Pilwali Surabaya 2024
Profil Eri Cahyadi yang Unggul di Pilwali Surabaya 2024, Bakal Mulus Jadi Wali Kota Terpilih
Inilah profil Eri Cahyadi yang unggul dalam Pilwali Surabaya 2024 dengan meraih 81,4 Persen Suara. Bakal jadi Wali Kota Surabaya terpilih.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Inilah profil Eri Cahyadi yang unggul dalam Pilwali Surabaya 2024 dengan meraih 81,4 Persen Suara.
Dengan demikian, Eri bakal mulus jadi Wali Kota Surabaya terpilih periode 2024-2029.
Diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya menuntaskan rekapitulasi suara untuk Pilwali Surabaya 2024.
Hasilnya, pasangan calon (Paslon) tunggal calon Wali Kota-Wakil Wali Kota, Eri Cahyadi-Armuji unggul dengan perolehan 81,4 persen.
Pada proses perhitungan yang berlangsung di Harris Hotel Gubeng, Eri Cahyadi-Armuji mendapatkan akumulasi suara sebanyak 980.380 suara atau 81,3 persen dari total suara sah, sedangkan 224.340 suara atau sekitar 18,6 persen suara sah memilih kotak kosong.
Baca juga: Rekapitulasi Suara Pilwali Surabaya 2024 Selesai, KPU: Eri Cahyadi-Armuji Raih 81,4 Persen Suara
"Berdasarkan hasil rekapitulasi suara di tingkat kota, pasangan Eri-Armuji dinyatakan unggul," kata Komisioner KPU Surabaya Divisi Teknis Penyelenggaraan Bakron Hadi dikonfirmasi di sela acara rekapitulasi tersebut.
Sementara itu, dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Surabaya yang mencapai 2.229.244 calon pemilih, sebanyak 1.252.973 orang di antaranya memberikan suara (56,2 persen).
Dari total pemilih yang memberikan suara, sebanyak 48.253 suara dinyatakan tidak sah.
Dengan persentase tersebut, terlihat partisipasi masyarakat Surabaya pada Pilkada tahun ini meningkat dibanding pada 2020 lalu yang baru 52,4 persen.
"Dari sisi partisipasi, memang ada peningkatan antusias pemilih," kata Bakron.
Pasca proses rekapitulasi selesai, maka selanjutnya adalah proses pengajuan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) oleh pasangan yang merasa dirugikan.
Baca juga: Hasil Pilkada Surabaya dan Sidoarjo 2024, Eri-Armuji Raih 81,4 Persen, Subandi-Mimik Menang Telak
Namun karena Surabaya hanya ada satu pasangan calon, maka proses pengajuan gugatan bisa diajukan pemantau pemilu.
Namun apabila MK memastikan tidak ada gugatan yang diajukan atau proses penyelesaian sengketa selesai, maka KPU dapat menetapkan pasangan calon terpilih.
Penetapan ini dilakukan paling lambat tiga hari setelah pemberitahuan resmi diterima.
Tahap ini menjadi landasan bagi pengesahan administrasi calon terpilih sebagai kepala daerah yang baru.
Setelah ditetapkan, maka akan menuju ke tahap pelantikan kepala daerah.
Lantas, seperti apa profil Eri Cahyadi?
Eri Cahyadi merupakan putra kedua dari pasangan Urip Suwondo dan Mas Ayu Esa Aisjah, yang lahir pada 27 Mei 1977.
Di masa kecil, Eri pernah tinggal di Kedung Tarukan, Surabaya.
Tak lama kemudian, kedua orang tua Eri pindah dari Kedung Tarukan ke Ketintang, Surabaya.
Eri Cahyadi ini pernah meniti karier dari bawah, yakni sebagai pedagang, pengusaha, hingga konsultan.
Karier itu sudah ditapaki Eri Cahyadi sejak menempuh pendidikan menengah atas di SMAN 21 Surabaya karena ia tidak ingin membebani biaya pendidikan kepada orangtuanya.
Saat itu, Eri Cahyadi pernah bekerja dengan cara berjualan sembako hingga menjual kambing.
Penghasilan yang didapat dari menjual kambing dan kebutuhan pokok itu ia gunakan untuk biaya pendidikan.
Pada tahun 1995, Eri Cahyadi melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi.
Ia mengambil D-III Teknik Sipil di ITS dan memperoleh beasiswa supersemar hingga berhasil menyelesaikan studi pada 1999.
Di tahun 1997, sang Ayah dilarikan ke Rumah Sakit Islam (RSI) A Yani, Surabaya, karena menderita penyakit jantung.
Usia Eri saat itu masih 20 tahun. Anak kedua dari tiga bersaudara ini akhirnya berpikir keras untuk bisa membantu orangtuanya dalam kesulitan.
Kakak Eri Cahyadi, saat itu sudah bekerja di salah satu BUMN yang menjual obat dan alat-alat kesehatan.
Eri Cahyadi akhirnya menyampaikan unek-uneknya bahwa dia ingin bekerja dan membantu orangtua.

Akhirnya Eri pun memutuskan menjadi retailer yang memasok dan menjual alat-alat kesehatan dan menawarkannya ke berbagai rumah sakit di sejumlah kota/kabupaten di Jawa Timur.
Pada perjalanannya itu, Eri banyak mendapat kenangan pahit manis saat menjajakan alat-alat kesehatan ke sejumlah pusat pelayanan kesehatan.
Eri menjual alat-alat kesehatan ke seluruh kota di Jawa Timur menggunakan sepeda motor.
Ia tahu betul betapa susahnya mencari uang saat itu.
Namun, dari sana pula karier Eri semakin moncer hingga mampu mendirikan sebuah perusahaan dan mensuplai alat-alat keshatan di rumah sakit hingga menjadi konsultan.
Meski merasa sudah sukses saat itu, Eri diminta oleh orangtua untuk mendaftar sebagai pegawai negeri di Pemerintah Kota Surabaya.
Kala itu, ayahnya, Urip Suwondo, memang seorang birokrat yang bekerja di Pemkot Surabaya dan pensiun pada 2002.
Eri sendiri menjadi birokrat di Pemkot Surabaya pada 2001 saat berusia 24 tahun.
Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Eri juga memulai karir dari bawah, yakni sebagai staf di Dinas Bangunan selama kurang lebih enam bulan dengan golongan II C.
Kemudian Eri dipindah ke Bagian Bina Program yang di mana Kabag Bina Program saat itu dipimpin oleh Tri Rismaharini, mantan Wali Kota Surabaya yang menjabat sebagai Menteri Sosial (tahun 2000).
Saat menjadi anak buah Risma, Eri mulai dikenal luas di lingkungan Pemkot Surabaya, karena menjadi inisiator dengan membuat pelayanan elektronik di bidang pengadaan barang dan jasa (e-Procurement).
Eri bahkan pernah menjadi tenaga ahli Bappenas dan menjadi narasumber di sejumlah pemda di Indonesia.
Sebab, e-Procurement saat itu termasuk yang pertama di Indonesia untuk mewujudkan pemerintahan bersih dan anti korupsi.
Hak atas kekayaan intelektual aplikasi e-procurement itu adalah atas nama Eri Cahyadi.
Sehingga, pada 2006, Eri dipercaya menjabat Direktur Sekretariat Layanan e-Procurement untuk memastikan APBD bersih dari praktik koruptif demi kesejahteraan masyarakat.
Empat tahun berselang, pada 2010, Eri mendapatkan jabatan struktural sebagai Kepala Sub Bagian Pembinaan dan Pengendalian Bagian Bina Program.
Setahun kemudian, Eri dipercaya sebagai Sekretarais selaku Koordinator Utama LPSE Surabaya untuk mengelola dan mengawal pengadaan barang dan jasa secara terbuka melalui sistem elektronik yang bebas dari potensi kecurangan.
Pada tahun 2012, Eri diangkat sebagai Plt Kepala Bagian Bina Program dan diberi tanggung jawab untuk mengawal program dan rencana strategis Pemkot Surabaya agar seluruh kegiatan yang dijalankan mampu memberi dampak optimal bagi masyarakat.
Kemudian, pada 2013, Eri juga dipercaya sebagai Kepala Bidang Tata Bangunan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang untuk menjalankan kewenangan bidang tata bangunan serta mendukung pemenuhan kebutuhan sarana prasarana infrastruktur Surabaya.
Pada 2015, Eri Cahyadi diangkat sebagai Sekretaris Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang dan bertugas untuk mengoordinasikan penyelenggaraan urusan umum, perlengkapan, kepegawaian, program, perencanaan dan keuangan agar operasional dinas berjalan optimal.
Kemudian, pada 2017, Eri diberi amanah untuk menjabat sebagai Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) dan bertanggung jawab menjalankan penataan perumahan dan kawasan permukiman.
Pembangunan infrastruktur juga dipacu untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memastikan tata kota yang baik dan tidak menyingkirkan rakyat dari laju pembangunan.
Setahun berselang, pada 2018 Eri dipindah sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya.
Di tahun yang sama, Eri juga merangkap sebagai Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) hingga tahun 2020 sebelum akhirnya maju sebagai calon Wali Kota Surabaya pada Pilkada 2020 lalu.
Eri yang berpasangan dengan Armuji, dilantik Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat 26 Februari 2021.
Komisi Pemilihan Umum menetapkan Eri Cahyadi sebagai Wali Kota Surabaya setelah unggul perolehan suara melawan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman yang diusung koalisi besar berisi delapan partai, yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Partai Demokrat, dan Partai Nasdem.
Eri Cahyadi yang diusung Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan dan didukung Partai Solidaritas Indonesia (PSI), meraup suara sebesar 597.540 atau 56,94 persen dari total suara sah Pilkada Surabaya 2020.
berita viral
Pilwali Surabaya 2024
Pilkada Surabaya 2024
Eri Cahyadi
profil Eri Cahyadi
wali kota Surabaya terpilih
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Eri Cahyadi Jadi Wali Kota Suara Tertinggi Nasional di Pilkada 2024, Timses : Bentuk Apresiasi Warga |
![]() |
---|
Profil Armuji Wakil Wali Kota Surabaya Terpilih 2024, Harta Kekayaannya Tembus Rp 27 Miliar |
![]() |
---|
Calon Ketua PDIP Surabaya Ini Protes Diundang Syukuran Pilwali Surabaya Beberapa Jam Sebelum Acara |
![]() |
---|
Hasil Pilkada Surabaya dan Sidoarjo 2024, Eri-Armuji Raih 81,4 Persen, Subandi-Mimik Menang Telak |
![]() |
---|
Eri Cahyadi-Armuji Raih Nyaris 1 Juta Suara di Pilwali Surabaya 2024, Tim Pemenangan: Cetak Sejarah! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.