BEM FISIP Unair Dibekukan

4 Fakta BEM FISIP Unair Dibekukan Gegara Seni Satir Kritik Prabowo-Gibran, Dekan Dianggap Berlebihan

Inilah sederet fakta tentang polemik BEM FISIP Unair Surabaya dibekukan. Pres BEM Tak Menyerah, Pakar Sebut Dekan Berlebihan.

kolase SURYA.co.id
BEM FISIP Unair Surabaya Dibekukan gara-gara membuat karya seni satir kritik Prabowo-Gibran. Simak rangkuman faktanya. 

SURYA.co.id, SURABAYA - Terungkap sederet fakta tentang polemik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) Surabaya dibekukan.

Diketahui, polemik BEM FISIP Unair dibekukan gara-gara membuat seni satir kritik Prabowo-Gibran ramai jadi sorotan.

Kronologi BEM FISIP Unair dibekukan terungkap dalam berita acara yang dibagikan di instagram @bemfisipunair.

Meski demikian, Presiden BEM FISIP Unair Tuffahati Ullayyah mengaku pihaknya tak akan menyerah.

Ia mengungkapkan, BEM FISIP sejak awal struktural kabinet Panca Aksara terbentuk berkomitmen menciptakan kebermanfaatan untuk seluruh Civitas Akademika FISIP Unair. 

Baca juga: Sosok Tuffahati Ullayyah Presiden BEM Fisip Unair yang Tak Menyerah Meski Pihaknya Dibekukan Dekanat

Selain itu, polemik ini ternyata juga jadi perhatian Pakar Politik Unair, Dr Airlangga Pribadi Kusman SIP MSi PhD.

Ia menganggap respons dekanat terlalu reaktif dan berlebihan.

Berikut rangkuman fakta selengkapnya.

  1. Kronologi Kejadian

Berdasarkan berita acara yang dibagikan di instagram @bemfisipunair, pemasangan karangan bunga itu dilakukan, Selasa (22/10/2024) pukul 15.00 WIB lalu. Dan sekitar pukul 18.45 WIB karangan bunga tersebut ditarik karena hujan.

Namun karena ditempatkan di lokasi strategis yang banyak dilewati warga kampus, karangan bunga ini kemudian viral di platform X dan Tiktok serta mendapat dukungan banyak mahasiswa.

Baca juga: Kronologi BEM FISIP Unair Dibekukan Imbas Karangan Bunga Untuk Prabowo-Gibran, Pres BEM Tak Menyerah

Kemudian, Kamis (24/10/2024), Ketua Komisi Etik Fakultas melakukan pemanggilan kepada BEM FISIP Unair untuk meminta klarifikasi terkait kepemilikan karangan bunga tersebut.

Dan Jumat (25/10/2024) pukul 09.03 WIB, Presiden BEM Fisip Unair bersama wakil dan menteri kajian politik dan kajian strategis memenuhi panggilan Komisi Etik Fakultas. 

Dan sorenya, pukul 16.13 WIB, BEM FISIP Unair mendapat surel yang dikirim melalui alamat email dekanat. Suret Nomor 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 itu menyatakan BEM FISIP Unair dibekukan.

2. Presiden BEM Tak Menyerah

PesBEM Fisip Unair, Tuffahati Ullayyah mengungkapkan, BEM FISIP sejak awal struktural kabinet Panca Aksara terbentuk berkomitmen menciptakan kebermanfaatan untuk seluruh Civitas Akademika FISIP Unair

Hal ini termasuk menumbuhkan jiwa kritis dan peka sosial kepada mahasiswa.

"Adapun janji kami hampir seluruhnya terwujud melalui puluhan program kerja dan agenda yang telah terlaksana dan sedang dilaksanakan. Termasuk pembuatan karya seni satir ini," kata Tuffahati.

Baca juga: Sosok Bagong Suyanto, Dekan yang Membekukan BEM FISIP Unair Imbas Ucapan Satir untuk Prabowo-Gibran

Dikatakannya, hingga saat ini pihaknya masih melakukan penguatan internal karena belum ada proses diskusi lebih lanjut dengan Dekan FISIP perihal surat pemberitahuan pembekuan BEM. 

Pihaknya sepakat untuk tidak menyerah dalam memproses keadilan bagi seluruh fungsionaris dan tetap melanjutkan tugasnya sampai waktu demisioner yang telah ditentukan.

"Komunikasi terakhir, konfirmasi besok (Senin, 28/10/2024) ada pertemuan dengan dekan pukul 08.00 WIB,," tegasnya.

3. Dekan Ogah Komentar

Dikonfirmasi terpisah Dekan FISIP Unair, Prof Dr Drs Bagong Suyanto MSi enggan berkomentar lebih lanjut dan membenarkan pertemuan dengan BEM FISIP yang direncanakan esok.

"Senin besok konfirmasi dengan media setelah pertemuan dengan BEM," ungkap Bagong.

Sementara itu Presiden BEM Unair, Aulia Thaariq Akbar membenarkan kabar pembekuan tersebut lantaran karangan bunga yang dibuat BEM FISIP. 

Dan pihaknya terus melakukan komunikasi untuk membantu apabila dibutuhkan bantuan advokasi.

"Kami terus komunikasi dengan presBEM (FISIP). Sambil menunggu pertemuan dengan dekan," kata Aulia.

4. Pakar Sebut Dekan Berlebihan

Pakar Politik Unair Surabaya, Dr Airlangga Pribadi Kusman SIP MSi PhD.
Pakar Politik Unair Surabaya, Dr Airlangga Pribadi Kusman SIP MSi PhD. (surya/sulvi sofiana (sulvi))

Langkah kekanak-kanakan dan paranoid dekanat itu menjadi sorotan publik dan akademisi. 

Salah satunya Pakar Politik Unair, Dr Airlangga Pribadi Kusman SIP MSi PhD yang menganggap respons dekanat terlalu reaktif dan berlebihan.

"Sebetulnya langkah dekanat terlalu reaktif dan berlebihan. Karena yang dilakukan BEM FISIP adalah suara kritis terhadap keadaan yang sedang terjadi dan diekspresikan dalam bentuk satire," ungkap Airlangga saat dikonfirmasi SURYA, Minggu (27/10/2024).

Menurut alumnus PhD dari Murdoch University Australia ini, apa yang dilakukan mahasiswa merupakan sikap kritis dan kepedulian pada keadaan politik yang mengalami pelemahan demokrasi. Dan daya kritis ini seharusnya dianggap sebagai bagian dari proses edukasi mahasiswa.

"Itu juga bagian dari bagaimana memperhatikan sikap dosen mereka yang menyampaikan opini kritis. Seharusnya diapresiasi, kalau dari artikulasi atau gagasan salah. Namanya anak muda tidak perlu direpresi seperti itu," ujar dosen pengajar Program Studi Ilmu Politik Unair ini.

Dikatakan Airlangga, apa yang dilakukan dekanat seolah membenarkan pandangan dan presepsi mahasiswa terkait pelemahan demokrasi dan kekhawatiran munculnya otoriterisme. Padahal dalam suasana politik saat ini, pihak kampus seharusnya memberikan ruang berekspresi yang luas. 

"Apalagi kampus juga dilindungi kebebasan mimbar akademik. Dan sebetulnya dengan reaksi kampus saat ini akan memicu respons balik yang semakin keras," tegasnya.

Ia pun menekankan jika dalam konteks kehidupan bernegara mengalami masalah pelemahan dekokrasi, maka kampus dan kalangan akademisi intelektual harus merehabitasi opini kritis masyarakat.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved