Berita Bangkalan
7 Sapi Tanpa 'Anting' Bikin Panik Disnak Bangkalan, Sudah Pulih Usai Terindikasi Terjangkit PMK
Apalagi kemudian disinyalir sapi-sapi itu terjangkit PMK, meski pada akhirnya kondisinya bisa dikendalikan
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Semua ternak sapi di Bangkalan baik dari peternak lokal maupun dari luar daerah, wajib memakai 'anting'.
Bukan agar sapi-sapi itu cantik, tetapi anting (eartag) itu sudah menjadi bukti bahwa sapi itu sehat dan sudah divaksin anti Penyakit Mulut dan Kaki (PMK).
Karena itulah, ketikam pekan ini ada informasi 7 ekor sapi di Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan tida ber-eartag, dinas terkait sempat panik.
Apalagi kemudian disinyalir sapi-sapi itu terjangkit PMK, meski pada akhirnya kondisinya bisa dikendalikan oleh Dinas Peternakan (Disnak) Bangkalan.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnak Bangkalan, drh Ali Makki mengungkapkan, informasi terkait sapi-sapi tersebut diterima melalui surat dari Kepala Desa (Kades) Patereman pada 18 November 2024
“Saat itu juga kami tindaklanjuti dengan menugaskan petugas lapangan untuk menuju lokasi. Pada saat itu juga kami sudah melakukan penanganan dengan memberikan antibiotik, antipiretik, vitamin, dan luka yang ada di teracak sudah disemprot,” ungkap Ali kepada SURYA, Kamis (21/11/2024).
Sehari berselang, Ali turun ke lokasi untuk melihat langsung kondisi sapi-sapi yang sudah mendapat penanganan. Hasilnya, sapi-sapi yang terindikasi PMK mulai pulih, nafsu makan kembali baik, bahkan sudah kembali berdiri.
“Hanya ada penanganan yang lebih intensif pada luka teracaknya karena bersentuhan dengan kotoran. Peternak memang harus rajin membersihkan setiap hari dan menyemprotkan antibiotik,” jelasnya.
Seperti diketahui, Kabupaten Bangkalan pernah berstatus zona hitam setelah terjerembab ke dasar kubangan wabah PMK yang mulai menyerang sapi-sapi di perbatasan Sampang, seperti Kecamatan Blega, Modung, dan Konang pada pertengahan Mei 2022.
Saat itu, Status Terkini PMK di Bangkalan menyebutkan, secara gejala klinis terpantau 16 ekor sapi atau secara akumulatif 68 ekor suspek PMK dari total 2.844 ekor sapi. Sedangkan pada kolom positif dan mati menunjukkan angka nol.
Kondisi itu memancing sejumlah petugas Medik Laboratorium Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta datang ke Bangkalan. Mereka mengambil sampel darah, sampel lesi dari luka lecet atau melepuh di bagian mulut, lidah, dan kuku dari sapi yang suspek PMK.
Pada pertengahan Juni 2022, sebaran virus PMK sapi semakin masif dan menunjukkan angka mengkhawatirkan. Sedangkan persediaan obat-obatan di Diskan semakin menipis.
Sejumlah peternak dan pedagang sapi bahkan mendatangi Komisi B DPRD Kabupaten Bangkalan. Hal itu dipicu penerapan kebijakan lockdown terkait lalu lintas sapi dari Pulau Madura.
Sebaran harian virus PMK saat itu telah menggerogoti 546 ekor sapi dari hasil pemantauan terhadap 605 ekor sapi.
Kondisi itu memaksa Tim Satgas PMK Bangkalan menyarankan para peternak agar melakukan pengobatan tradisional secara mandiri, sambil menunggu bantuan pasokan obat-obatan.
Ali memaparkan, secara umum kasus yang menimpa 7 ekor sapi yang terjangkit pekan ini sudah bisa dilokalisir karena hewan-hewan ternak itu baru didatangkan dari pasar dan langsung dilaporkan.
Perputaran sapi di pasar-pasar hewan, lanjutnya, kalau tidak menggunakan eartag tidak akan diketahui riwayat penyakitnya. Dari mana sapi itu berasal, riwayat vaksinanya, apa sudah divaksin apa belum, pernah terjangkit penyakit apa saja.
“Kami tidak bisa mengetahui karena riwayatnya tidak terekam pada eartag, kalau bisa membeli sapi dengan eartag lebih baik, karena kita bisa melacak. Sapi-sapi yang tidak ada pergerakan keluar masuk dan vaksinasi juga sudah jalan, maka akan lebih tahan dan tidak terimbas sapi-sapi baru,” pungkasnya. ****
sapi Madura wajib pakai anting
eartag (anting)
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
Disnak Bangkalan
7 sapi PMK masuk Bangkalan
antisipasi PMK baru di Madura
Bangkalan
Rosyadi ke Rusia Sebagai Atase Pendidikan KBRI di Moskow, Dorong Mahasiswa UTM Kuliah di Luar Negeri |
![]() |
---|
Harga-Harga Naik Jelang Nataru, Penjual Mie Ayam di Bangkalan Terpaksa Oplos Cabai Merah dan Hijau |
![]() |
---|
Cabdindik Apresiasi Prestasi SMA/SMK Bangkalan Selama 2024, Meski Koordinasi Antar Lembaga Lemah |
![]() |
---|
Derita Kampung Nelayan di Kabupaten Bangkalan, 20 Tahun Dikepung Banjir |
![]() |
---|
Kader GP Ansor se-Indonesia Diasah di Bangkalan, Disiapkan Jadi Pemimpin Bangsa Berintegritas Tinggi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.