Honda DBL with Kopi Good Day 2024

Semenit Penuh Arti bagi Mario dan Tim Smarihasta di DBL Surabaya 2024

Laga perempat final DBL Surabaya antara SMAN 8 Malang dan SMA Gloria 1 Surabaya, menjadi momen penuh emosi bagi Muhammad Wilky Mario Firmansyah. 

Editor: Cak Sur
DBL Indonesia
Muhammad Wilky Mario Firmansyah (tengah) di gelaran Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java Championship 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Laga perempat final DBL Surabaya atau Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java Championship antara SMAN 8 Malang (Smarihasta) dan SMA Gloria 1 Surabaya, menjadi momen penuh emosi bagi Muhammad Wilky Mario Firmansyah

Di tengah kebanggaan bisa tampil di DBL Arena Surabaya, Mario harus berjuang melawan cedera yang membatasi performanya.

Cedera anterior cruciate ligament (ACL) yang dialami Mario seminggu sebelum dimulainya DBL Malang, membuatnya hanya bisa bermain selama satu menit dalam pertandingan krusial tersebut. 

Namun, dukungan dari pelatih dan rekan-rekannya menciptakan momen haru ketika pelatih Smarihasta, Juni Adi Cahyanto, memutuskan untuk memasukkan Mario pada menit 01.14 kuarter keempat. 

Meski langkahnya terlihat berat, Mario tetap berusaha memanfaatkan kesempatan itu sebagai bentuk perjuangan bersama timnya.

"Coach Juni bilang, jangan lari, cukup jogging saja. Teman-teman juga memberikan bola ke saya dan meski upaya tembakan saya tidak berhasil, saya merasa sangat dihormati oleh tim ini," ujar Mario.

Pertandingan berakhir dengan kemenangan SMA Gloria 1 Surabaya dengan skor 51-23. 

Meski demikian, bagi Mario, momen satu menit itu menjadi kenangan tak terlupakan, di mana timnya menunjukkan solidaritas yang mendalam. 

Tim Smarihasta memberikan penghormatan kepada Mario, meskipun mereka harus menghadapi risiko technical foul, karena memasukkannya ke dalam pertandingan meskipun menit bermainnya tidak mencukupi.

Mario mengalami cedera ACL saat bermain di Perbasi Cup Malang. 

"Saya cedera ketika ingin melakukan drive, lalu terdorong dan kaki saya terpelintir," ungkapnya, menggambarkan momen menyakitkan tersebut. 

Cedera itu membuat mentalnya sempat terpuruk, namun dukungan dari rekan-rekannya, seperti Mikail Nathan Murryawan dan Panji Sauma Alfarezel membuat Mario tetap bersemangat.

"Ibuku sebenarnya menyarankan saya berhenti bermain basket dan fokus pada pemulihan. Tapi karena dukungan dari teman-teman, saya tetap bermain, meski hanya satu menit," jelas Mario. 

Momen singkat itu dirasakan ibunya, Linda Kristiana, seolah berlangsung selama 100 jam karena kecemasannya.

Setelah pertandingan usai, Mario dijadwalkan menjalani operasi dan mempersiapkan diri untuk Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur mendatang.

 Meski perjalanan bersama tim Smarihasta di DBL harus berakhir, Mario tetap bangga dengan pencapaian tim dan dukungan dari keluarganya. (*)

➢ IKUTI UPDATE BERITA MENARIK LAINNYA di GOOGLE NEWS SURYA.CO.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved