Kasus Penyakit Mulut dan Kuku Mulai Naik, 3 Sapi Warga Trenggalek Dilaporkan Mati
Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak terutama sapi mulai meningkat di Trenggalek.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: irwan sy
SURYA.co.id, TRENGGALEK - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak terutama sapi mulai meningkat di Trenggalek, Jumat (3/1/2025).
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan Trenggalek, Ririn Hari Setiani, menuturkan peningkatan kasus ini mulai terjadi pada pertengahan bulan Desember 2024.
Salah satu penyebabnya adalah transportasi perdagangan hewan dari luar daerah yang mana saat ini wabah PMK juga merebak di kabupaten/kota lain di Jawa Timur.
"Selain musimnya mendukung perkembangbiakan virus, ada persebaran lewat transportasi perdagangan hewan. Virus penyebab PMK ini penyebarannya bisa terbawa angin, orang, dan kendaraan," kata Ririn, Jumat (3/1/2024).
Saat ini ternak yang tertular PMK sudah mencapai 79 ekor yang tersebar di sejumlah kecamatan, mulai dari Kecamatan Tugu, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Gandusari, Kecamatan Suruh, hingga Kecamatan Karangan.
Dari jumlah tersebut yang terpapar PMK hingga mati berjumlah 3 ekor.
Ada satu ekor sapi milik peternak Desa/Kecamatan Pogalan, lalu dua ekor sapi milik warga Desa Jatiprahu, Kecamatan Karangan.
Dinas Peternakan sendiri melakukan antisipasi dengan memberikan informasi dan edukasi kepada peternak terutama di pasar hewan, lalu memberikan vitamin, obat cacing, dan desinfektan.
"Sayangnya seringkali peternak melaporkan sapu yang terinfeksi PMK dengan kondisi yang sudah parah, sehingga penanganannya terlambat," ucap Ririn.
Selain memperkecil potensi untuk sembuh, penanganan hewan ternak yang salah bisa memicu penyebaran PMK yang semakin masif karena virus PMK sangat mudah menular.
"Yang lebih fatal lagi adalah ketika hewan ternak sakit terburu-buru dijual, potensi menyebarkan PMK lebih besar lagi," lanjutnya.
Dinas Peternakan sendiri tidak bisa membatasi atau melarang jual beli hewan ternak dari daerah-daerah tertentu mengingat aktivitas tersebut merupakan mata pencaharian utama para peternak.
Untuk itu Dinas Peternakan Trenggalek mengimbau agar peternak menghindari tempat penjualan dan pasar-pasar hewan untuk sementara waktu.
"Jika memang beli ternak baru, harus dikarantina terlebih dahulu, selain itu jangan lupa desinfeksi kandang dan pemberian makanan yang cukup gizi ditambah dengan pemberian kunyit, jahe untuk menambah imun ternak," ucap Ririn.
Hal tersebut menurut Ririn sangat penting karena sampai dengan sangat ini stok vaksin PMK kosong, selain itu Dinas Peternakan juga belum menerima informasi kedatangan vaksin PMK kembali.
"Vaksin ini sangat efektif untuk mencegah kematian pada hewan yang terserang PMK, untuk yang sudah divaksin meskipun tertular, gejalanya tidak akan separah yang belum vaksin, bahkan ada juga yang tidak tertular," pungkasnya.
Rekam Jejak Nasim Khan, Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Merokok, Malah Banjir Penolakan |
![]() |
---|
Duduk Perkara Pungutan Rp1,5 Juta di SMKN 1 Jombang, Sukarela atau Jaring yang Menjerat Wali Murid? |
![]() |
---|
Optimalisasi Pendapatan, Pemkot Surabaya Lakukan Digitalisasi Aset Senilai Rp55 Triliun |
![]() |
---|
Jalan Sehat Merdeka Bersama 2025 diikuti Ribuan Warga Gresik, Chandra Warga Cerme Dapat Hadiah Motor |
![]() |
---|
Pelajar di Kabupaten Mojokerto Ditipu saat Jual Motor di Medsos, Dibayar Pakai Uang Mainan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.