Kesehatan Masuk Prioritas APBD Jatim, Cahyo Harjo Minta RSUD Tingkatkan Transformasi Teknologi

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Perhatian APBD untuk sektor Rumah Sakit Umum Daerah di Jawa Timur diproyeksikan cukup besar. 

Anggota Komisi E DPRD Jatim Cahyo Harjo Prakoso berharap pelayanan kesehatan di instansi pemerintah turut ditingkatkan.

"Selama ini, pemerintah pusat dan daerah telah melakukan upgrading kualitas kesehatan melalui transformasi digital. Dengan adanya transformasi ini diharapkan tidak ada lagi kendala baik dari sisi pelayanan," kata Cahyo dikonfirmasi di sela acara Sarasehan Kesehatan di Surabaya, Minggu (3/11/2024).

Mengangkat tema "Peran Teknologi dalam Transformasi Layanan Kesehatan", acara ini diikuti sejumlah perwakilan lapisan masyarakat. 

Cahyo ikut menyampaikan sejumlah tantangan penerapan teknologi dalam layanan kesehatan.

"Terutama sisi keterbukaan informasi kemudian informasi untuk layanan kesehatan di masyarakat. Mengenai program-program itu memang kami sudah mengkomunikasikan dengan pihak terkait dari RSUD-RSUD melalui Dinas Kesehatan dan pihak-pihak terkait," tandasnya.

Pada Nota Keuangan Rancangan APBD Jatim tahun 2025, Pemerintah Provinsi memastikan aspek kesehatan menjadi salah satu prioritas. 

Pada anggaran tahun depan, urusan kesehatan direncanakan akan mendapatkan Rp5,35 triliun atau 20 persen dari total kekuatan APBD (Rp 26,16 triliun).

Dari angka tersebut, ada 15 rumah sakit milik Pemrov yang turut mendapatkan perhatian. 

Terbesar, ada RSUD Dr Soetomo Surabaya (Rp1,645 triliun), RSUD Dr Saiful Anwar Malang (Rp1,185 triliun), RSUD Dr. Soedono Madiun (Rp401 miliar), RSUD Haji Surabaya sebesar (Rp401 miliar), dan beberapa RS lainnya dengan angka di bawah Rp200 miliar.

Cahyo mengingatkan, pemberian alokasi anggaran harus diimbangi dengan peningkatan pelayanan yang lebih baik. Terutama, dalam hal penerapan teknologi.

Cahyo menegaskan, Komisi E telah mendorong Dinas bersama RSUD untuk meningkatkan kualitas pelayanan. 

"Termasuk, dengan meminimalisir potensi-potensi terjadinya penumpukan pasien," kata Politisi Partai Gerindra ini.

"Kami sebagai legislatif siap untuk bekerja sama dengan pemerintah maupun asosiasi kesehatan, tokoh-tokoh Kesehatan, atau pun lembaga lainnya. Kita siap berkolaborasi mengingatkan dan memberikan masukan kepada pemerintah maupun kepada masyarakat bagaimana kita memaksimalkan kualitasnya," lanjutnya.

Terhadap besarnya anggaran tersebut, Cahyo meminta Pemerintah untuk turut memastikan pelayanan juga meningkat. 

Menurutnya, aspek kesehatan menjadi salah satu penunjang peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Jawa Timur.

"(Aspek teknologi kesehatan) memang membutuhkan biaya besar. Tetapi, investasi untuk kepentingan sumber daya manusia itu menurut saya tidak ada harganya," tegasnya.

"Itu boleh saja dilakukan. Tinggal kita bagaimana anggarannya betul-betul efisien dan bisa diaplikasikan dengan baik. Sekali lagi, ini demi masyarakat. Sekalipun, anggaran tersebut belum diputuskan karena saat ini masih dalam tahapan pembahasan," kata Ketua DPC Gerindra Surabaya ini.

Praktisi kesehatan dr Dwi Wijayanto menjelaskan pentingnya penerapan teknologi di bidang kesehatan. 

Tak hanya pelayanan kepada pasien, namun juga mencakup sejumlah hal administratif para tenaga kesehatan.

"Teknologi kesehatan saat ini sangat membantu, baik masyarakatnya maupun tenaga medisnya. Bagi tenaga kesehatan, kami bisa mengakses  STR (Surat Tanda Registrasi), SIP (Surat Izin Praktik), termasuk meng-upgrade ilmu, serta mengejar standarisasi SKP secara online," kata dr Dwi.

Pun dengan pasien, transformasi teknologi memudahkan sejak pasien melakukan pendaftaran. 

Melalui JKN Online, pasien dapat mengakses pendaftaran hingga rekam medis.

"Kalau dulu memang harus datang pagi untuk mengambil antrean, kini bisa mengakses melalui JKN. Namun, memang hal ini belum tersosialisasikan dengan baik kepada masyarakat," tandasnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS