Berita Surabaya

Dukung Surabaya Regional Railway Line, Cahyo Harjo Ajak Pemda Siapkan Angkutan Pengumpang

Proyek pengerjaan Surabaya Regional Railway Line (SRRL) akan segera dimulai dalam waktu dekat.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: irwan sy
bobby constantine koloway/surya.co.id
Anggota DPRD Jawa Timur, Cahyo Harjo Prakoso, menggelar sarasehan bertema perencanaan pembangunan transportasi Jawa Timur dengan menghadirkan sejumlah narasumber berlatarbelakang praktisi tranportasi beberapa waktu lalu di Surabaya. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Proyek pengerjaan Surabaya Regional Railway Line (SRRL) akan segera dimulai dalam waktu dekat.

Anggota DPRD Jawa Timur, Cahyo Harjo Prakoso, mengajak pemerintah daerah untuk ikut mendukung Program Strategis Nasional (PSN) tersebut.

Cahyo menerangkan, proyek kereta listrik ini akan menghubungkan beberapa daerah aglomerasi Surabaya Raya seperti Sidoarjo, Surabaya, Gresik, hingga Lamongan.

"Surabaya menuju Lamongan sudah ada beberapa jalur double track-nya. Tinggal proses elektrifikasinya yang rencananya akan segera dilakukan," kata Cahyo ketika dikonfirmasi di Surabaya.

Anggaran mencapai Rp 3,2 triliun, proyek yang berlangsung multi-years ini akan menggunakan APBN sebagai sumber anggarannya.

"Infonya, anggaran dari pemerintah pusat," kata politisi Partai Gerindra ini.

Sekalipun masuk dalam PSN, Cahyo mengingatkan para pemerintah daerah untuk ikut serta berpartisipasi.

Dukungan dari seluruh aspek akan mengoptimalkan pelaksanaan fungsi proyek ini kepada masyarakat, di antaranya, melalui penyiapan kendaraan pengumpan (feeder).

Kendaraan pengumpang akan menjadi penghubung penumpang dari titik-titik pemberhentian SRRL dengan moda transportasi lainnya, sehingga penumpang akan semakin dimudahkan.

"Apalagi kalau kemudian penumpang juga bisa diintegrasikan, sehingga program ini bisa berkelanjutan," ucap Cahyo.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perencanaan transportasi di Jawa Timur, Cahyo secara khusus mempertemukan sejumlah stakeholder dengan masyarakat.

Lewat sebuah acara sarasehan bertema perencanaan pembangunan transportasi Jawa Timur, Cahyo menggali sejumlah tantangan pengembangan transportasi antar kota.

Acara sarasehan tersebut turut dihadiri Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono (BHS), Kepala Dinas Perhubungan Jatim Nyono, Kepala Bidang Pelayaran Dishub Jatim Luhur Pribadi, Direktur Utama PT Adiluhung Saranasegara Annita Puji Utami, Direktur Operasi dan Usaha PT Dharma Lautan Utama Rahmatika Ardianto, Sekdit Usaha dan suransi PT DLU Fadjar Harjo Saputro dan hingga Ketua Paguyuban Ekspedisi se-Surabaya Muslim.

"Kami memahami, urat nadi dari perekonomian kita salah satunya pondasinya adalah transportasi yang baik. Maka kami ingin mengadakan kegiatan ini dengan narasumber narasumber yang kredibel," kata Cahyo yang berlatarbelakang pengusaha transportasi laut ini.

Menurut Cahyo dengan mengutip data indeks aksesbilitas dan integrasi moda transportasi tahun sebelumnya, pengembangan transportasi di Jawa Timur cukup baik.

Sekalipun demikian, pihaknya mengingatkan soal dominasi pergerakan penumpang yang terpusat di Surabaya Raya.

"Bahwa di Surabaya Raya perputaran kendaraannya bisa sampai 5 juta unit. Untuk Gerbangkertasusila itu 10,2 juta unit. Kalau kita hanya mengandalkan transportasi pribadi, maka kita tidak bisa membayangkan beberapa tahun ke depan akan seperti apa tingkat crowded atau kemacetan yang akan terjadi. Termasuk, jumlah emisi gas yang luar biasa, serta potensi kemacetan ekonomi," jelasnya.

Menurutnya, masyarakat memiliki antusiasme terhadap moda transportasi publik, terutama transportasi yang memberikan kenyamanan, kepastian waktu, hingga tarif yang terjangkau seperti halnya kereta.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) misalnya, mayoritas penumpang kereta api utama/jarak jauh maupun penumpang kereta api lokal di Jawa Timur memulai perjalanan dari DAOP VIII Surabaya.

Sebanyak 18,84 juta penumpang tercatat melakukan perjalanan di DAOP VIII Surabaya.

Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibandingkan jumlah penumpang yang memulai pemberangkatan di DAOP VII Madiun dan DAOP IX Jember.

Berturut-turut di dua DAOP tersebut, jumlah penumpang baru sebanyak 2,11 juta penumpang dan 2,80 juta penumpang.

Hal ini cukup wajar terjadi mengingat DAOP VIII Surabaya meliputi 2 kota besar utama di Jawa Timur, yakni Kota Surabaya dan wilayah (Kabupaten dan Kota) Malang.

Karenanya, Cahyo mendukung upaya pemerintah provinsi untuk memperbanyak aspek transportasi umum.

"Sehingga, diharapkan ini bisa mengurai penumpukan kegiatan trasnportasi di Jawa Timur," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved