HKTI Lumajang Sebut Penerapan Pertanian Organik di Lumajang Masih Jarang

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Lumajang menyebut penerapan sistem pertanian organik di Lumajang masih sangat jarang.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: irwan sy
surya/Yusab Alfa Ziqin (yusabalfaziqin)
Ilustrasi - Pertanian organik. 

SURYA.co.id | LUMAJANG - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Lumajang menyebut penerapan sistem pertanian organik di Lumajang masih sangat jarang.

"Petani masih bergantung pada pupuk kimia untuk aktivitas pertanian sehari-hari. Makanya kita mempopulerkan ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia. Di Lumajang saat banyak ruang yang belum cukup diberikan dan perlu disinergikan dengan dinas," kata Ketua HKTI Lumajang, Ishak Subagio, Senin (30/12/2024).

Menanggapi rencana Pj Bupati Lumajang terkait rencana jangka panjang distribusi pupuk organik, Ishak menuturkan pihaknya mendukung inovasi-inovasi dari pemerintah.

"Kami sangat dukung, tapi kalau untuk organik itu tahapannya sangat besar, panjang dan penuh dana besar. Kalkulasinya 5 tahun lahan itu jadi benar-benar organik," bebernya.

Kata Ishak, seremoni rencana dari pemeritah terkait pertanian selalu direspon positif oleh para petani.

Namun, menurut Ishak tak sedikit rencana-rencana inovasi pertanian yang dicanangkan pemerintah justru kelanjutan dan indikator keberhasilannya tidak terlihat.

"Petani sudah merespon positif hal-hal seperti ini. Capaiaannya sudah harus dikawal dan diterapkan oleh pemerintahan bupati baru nanti. Ada laporan by data by address.

"Di Lumajang berbagai gerakan pernah digelar. Lanjutannya tidak pernah terlaporkan," jelasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved