Berita Surabaya

Bakti Lingkungan Djarum Foundation Tanam 25.194 Pohon Trembesi di 5 Ruas Jalan Tol di Jawa

Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) melalui program Djarum Trees for Life (DTFL) melakukan penghijauan di sejumlah ruas jalan tol di Pulau Jawa.

|
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: irwan sy
bobby constantine koloway/surya.co.id
Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) melalui program Djarum Trees for Life (DTFL) melakukan serah terima 25.194 pohon trembesi di lima ruas jalan tol sepanjang Jawa Timur-Jawa Tengah, Rabu (23/10/2024) di Surabaya. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) melalui program Djarum Trees for Life (DTFL) melakukan penghijauan di sejumlah ruas jalan tol di Pulau Jawa.

Sebanyak 25.194 pohon trembesi di lima ruas jalan tol sepanjang Jawa Timur-Jawa Tengah yang telah hidup pun mulai diserah-terimakan kepada pengelola jalan tol masing-masing, Rabu (23/10/2024) di Hotel Morazen, Surabaya secara simbolis.

Setelah ditanam sejak 2019 lalu, ribuan pohon ini selanjutnya akan dikelola pihak tol.

"Sejak 2010, DTFL telah terlibat dalam program penghijauan lewat penanaman trembesi di sepanjang jalan di Pulau Jawa, Madura, Lombok, dan Sumatra," kata Program Director BLDF Jemmy Chayadi dikonfirmasi di sela acara tersebut.

Menurutnya, program ini menjadi dukungan DTFL terhadap pembangunan infrastruktur berkelanjutan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, terutama yang terkait sektor jalan bebas hambatan (tol).

Tak hanya itu, terobosan ini bisa sekaligus memberikan kontribusi membantu pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).

“Semua elemen masyarakat harus bergerak. Termasuk, bersama korporasi mencegah dampak negatif pemanasan global di lingkungan masing-masing,” katanya.

Hal ini sesuai rancangan Second Nationally Determined Contributions (NDC) 2031–2035.

"Inisiatif ini kemudian kami replikasi di sektor jalan bebas hambatan bersama para mitra pengelola jalan tol. Sinergi multipihak ini semakin esensial dalam membantu capaian target pemerintah atas pengurangan emisi GRK secara bertahap,” katanya.

Dalam program tersebut, BLDF melakukan hal ini tak sendiri.

Berkolaborasi dengan masyarakat sekitar dan pemerintah setempat, penanaman pohon dilakukan secara masif hingga menjangkau beberapa titik sekaligus.

Kolaborasi ini tak hanya menyangkut pada aspek penerimaan manfaat, namun juga pada aspek proses penanaman.

Hal ini penting, apalagi mengingat setelah perawatan dilakukan setelah 4 tahun oleh BLDF, perawatan pohon dilanjutkan oleh pihak pengelola.

Hal tersebut sesuai dengan lima pilar bakti di dalam Djarum Foundation, yakni meliputi bakti sosial, bakti olahraga, bakti lingkungan, bakti pendidikan, dan bakti budaya.

Program ini telah dimulai sejak 2019.

Saat itu, DTFL bersama dengan PT Jasa Marga Solo Ngawi menginisiasi penanaman di ruas tol Solo-Ngawi.

Kemudian dilanjutkan di tahun-tahun berikutnya lewat kerjasama dengan PT Marga Harjaya Infrastruktur (ruas Tol Jombang-Mojokerto), PT Pemalang Batal Toll Road (ruas Tol Pemalang-Batang), PT Transjawa Paspro Jalan Tol (ruas Pasuruan-Probolinggo) dan PT Pejagan Pemalang Toll Road (ruas Pejagan-Pemalang).

Dalam kurun waktu tersebut, total penanaman bibit trembesi menjangkau 267 km ruas jalan tol.

Setelah ditanam, DTFL melanjutkan dengan melakukan perawatan selama 3 tahun untuk memastikan pertumbuhan pohon yang optimal.

Kementerian Pekerjaan Umum menyambut baik program ini.

Selama ini, Pemerintah telah menyelenggarakan infrastruktur berkelanjutan di sektor jalan bebas hambatan (tol).

Hal ini perlu mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, lingkungan, dan tata kelola.

Dalam implementasinya di sektor lingkungan, penanaman trembesi berfungsi untuk pengurangan emisi.

Sebab, mampu menyerap 28,5 ton CO2 per tahun.

"Tak hanya itu, program ini juga berfungsi untuk resapan air. Sekalipun, perencanaan hingga penanamannya perlu mengikuti aturan yang berlaku,” kata Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum Rachman Arief Dienaputra dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Balai Perkerasan dan Lingkungan Jalan Neni Kusniati.

Pakar dari Sekolah Lingkungan Universitas Indonesia dan Ketua Umum APIKI (Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan) Network, Mahawan Karuniasa menegaskan pentingnya menjaga lingkungan. Saat ini isu tersebut menjadi tren terkini yang banyak menjadi perhatian.

“Negara-negara dunia berkomitmen untuk menjaga agar suhu bumi tidak mengalami kenaikan lebih dari 1,5 derajat per tahun," kata Mahawan dalam diskusi bertajuk 'Urgensi Pembangunan Berkelanjutan di Sektor Infrastruktur Jalan Tol' yang menjadi rangkaian acara ini.

Untuk mencapai itu, perlu upaya mitigasi, di antaranya melalui penanaman pohon untuk menyerap emisi dari gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.

"Upaya ini makin krusial karena akhir-akhir ini terdapat riset yang menyebutkan berkurangnya kemampuan pohon untuk berfotosintesis dan menyerap emisi akibat perubahan iklim. Maka itu, inisiatif penanaman pohon tentunya perlu lebih digalakkan,” kata Mahawan.

Anggota BPJT Sony Sulaksono Wibowo mengatakan bahwa pembangunan jalan tol memjadi upaya peningkatan konektivitas.

Masalah penghijauan turut masuk di dalamnya.

"Sebagai regulator, BPJT mendorong kerja sama seperti inisiasi DTFL dengan mitra pengelola jalan tol seperti ini agar masyarakat menerima manfaat holistik. Tidak hanya untuk keteduhan di ruas jalan dan rest area, tetapi juga untuk pengurangan emisi dan kualitas udara yang lebih baik,” kata Sony di tempat yang sama.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved