Wabah PMK Mulai Masuk Kabupaten Madiun, Pedagang Hewan Ternak Resah: Harga Jual Sapi Kian Anjlok

Awal tahun 2025, wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai merebak di beberapa daerah wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

|
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Febrianto Ramadani
Petugas DKPP Madiun sidak aktivitas penjualan hewan ternak di Pasar Muneng, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (2/1/2025). 

SURYA.CO.ID, MADIUN - Awal tahun 2025, wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai merebak di beberapa daerah wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim). 

Kondisi tersebut, menyebabkan sepinya aktivitas penjualan sapi ternak di Pasar Muneng, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Kamis (2/1/2025).

Pedagang sapi ternak asal Desa Pulerejo, Hari Purwatno mengungkapkan, harga jual sapi saat ini turun drastis. 

Baca juga: Wabah PMK Merebak di Kabupaten Madiun, Pemkab Wacanakan Penutupan Pasar Hewan

Menurutnya, harga sapi dewasa yang biasanya Rp 16 juta per ekor, kini hanya berkisar Rp 13 juta.

“Aktivitas jual beli di pasar hewan sepi dari biasanya. Sejak pagi, hanya ada tiga ekor sapi yang dijual di pasar,” ungkap Hari.

Ia menilai, aktivitas penjualan sapi di pasar hewan yang dekat dengan perbatasan antara Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ngawi itu, dipicu karena ketakutan jika sapi yang mereka jual tertular virus PMK.

“Kalau seperti ini terus tidak dapat untung. Kami sebenarnya khawatir kalau sapi ternak yang dijual kena PMK, dan harganya menurun drastis. Semoga ada perhatian dari pemerintah,” pungkas Hari.

Di tempat yang sam,a Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Madiun Paryoto menambahkan, pihaknya sempat turun ke pasar hewan guna melaksanakan penyemprotan disinfektan di sekitar pasar dan kendaraan angkutan hewan.

Selain penyemprotan disinfektan, DKPP Madiun juga memberikan cairan antiseptik terhadap hewan sapi yang terindikasi mulut berliur, serta memberikan obat vitamin kepada para peternak di Pasar Hewan Muneng.

“Kami terus mengantisipasi dan pencegahan penularan PMK agar tidak semakin meluas,” tandas Paryoto.

➢ IKUTI UPDATE BERITA MENARIK LAINNYA di GOOGLE NEWS SURYA.CO.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved