Berita Bondowo

Pengangguran di Bondowoso Masih 17 Ribuan, Disnaker Gencarkan Pelatihan dan Gandeng Investor

Termasuk juga meminta investor agar penyerapan tenaga kerja minimal sekitar 70 persen warga lokal.

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Deddy Humana
surya/Sinca Ari Pangistu (Sinca)
Kepala Bidang Tenaga Kerja, DPMPTS dan Naker Bondowoso, Jamila Fitriyastuti. 


SURYA.CO.ID, BONDOWOSO - Angka pengangguran di Bondowoso pada 2024 mencapai 17.265 orang dengan tingkat angka pengangguran terbuka (TPT) mencapai 3,63 persen.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTS dan Naker) Bondowoso merunut data itu dari Badan Pusat Statistik (BPS) setempat.

Menurut Kepala Bidang Tenaga Kerja, DPMPTS dan Naker Bondowoso, Jamila Fitriyastuti, jumlah ini sebenarnya menurun dibandingkan tahun 2023. Tercatat jumlah pengangguan sekitar 19 ribuan, dengan angka pengangguran terbuka 4,15 persen.

Meski terjadi penurunan, namun memang jika melihat jumlah penduduk di Bondowoso maka itu masih masuk kategori tinggi. Tetapi jika dibanding kabupaten/kota lain, angka ini diklaimnya rendah.

"Kalau dari jumlah kalau dibanding kabupaten/kota lain termasuk kecil. Kalau untuk Bondowoso termasuk tinggi," jelas Jamila, Jumat (13/12/2024).

Jamila menjelaskan, para pengangguran ini datang dari rentang usia 15-64 tahun. Menurutnya, rentang usia ini sudah sesuai penduduk kerja sebagaimana di BPS. Pengangguran tertinggi masih berasal dari penduduk usia produktif, yakni usia 19 tahun ke atas.

"Sekitar lulusan SMA, 18 atau 19 tahun ke atas. Untuk saat ini 15-19 rata-rata masih pengangguran," jelasnya.

Masih tingginya jumlah pengangguran ini, kata Jamila, diperkirakan karena tuntutan dunia kerja sekarang yang mensyaratkan berbagai kualifikasi. Seperti meminta yang berpengalaman, dan ada kompetensi khusus.

Sementara di jabatan yang tidak terlalu tinggi masih mudah dimasuki oleh para pencari kerja Bondowoso. Namun untuk jabatan yang memerlukan skill khusus agak sulit untuk para pencari kerja Bondowoso.

Karena itulah, pihaknya gencar menggelar pelatihan, pemagangan, penempatan tenaga kerja, Job Fair, dan meningkatkan kerjasama dengan perusahaan.

Termasuk juga meminta investor agar penyerapan tenaga kerja minimal sekitar 70 persen warga lokal.

"Pelatihan kerja sasarannya pencari kerja dan pengangguran. Kita utamakan dulu pada yang fresh graduate, atau usia produktif 19-45 tahun," urainya. Namun jika ada pencari kerja yang usianya di atas itu tetap diterima selama lulus tes.

Adapun pelatihan yang diberikan di antaranya menjahit, pembuatan kue dan roti, pelatihan TIK, las, otomotif, barista, design grafis, hidroponik, serta administrasi perkantoran.

"Tetapi dalam mengurangi jumlah pengangguran tidak hanya di OPD kita. Dengan OPD terkait juga ," pungkasnya. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved