Pelajar Di Semarang Tewas Ditembak

4 Kejanggalan Baru Kasus Polisi Tembak Mati Pelajar di Semarang, Waktu Kematian hingga Bukti CCTV

Terungkap 4 kejanggalan baru di kasus polisi tembak mati pelajar di Semarang, Jawa Tengah. Pihak keluarga akhirnya mau blak-blakan.

Editor: Musahadah
kolase tribun jateng
Terungkap 4 kejanggalan baru kasus polisi tembak mati pelajar di Semarang. 

"Dibuka namung rai thok, kepengen weruh bener putu kula napa mboten (Dibuka hanya bagian wajah saja, ingin tahu apakah benar cucu saya atau bukan)," ungkapnya.

S mengungkapkan, cucunya merupakan sosok yang pendiam dan penurut.

Biasanya cucunya itu pulang ke Sragen saat momen Lebaran atau libur sekolah.

"Pendiam, bukan anak nakal, penurut. Kalau tidak diajak ngomong, tidak ngomong," ungkapnya.

4. Polisi Tak Mau Perlihatkan CCTV ke Komnas HAM

Habiburokhman mengungkapkan kejengkelannnya terhadap Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar.
Habiburokhman mengungkapkan kejengkelannnya terhadap Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar. (kolase nusantara tv/tribun jateng)

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto mengatakan, mengklaim memiliki bukti rekaman CCTV terkait penembakan itu.

 "Nanti akan dilakukan penyelidikan dan kroscek dengan saksi-saksi yang ada," sambung Artanto.

Meski mengaku punya bukti rekaman CCTV, Artanto menolak memperlihatkan rekaman adegan penembakan tersebut.

"(Jangan) Itu sebagai alat kita untuk proses hukum. Bukti kita jangan sampai (keluar) lalu menjadi konsumsi banyak orang," dalih Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/11/2024).

Menurutnya, adegan ini menjadi bagian krusial terutama soal klaim polisi bahwa Aipda Robig Zaenudin diserang ketiga korban meliputi GRO (korban tewas), AD (luka tembak di dada) dan SA (luka tembak di tangan). 

Polisi menuding ketiga korban menyerang terlebih dahulu ke Aipda Robig sehingga dia meletuskan pistolnya sebanyak dua kali.

"(Nembaknya) pakai senjata organik. Dimiliki oleh yang bersangkutan," beber Artanto. 

Polisi juga enggan membeberkan posisi penembakan antara Aipda Robig dengan korban.  

"Itu nanti kita sampaikan diproses penyelidikan," terang Artanto.

Dia juga membantah soal kabar Aipda Robiq tengah mabuk minuman keras ketika kejadian penembakan.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved