beroperasi 2023.
RPH ini adalah relokasi dari RPH Pegirian yang sebelumnya masih jadi satu lokasi dengan RPH hewan sapi dan kambing.
Komisi B yang sidak di RPH Banjarsugihan ditemui Direktur Utama RPH Surabaya, Fajar Arifianto Isnugroho.
Saat ini RPH Surabaya yang merupakan perusahaan daerah tengah berproses menjadi Perseroan Daerah (Perseroda).
Selain melihat langung aktivitas potong babi di Banjarsugihan, sidak Komisi B juga untuk melakukan inventarisasi aset RPH Pegirian.
Rencananya, RPH Pegirian juga akan pindah ke lokasi baru di Surabaya Barat.
Minimalisasi Dampak Lingkungan
Afif melihat kemajuan dalam layanan dari fasilitas sebelumnya.
Pemotongan babi di Banjarsugihan sudah modern sehingga tidak bikin stres hewan yang hendak dipotong.
Namun akses jalan menuju RPH tersebut dan penanganan limbah potong harus lebih optimal.
Komisi B meminta jaminan pengelolaan limbah yang baik untuk meminimalisasi dampak lingkungan dan sosial.
Harus diperhatikan agar tidak menimbulkan permasalahan sosial.
Transformasi RPH menjadi Perseroda harus membawa dampak positif dalam pengelolaan bisnis.
Afif menekankan pentingnya pemusatan pemotongan babi hanya di RPH ini untuk memastikan kontrol distribusi dan kebersihan.
Saat ini, RPH Banjarsugihan memotong sekitar 305 babi per hari, dengan lonjakan dua kali lipat menjelang Imlek.
Direktur Utama RPH Surabaya, Fajar Arifianto Isnugroho, menyampaikan bahwa pengelolaan limbah di RPH Banjarsugihan sudah sesuai standar agar tidak mencemari lingkungan, serta mendukung keberlanjutan dengan hasil akhir limbah yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian.
"Kami berkomitmen untuk terus menyempurnakan fasilitas dan layanan. Meski perbaikan fisik masih terkendala proses penyerahan aset dari BPKAD. RPH jadi Perseroda menjadi tantangan kami untuk lebih baik," kata Fajar.
RPH Banjarsugihan
Komisi B DPRD Surabaya
Faridz Afif
Fajar Arifianto Isnugroho
pengolahan limbah
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Siasat Selingkuhan Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin Moridu Sebarkan Video 'Mau Rampok Uang Negara' |
![]() |
---|
Persebaya Unggul 1- 0 Lawan Semen Padang Ini Kata Pelatih Edu Perez, Kami Tidak Mau Kalah |
![]() |
---|
Besaran Gaji Dony Oskaria Usai Ditunjuk Prabowo Jadi Plt Menteri BUMN, Tunjangannya Saja 2 Digit |
![]() |
---|
3 Jurus Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Atasi Coretax, Bakal Sidak, Ubah Budaya Asal Bapak Senang |
![]() |
---|
Anggota Komisi B DPRD Jatim Indra Widya Agustina Sebut Potensi Pariwisata Pacitan Luar Biasa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.