Berita Lumajang

Jembatan Gladak Abang Turun 8 Cm, Satlantas Polres Lumajang Minta Pengalihan Lalu Lintas Ditunda

Kemudian armada bus jurusan Kencong akan melewati rute Suwandak yang melewati Jembatan Gladak Abang dan sebaliknya

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Deddy Humana
surya/erwin wicaksono (erwin)
Pengecekan kondisi Jembatan Gladak Abang Lumajang, Jumat (18/10/2024). 


SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Rencana pengalihan arus kendaraan berat dari Jalan Lingkar Timur (JLT) menuju Jembatan Gladak Abang Lumajang diminta agar ditangguhkan sementara.

Baru-baru ini, wacana pengalihan arus mencuat menyusul adanya penyempitan atau pembangunan median jalan di sisi pintu masuk JLT tepatnya di lampu merah Simpang Tiga Tukum Lumajang.

Sebelumnya rute pengalihan arus lalu lintas akan diterapkan, di mana truk dan kendaraan besar tidak melewati JLT. Bagi kendaraan yang hendak ke arah Jember, bisa langsung menuju Jatiroto. 

Kemudian armada bus jurusan Kencong akan melewati rute Suwandak yang melewati Jembatan Gladak Abang dan sebaliknya. Pengalihan arus tersebut rencananya diterapkan pada 22 Oktober 2024 sampai akhir tahun 2024.

Kasat Lantas Polres Lumajang, AKP Mohamad Syaikhu menjelaskan, rekomendasi penangguhan pengalihan arus diberikan berdasarkan temuan kondisi Jembatan Gladak Abang terkini.

"Jembatan Gladak Abang mengalami penurunan berdasarkan pengecekan kami bersama Dinas PU Provinsi Jawa Timur. Sesuai petunjuk Bapak Kapolres, pengalihan arus karena pembangunan di JLT sementara ditangguhkan dahulu," ujar Syaikhu ketika dikonfirmasi, Jumat (18/10/2024).

Menurut Syaikhu, rekomendasi tersebut diberikan lantaran memperhatikan faktor keselamatan bagi pengguna jalan. 

"Kami melihat faktor keamanan bagi pengguna jalan, jika kendaraan tetap dipaksa melewati jalur Jalan Panjaitan - Suwandak maka akan terjadi kepadatan arus. Mengingat Jembatan Gladak Abang juga sudah tua," jelas Syaikhu.

Menurut Syaikhu, rekomendasi dari forum lalu lintas di Lumajang akan disampaikan kepada Pemkab Lumajang terkait tindakan selanjutnya mengenai pengalihan arus lalu lintas

"Dari forum lalu lintas kami sudah menggali saran dari temuan di lapangan seperti apa untuk nantinya kami sampaikan ke pemerintah. Kami imbau kepada seluruh pengguna jalan agar senantiasa memperhatikan keselamatan lalu lintas," sebutnya.

Sementara Koordinator Lapang UPT PJJ Dinas PU Provinsi Jawa Timur wilayah Lumajang, Sudarman menjelaskan, Jembatan Gladak Abang memang mengalami penurunan sekitar lebih dari 8 centimeter.

Sebelumnya, pengalihan arus lalu lintas pernah dilakukan dengan melewati Jembatan Gladak Abang saat JLT sedang diperbaiki. "Penurunan jembatan sekitar 8 centimeter, disinyalir karena penumpukan kendaraan berat itu," kata Sudarman.

Menurut Sudarman, kondisi jarak lampu pemberhentian lalu lintas dengan Jembatan Gladak Abang terlalu pendek sehingga berpotensi menyebabkan penumpukan kendaraan di jembatan. Jika terjadi maka dikhawatirkan mengganggu kekuatan jembatan yang dibangun tahun 1942 itu.

"Transit atau jarak jalur pemberhentian di Gladak Abang dengan lampu merah terlalu pendek. Sehingga terjadi penumpukan. Kalau menumpuk beban akan semakin berat, sedangkan konstruksi jembatan sudah tua," paparnya.

Ditambahkan Sudarman, jembatan itu sejatinya masih layak digunakan apabila tidak ada penumpukan arus lalu lintas. "Namun kalau kendaraan banyakk berhenti di jembatan itu juga akhirnya mengkhawatirkan," jelas Sudarman.

Di sisi lain, Dishub Lumajang akan menyampaikan rekomendasi untuk pertimbangan dari temuan yang dilakukan ini. "Dari hasil rekomendasi forum ini akan kami sampaikan selanjutnya," tutup Arie W, Kabid Lalu Lintas Dishub Lumajang. ****

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved