Berita Viral

Tabiat Bu Wiga Guru Honorer di Banyuwangi yang Rutin Bantu Siswa Tak Mampu, Padahal Gajinya 200.000

Terungkap tabiat Bu Wiga, guru honorer di Banyuwangi, Jawa Timur, yang rutin bantu siswa kurang mampu meskipun gajinya hanya Rp 200 ribu per bulan.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kompas.com
Bu Wiga, guru honorer di Banyuwangi bersama murid-muridnya 

SURYA.CO.ID - Terungkap tabiat Bu Wiga, guru honorer di Banyuwangi, Jawa Timur, yang rutin bantu siswa kurang mampu meskipun gajinya hanya Rp 200 ribu per bulan.

Ternyata, saat mengawali profesi guru, Bu Wiga berjuang mati-matian untuk mendapatkan siswa di tempatnya mengajar, di SMP swasta berlokasi di Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim).

Sebab, saat itu tempatnya mengajar hanya memiliki 40 siswa, 4 guru, dan kepala sekolah.

"Sekolah tempat saya mengajar antara ada dan tiada. Padahal sekolahnya sudah lama, bahkan kakek saya dulu mengajar di sini. Papa saya dan keluarganya juga sekolah di sini." 

Saat PPDB berlangsung, dia akan mencari anak yang putus sekolah agar bisa melanjutkan pendidikan di sekolahnya.

"Pertama kali mengajar, saya ajak anak tetangga. Saya datangi satu per satu agar mereka mau sekolah."

"Saya bilang enggak usah bayar seragam, enggak usah bayar apa-apa."

Baca juga: Kisah Lengkap Pak Alvi Guru Honorer Nyambi Kerja Jadi Pemulung, Ternyata Sudah Memulung Sejak Kuliah

"Untuk SPP bisa bayar semampunya. Mau Rp 10.000, mau Rp 5.000 tidak masalah. Yang penting anak-anak mau sekolah," kata Wiga.

"Saya jemput, saya ajak sekolah karena sebelumnya memang berhenti setelah lulus SD. Ada juga murid saya yang jadi pengamen di jalan," kata Wiga sambil tersenyum.

Tak hanya itu, selama ini mereka juga tak menggelar upacara karena tak memiliki pengeras suara.

"Murid saya tanya bu kapan upacara. Saya jawab nanti ya kalau ada pengeras suara karena memang pengeras suara yang lama sudah rusak," kata dia.

Ajarkan Siswa Menabung

Baca juga: Sosok Bu Wiga Guru di Banyuwangi yang Rutin Bantu Siswa Tak Mampu, Padahal Gajinya 200.000

Bukan hanya mengajar, Bu Wiga juga mengajarkan para muridnya menabung sebesar Rp 1.000 per hari.

Uang tersebut akan digunakan untuk membayar biaya ijazah jika lulus SMP.

"Kenapa mewajibkan menabung Rp 1.000 ya untuk kebutuhan mereka nanti saat lulus karena sekarang banyak ijazah yang tidak diambil karena kendala ekonomi," katanya.

Selama menjadi guru di SMP tersebut, Wiga mendapatkan banyak pengalaman salah satunya adalah pendidikan yang tidak menjadi prioritas orang tua.

Selain itu banyak muridnya yang berasal dari keluarga yang kekurangan, baik kekurangan ekonomi dan kasih sayang.

Baca juga: Alasan Mulia Wiga Jadi Guru Honorer Meski Dibayar Rp 200 Ribu dan Sisihkan Gaji untuk Bantu Siswa

Alasan itu yang menjadi dasar ia tetap mengajar, walau menerima gaji Rp 200.000 per bulan.

"Saya ibu dengan dua anak dan menyadari bahwa pendidikan ini penting buat mereka. Dan mengajar adalah kebahagian buat saya," kata dia.

Tak hanya itu, setelah pandemi Covid-19, ia sempat terkejut saat tahu banyak siswa SMP yang ia ajar tak lancar membawa dan menulis.

"Sekolah ini kan memfasilitasi murid untuk belajar, di rumah nanti harus diulangi lagi dan ada peran orang tua. Tapi di sini peran orang tua sangat minim," kata dia.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved