Honda DBL with Kopi Good Day 2024

Clarissa Michaella dari Balikpapan Siap Menjadi Juara di DBL Surabaya

Clarissa Michaella, yang merantau dari Balikpapan ke Surabaya demi memperdalam kemampuan basketnya, berbagi cerita mengenai ambisinya. 

Editor: Cak Sur
DBL Indonesia
Aksi Clarissa Michaella (nomor punggung 30) dalam Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java Championship Series. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Ambisi besar menghampiri tim basket putri SMA St. Louis 1 Surabaya (Sinlui) dalam ajang Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java Championship Series. 

Setelah sebelumnya hanya mencapai posisi Runner-Up di Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java-North, mereka kini menargetkan posisi juara.

Pada laga perdana mereka di ajang DBL East Java Championship 2024 melawan SMAN 1 Kediri, tim putri Sinlui menunjukkan permainan agresif. 

Pertandingan yang berlangsung pada Senin, 7 Oktober 2024, berakhir dengan kemenangan telak bagi Sinlui dengan skor 59-26. 

Salah satu pemain yang mencuri perhatian adalah Clarissa Michaella, yang dikenal dengan kemampuannya dalam mencuri bola. 

Dalam tujuh pertandingan, Misel, sapaan akrabnya, telah mencatatkan 26 steal, menjadikannya pemain dengan catatan steal terbanyak di tim putri Sinlui.

Clarissa Michaella, yang merantau dari Balikpapan demi memperdalam kemampuan basketnya, berbagi cerita mengenai ambisinya. 

“Saya ingin tahun ini kami menjadi juara di Championship Series. Sudah lama tim putri Sinlui tidak menjadi juara, dan kami berharap bisa membawa pulang gelar juara untuk tim putra dan putri,” ujar pemain kelahiran 2008 ini.

Keputusan Misel untuk bersekolah di Sinlui tak lepas dari dukungan sang ibu, yang juga merupakan alumni sekolah tersebut. 

Dari SMP, saya sudah mencari sekolah yang bagus untuk basket, dan karena mama alumni Sinlui, saya memilih sekolah ini. Mama juga mendukung agar saya sekolah di luar Balikpapan supaya lebih berkembang,” jelas Misel.

Perjalanan Misel di Surabaya selama dua tahun telah mengajarkannya banyak hal, terutama tentang kemandirian. 

Berada jauh dari keluarga, Misel belajar mengelola kehidupan sehari-hari sendiri, mulai dari urusan keuangan hingga menjalani kehidupan sebagai seorang student athlete.

“Saya jadi lebih mandiri di sini, karena tidak ada mama dan papa. Selain itu, saya juga harus belajar beradaptasi dengan budaya yang berbeda, termasuk bahasa,” kata Misel sambil tertawa.

Meski merasa nyaman di Surabaya, Misel tidak bisa menghindari rasa rindu akan kampung halaman dan keluarganya di Balikpapan

Dengan jadwal latihan yang padat, ia hanya memiliki kesempatan untuk pulang satu kali dalam setahun. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved